Sepanjang perjalanan di Kebun, Lala dan Nathan saling diam. Lala begitu cuek dan masa bodoh, semua hanya ingin melihat Bapaknya senang, sehingga Lala rela melakukan ini. Dalam hati sebenarnya Lala sudah enggan membuka hati kembali.
"Maaf Mbak dari tadi kok sama diam ya ! apa saya buat waktu Mbak tersita?" Nathan mulai membuka pembicaraan.
Dengan sewot Lala menjawab
"Situ yang diam saja,kamu jangan panggil Mbak, malah kelihatan tua aku ini"
"Maaf namanya siapa?"
"Kan tadi sudah diomongin Bapak, namaku Lala. Panggilnya Lala ingat ya, L A L A" tegas Lala
"Kok jadi kelihatan marah ya?"selidik Nathan
"Hahaha dasar kamu ini belum pernah kenal cewek ya?" sambil di cubit lengan Nathan
"Saya teman banyak, cewek juga, tapi yang seperti Mbak Lala ini baru saya temui"
"Huh sudah aku bilang jangan panggil Mbak"
"Oh maaf ya, jadi itu yang buat kamu marah"
"Bukan marah, tapi aku gak suka. Kamu bisa panggil aku dengan nama saja"
"Okey Lala"
"Begitu terdengar lebih akrab kan ya!"
"Iya iya betul"
"Kamu sukanya apa? hobby maksud ku"
"Banyak sih, tapi saya lebih suka traveling"
"wah wah banyak duwit dong"
"Hhhhhhhh alhamdulillah kalo rezeki sih ada saja, kalo Lala sendiri apa?"
"Aku suka menyanyi, tapi dari kecil aku suka menggambar"
"Wah keren juga rupanya, lalu masalah pacar bagaimana?"
"Ah kau ini, mengapa jadi tanya hal itu?"
"Kalo keberatan menjawab sih gak masalah kok, lain waktu juga boleh hhhhh"
"Saat ini sih aku belum punya orang spesial, sebab aku masih berkabung diatas hatiku sendiri"
"Ohhh maaf, pacarnya meninggal maksudnya?"
"Hemmm malas aku jelasnya, ya sudah kita pulang saja, sudah lihat kan aneka buah yang ada disini? saatnya kita kembali, ayok"
Lala langsung membalikkan arahnya menuju rumah. Lala memang sengaja sedikit bertingkah, agar Bapaknya tidak ada niat buat jodohkan dia sama Lala. Tapi tak disangka Nathan lebih punya strategi untuk menghadapi Lala.
"Kalo cewek yang lebih sopan banyak, tapi baru lihat model cewek setengah kuadrat itu baru ini, hahahaha" canda Nathan
"Heh elo apa'an, maksudnya setengah kuadrat itu?!"
"Hahaha nyatanya gak tau, tapi masih mau ngaku cewek zaman now. Haha lemah!" ledek Nathan
Tak butuh waktu lama untuk mencairkan suasana diantara mereka. Sosok Lala yang sok angkuh dan cuek, dipatahkan oleh sosok Nathan sok humble dan romantis.
"Nih buat kamu" Nathan memberikan serumpun bunga Bougenville berwarna merah jambu.
"Ih norak tau, apa'an" sambil sedikit tersipu Lala menerima juga bunga yang dipetik dipinggir jalan menuju kebun. Sesekali diliriknya si Nathan,
"Tampang gak kece-kece amat, body juga gak keren-keren amat berarti tipe setia nih, hahahaha" guman Lala dalam hati.
"Kok terlihat senyum-senyum sendiri? ada apa La" dengan penuh lembut tutur Nathan penuh tanya.
"Ketahuan dech" guman Lala dalam hati lagi
"Eh gak apa apa cuman inget aja sama teman dulu yang setia kemana pun aku pergi dia ada" alesan yang tepat bagi Lala.
"Oh pacar maksudnya?!"
"Eh bukan, kakak sih"
"Loh tadi bilangnya teman, sekian detik ganti kakak, yang benar yang mana? atau bukan keduanya?" selidik Nathan
"Aduh kok jadi bahas itu sih! eh ini bagus loh" ujar Lala coba mengalihkan pembicaraan. Ditunjuklah serumpun bunga Kamboja merah tua yang cantik.
Nathan hanya tersenyum sambil melirik memandangi Lala. Sepertinya Nathan mengagumi Lala dalam diam.
~~~~~~
"Assalamualaikum" salam yang terucap bersamaan saat masuk rumah.
