Lala gadis muda baru lulus SMA. Usianya baru 19 tahun. Berkulit sawo matang dan berambut ikal dengan warna coklat senada dengan bola matanya.
Di pagi itu,Lala lari lari mengejar waktu untuk mendaftar sekolah di perguruan tinggi. Mengantri angkutan kota di Terminal, sesekali melihat jam yang terus berputar. Tiba-tiba di ujung pintu angkot muncul seorang pria yang tak asing bagi Lala. Si Hendro, dia adalah pemuda yang mengagumi Lala sejak duduk dibangku SMA tingkat akhir.
Lala terkejut akan datangnya Hendro secara tiba-tiba,
"Hah, kamu!" teriak Lala
"Lala ayo keluar, tak antar nanti kamu terlambat" pinta Hendro
Tak berpikir panjang lebar, Lala akhirnya turun dari angkot yang tak kunjung memutar rodanya dan berpindah di jok motor Hendro yang sudah siap melajukan motornya menuju tempat yang ia tuju.
Dinginnya pagi yang masuk di sela-sela kulit Lala membuatnya sedikit terlihat pucat dan beku. Sedikit dilirik oleh Hendro lewat spion motor. Kulitnya yang nampak pucat tetap terlihat manis dengan perpaduan shal warna coklat yang menjadi ciri khas Lala dimanapun dia pergi. Aura wajahnya tetap terlihat begitu karisma dan menawan.
"Lala" Hendro membuka pembicaraan diatas roda dua yang dikendarai bersama Lala.
"Kamu gak kedinginan? Udara pagi ini luar biasa. Aku yang didepan kamu saja meski sudah pakai jaket super tebal udaranya masih masuk diantara bulu kudu ku" ujar Hendro
"Ah kamu nih bisa aja, gak dingin kok" saut Lala
Lala berusaha membohongi Hendro, tapi Hendro tau bahwa Lala bohong, terlihat jelas warna bibirnya jadi berubah ungu gelap.
Sampailah diparkiran motor.
"Aku tidak parkir ya,aku tunggu kamu disini" bilang Hendro
"Parkir saja, kamu ikut masuk?! nunggu di taman dari pada nunggu disini"pinta Lala
"Oh,kalo gitu entar foto ya di Taman dekat pohon beringin yang rindang itu, aku mau foto sama kamu Lala" ujar Hendro
"Ah,lebay kau ini" balas Lala
hahahaha(tertawa bersama).
Lala naik ke lantai 7 untuk mengurus pendaftaran masuk perguruan tinggi tersebut. Selang beberapa jam Lala kembali turun menghampiri Hendro yang sudah dari tadi menunggunya di taman.
"Gimana hasilnya La"
"Belum, tunggu dalam waktu 1 Minggu nanti dapat kabar lewat SMS,di terima apa tidak"
"Oh gitu "
"Iya"
"Foto Dulu yuk,spot nya bagus nih" pinta Hendro yang ngebet pingin foto dari saat datang.
Dengan bantuan Pak kebun, jadi lah foto kami berdua di bawah pohon beringin yang rindang.
"Hasilnya bagus banget nih"
"trima kasih, Pak Bun" ujar Lala
Lala jadi terkagum dengan foto itu,yang ngebet Hendro mau mengabadikan moment,tapi Lala yang senang akan hasil fotonya.
"Kemana lagi nih!" ujar Hendro
"Pulang yuk?!" saut Lala
"Masak pulang!? jalan kemana gitu, ini mumpung aku libur bisa temani kamu seharian" ujar Hendro
"Kok dari tadi gak bilang klo libur" kat Lala
"Gimana klo kita ke pantai, dekat pemancingan di ujung kota" pinta Hendro
"Tapi,gak lama lama ya?" ujar Lala
"Oke" balas Hendro
Hendro melajukan motornya sangat kencang. Perjalanan memakan waktu hampir 1 jam dari tempat Lala mendaftar.
Angin yang sepoi-sepoi menyibakkan rambut Lala yang mampir di pipi Hendro.
Meski tersibak oleh angin, tak mengurangi sedikit pun kecantikan Lala.
