"Silakan masuk, Nona," ucap Arsen ramah.
Suara itu … sudah lama Fadia baru mendengarnya lagi. Antara senang, terharu dan bercampur rasa rindu saat mendengarnya. Apalagi Fadia sempat melihat Arsen terbaring lemah tak berdaya lantaran koma. Ia sungguh bersyukur Arsen selamat walaupun harus kehilangan ingatannya.
“Nona?” ucap Arsen lagi, mungkin bingung melihat Fadia hanya diam dan tak bereaksi apa-apa.
Fadia merutuki dirinya sendiri yang malah melamun. Spontan wanita itu melangkah masuk dan berdiri di samping suaminya. Ya, Arsen masih suaminya, bukan?
Entah timing-nya yang pas atau hanya kebetulan, bisa-bisanya mereka hanya berdua dan tidak ada orang lain yang menaiki lift ini.
"Lantai berapa?" tanya Arsen kemudian, membuat Fadia agak terkejut.
"Tu-tujuh belas,” jawab Fadia agak gugup.
“Tuju……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.