Dunia Fadia seakan hancur seketika setelah dokter memvonis blighted ovum pada kehamilannya. Apa boleh dunia menjadi se-kejam ini pada seorang Fadia yang baru sebentar saja merasakan bahagia?
Fadia menaruh harapan yang besar pada kehamilannya. Sesuatu yang berharga dan akan menjadi bukti kisah cintanya dengan Arsen. Namun, satu-satunya harapan yang dimiliki sekaligus kenangan terakhir dari suaminya … harus diambil juga dari hidup Fadia, membuatnya merasa tak memiliki apa-apa lagi.
“Bisakah aku menunggu satu atau dua pekan lagi, Dokter? Siapa tahu saja….” Fadia tak bisa melanjutkan kalimatnya lantaran tangisnya langsung pecah. Tangis yang sedari tadi ditahannya.
“Saya tahu berat rasanya kehilangan janin yang sangat diharapkan kehadirannya, hanya saja … ini yang terbaik,” jawab dokter……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.