"Duduk disitu yuk La" pinta Hendro
Lala hanya menganggukkan kepala tanda mau, sambil membeli beberapa cemilan kecil.
"La, setelah ini kamu melanjutkan sekolah lagi,sedang aku memilih untuk bekerja di percetakan milik ayahku. Tentu waktu untuk kita bertemu menjadi lebih sedikit dan tidak bisa seperti dulu. Meski itu milik ayahku,aku tetap kerja seperti karyawan yang lain. Jam kerjanya juga sama dari pagi sampai sore, malam harinya aku menjaga kedai kopi ku sampai jam 12 malam. Apa kamu nanti tidak keberatan dengan waktu ku yang semakin sedikit bersama denganmu?" Tanya Hendro
"Tak masalah bagiku mas, kan itu demi masa depan kita berdua. Klo kamu tak bisa mengantar jemput aku atau menghabiskan malam minggu denganku, aku bisa datang ke kedaimu, aku juga bisa membantumu melayani pelanggan mu. Kita buat simple saja ,oke!" Bilang Lala
"Banyak hal yang aku takutkan La" jelas Hendro
"Ah sudahlah,kita jalani dulu yaa" cepat Lala memutus obrolannya.
Hendro sedikit merapatkan duduknya dengan Lala. Tangannya dilingkarkan di pinggang dan kepalanya disandarkan di kepala Lala, sesekali dia membelai rambut Lala.
Tiba tiba Hendro mendaratkan ciumannya di kening Lala "Cupttt"
"Kau tau La, aku tak mau kehilangan dirimu. Karna saat ini hanya kamu yang ada dihatiku" ujar Hendro
"Ah kau ini, dari dulu gombal mulu ahh" balas Lala
" beneran La, apa rasa yang ada padaku saat ini,apa juga ada di hatimu La?" tanya Hendro
"Mas, perjalanan kita masih jauh. Aku sayang sama kamu, untuk menggapai bulan saja butuh waktu yang lama penuh terjal dan liku mas" jelas Lala
"Kau selalu dihatiku La" tegas Hendro
Lala hanya membalas senyuman sambil menatap wajahnya dan mencolek sedikit batang hidungnya.
Lala tak memungkiri hatinya pada Hendro. Tapi, masih banyak rintangan yang tidak bisa dibuka, terutama mama Hendro.
Matahari mulai tenggelam, mereka memutuskan untuk pulang. Hendro mengantar Lala persis di depan rumah.
"Masuk dulu yuk"pinta Lala
"Lain kali saja ya sayang (sambil sedikit mencubit dagu Lala), aku langsung pamit pulang, byee" ujar Hendro
Ketika Lala masuk rumah, Bapaknya sudah menyambut di Ruang tamu.
"Kemana aja? masak daftar naik angkot, pulang dibonceng motor?" tanya bapak Lala
"Tadi, di angkot tiba tiba Hendro datang. Karna angkot tak kunjung berangkat, Hendro memintaku turun,dia bersedia nganterin be(panggilan Lala pada bapaknya)" ujar Lala
"Anak zaman sekarang bisa saja alasannya" ujar Bapak Lala
Kringggggg kringggggggg kringgggggg telepon rumah berdering sangat nyaring
"Hallo,dari mana?" tanya Lala
"Hai sayang ini aku" saut dari sebrang "Ada acara apa hari ini?" lanjutnya
"Gak ada acara" jawab Lala
"Yuk ngikut yuk, jalan jalan santai ke mall saja yaa cuma jalan gak ada yang di beli" pinta Hendro
"Hemmmm oke" jawab Lala
"Aku jemput jam 11 ya" ujar Hendro
"Okey" Lala mengakhiri teleponnya
Lala langsung menutup telepon dan mandi. Gak lama kemudian Hendro datang dengan motor barunya. Sedikit senyum dengan sorot mata yang sayu Hendro menatap Lala.
"Kenapa!? Apa ada yang tidak beres dengan tampilan ku?" Tanya Lala
"Ah tidak, ayo buruan" bilangnya.
