Saat ini Fadia duduk di kursi belakang mobil milik Arsen yang dikemudikan oleh Hedy. Hedy menyodorkan tisu pada Fadia saat menyadari istri dari bosnya itu tampak menangis meskipun tanpa suara.
“Saya turut prihatin dengan yang menimpa Tuan Arsen,” ucap Hedy dengan pandangan yang fokus ke arah jalanan. “Juga dengan yang menimpa Anda, Nyonya. Maafkan saya tidak berdaya saat melihat Anda diusir dari sana, padahal seharusnya Nyonya berada di samping Tuan Arsen, bukan Dokter Revana.”
“Aku nggak terkejut dengan yang terjadi. Apalagi aku udah tahu kalau mama memang sebenarnya nggak menyukaiku,” jawab Fadia. “Dan baru hari ini mama mengatakannya dengan terang-terangan. Itu artinya mulai hari ini … mama nggak akan berpura-pura merestui kami lagi. Aku pun nggak bisa berpura-pura polos seperti sebelumny……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.