Arsen yang merasa bertambah gila saat tidak menemukan wanita yang dicarinya, kini tetap merasa gila bahkan setelah menemukannya. Bagaimana tidak, setelah berpisah dengan Larisa karena wanita itu sedang buru-buru hendak pergi ke suatu tempat, Arsen yang juga bergegas pulang sama sekali tak bisa menyembunyikan raut wajah bahagianya. Pria itu terus senyam-senyum sendiri, hal yang membuatnya seperti orang gila.
Arsen tahu, ia masih belum bisa menemukan jawaban kenapa dirinya yang amnesia sering menyetir secara spontan ke depan apartemen itu terlebih bukan terjadi sekali, melainkan berkali-kali. Namun meskipun begitu, setidaknya Arsen kini punya tujuan. Ya, Larisa kini menjadi tujuan utamanya.
Arsen berpikir … dari sekian banyak tempat, kenapa Larisa pindah ke apartemen itu? Apa ini takdir ag……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.