Sampai di mall dia tiba tiba mengajak Lala dinner di Restoran lumayan bergensi. Harga makanan yang tersaji terlihat menguras kantong.
"Pernah ke sini?" tanya Hendro
"Belum" jawab Lala
"Jadi ini first moment ya buat kita, aku juga belum pernah kesini, hehehehe" ujar Hendro
Mbak pramusaji datang mencatat apa saja yang dipesan ABCD
"Emmm tambah ini dua ya mbak" ujar Hendro
"Banyak banget sih, gak ke makan nanti" bilang Lala
"Sudah, nanti klo tidak habis bisa minta dibungkus kok" ujar Hendro
Tak berapa lama makanan siap dimeja.
Hendro sangat paham betul, kalo Lala asing dengan makanan yang Hendro pesan. Semuanya disuruh Hendro mencobanya.
"Gimana rasanya?" tanya Hendro
"Hemmmmmm, enak kok" ujar Lala
"Klo kamu suka, bisa jadi tempat favorit kita ya, jadi tiap habis gajian kita makan disini" kata Hendro
"Hhhhhh" Lala hanya tertawa kecil, sedikit melirik kearahnya, tampangnya yang manis,rambut yang sedikit teracak, dengan tampilan blouse dan celana pendek, menambah keren tampilannya.
Di setiap Valentine day dia selalu memberi Lala bunga Lily, untuk saat ini bagi Lala dia lah yang teristimewa.
senja ini, Lala melajukan motor ke kedai milik Hendro. Lala melihatnya sangat sibuk melayani pelanggan.
"Hai, aku bantu ya" pinta Lala
"Kamu kok disini!" keheranan Dia
"Iy, dirumah lagi tidak ada teman, sendirian" saut Lala
"Oow" reaksi Hendro
Dia begitu cekatan, pelanggan tak perlu lama untuk menikmati secangkir kopi dari seduhannya.
Dalam hati Lala "inikah hadiah dari tuhan untukku?"
"Hei, jangan melamun. perhatiin siapa? di sini banyak laki laki, awas kalo tergoda yaa" senggol pantatnya kepada Lala.
"Idih, kamu sialan yaaa" Lala membalas dengan cubitan
Saat Lala cuci gelas, Hendro menghampirinya.
"cupttt" ciuman itu mendarat di pipi Lala
Lala pun balas dengan cubitan" Iiiiiihhh"
Kami tertawa lepas bersama.
waktu tak terasa sudah hampir gelap. Lala berpamitan pulang.
"Mas, aku pulang dulu ya? oya, ada waktu kapan aku ingin ke lereng pegunungan Welirang, wisata disana" ujar Lala
"Aku cari waktu dulu ya sayang, kan mesti butuh bekal juga,kondisi tubuh yang prima, motor juga belum diservice total. Sedia payung sebelum hujan ya" jelasnya pada Lala
"Hemmm"
Lala menyalakan motornya dan bersiap untuk pulang.
"Hati hati ya La, besok besok tidak usah kesini, biar aku yang jemput kamu kalo mau ke Kedai" ujar Hendro
"Oke" Lala berlalu di keheningan malam.
Akhirnya pengumuman MABA (mahasiswa baru) ada di Mading (majalah dinding).
"Alhamdulillah, aku masuk dan diterima disalah satu PTN dikota ini" seru Lala
melalui sambungan telepon Lala menghubungi Hendro.
"Mas Dro, trima kasih ya waktu itu sudah meluangkan banyak waktu buat tungguin aku ujian masuk PTN,sekarang aku diterima. Lusa aku sudah mulai masuk perkenalan, dan sebagainya."
"Selamat ya La" ujar Hendro
"Terus rencanamu apa La? tanyanya
"Hemm,belum ada mas"ujar Lala
"Aku tutup dulu ya La,aku sedang melayani pelanggan di percetakan ayahku"
"Oke"
Waktu Lala dan waktu hendro semakin tersita dengan banyaknya tugas kampus dan pekerjaan Hendro membuat pertemuan mereka hampir tidak ada sama sekali, apalagi hari sabtu.
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.