"Wa'alaikumsalam" saut ayah Nathan.
"Kok ceper amat jalan-jalannya! emang sudah lihat semua kebun ya Than?"
"Iya Yah, klo dikelilingi semua bisa pulang malam,capek lagi kaki, hhhhh" saut Nathan
"Loh Om kok sendirian?Bapak mana?!" tanya Lala
"Itu di belakang, sini duduk dulu kan nak Lala belum ngobrol banyak sama Om. Om kan pingin tau juga gimana kuliah nak Lala"
"Ow masih dalam pengerjaan kok Om belum selesai. Banyak revisi sana sini"jawab Lala
"Emmmm nak Lala gimana kalo mulai lusa nak Lala ke kampusnya diantar jemput Nathan?! Nathan pasti senang ada temannya"
"Ayah ini apa-apaan sih" potong Nathan sambil tersipu-sipu
"Emmmmm gimana ya Om, soalnya sudah biasa berangkat kesana-sana sendiri,kadang mampir-mampir juga kalo pulang gitu hhhhh"jawab Lala sedikit binggung, karna memilih kata agar tidak menyakiti hati ayah Nathan.
Seketika jawaban lugas dan tegas dari ayah Nathan
"Oh bagus itu, kan kalian bisa lebih mengenal, ya Nathan ya" sambil menepuk bahu sang anak yang sedikit memerah pipinya karena ayahnya semangat sekali ingin berbesanan dengan Bapak Lala.
"Ayah jangan dipaksa kalo Lala nya gak mau ya sudah kan nanti kalo motornya kenapa napa bisa hubungi aku dan aku akan siap membantunya kapanpun" tegas Nathan
"Hhhhhhhh" pak Edwin tertawa dengan sangat kerasnya.
"Kamu memang anak Ayah yang paling top" ujarnya lagi
Lala hanya tersipu mendengar percakapan mereka.
"Silahkan di cicipi Om hidanganya"ujar lala
"Iya,ini enak banget,pasti kamu yang buat ya nak Lala?"
"Bukan Om, saya malah tidak pandai membuat camilan"
"Ah itu tak masalah buat Om dan Nathan, toh nanti juga kamu pasti belajar saat sudah menjadi Nyonya Nathan, hahahaha" ujar pak Edwin
"Benarkan Nathan?"lanjutnya
"Ayah ini, itu bahasnya belakangan saja"sambil melirik kearah Lala
Dari belakang rumah, nampak Bapak Lala berjalan menuju ruang tamu menghampiri kawan lamanya yang dari tadi menunggunya. Ditangannya nampak sebakul ketela kesukaaan mereka waktu bersama dulu.
"Nih, ketela kesukaan mu hayuk di cicipin aku panggang di kuali nih"ujar Bapak Lala sambil tersenyum lebar.
"Wah wah kamu tidak pernah berubah rupanya. Masih sama kayak dulu ini yang buat aku ingin berbesanan denganmu, bagaimana?! kamu pasti setuju juga kan!? hahahahaha" ujar ayah Nathan.
"Masalah itu nanti kita bicarakan lagi,biarkan mereka lebih dekat terlebih dulu, biar saling mengenal masing-masing kekurangan dan kebiasaan bukankah kita juga pernah muda,hahahaha"
"Hahahaha, baiklah. (sambil memegang ketela yang dicicipinya)ini lezat sekali loh,kamu tidak ada istri makin pandai mengolah makanan"pujinya
"Ya beginilah hidup sendiri bersama Lala, membuat aku harus menjadi keduanya. agar Lala tak kehilangan sosok Ibu"
"Kamu memang luar biasa"ujarnya.
Lala tertunduk menatap lantai cukup lama, perbincangan mereka membuat Lala merindukan Ibunya.
Nathan yang menatap moment itu, memberinya ketela pada Lala, bagi Lala ketela itu sudah biasa dimasak oleh Ayahnya.
"Hai La, ini makan ketela nya lebih lezat loh buatan Bapak sendiri tapi aku yang suapin, pasti rasanya lebih lezat.hahaha" goda Nathan
"Ihhhhhhh apaan kamu nih"sambil malu-malu Lala pun tak mampu menolaknya.
Hari makin gelap, tak berapa lama mereka pergi berpamitan untuk pulang.
Udara sangat dingin sekali malam ini, seperti biasa Lala langsung menuju balkon tempat favoritnya. Sambil memainkan sedikit nada tanpa syair. Dia mulai mendendangkan rasa kesedihannya melewati nada.
kau jaga aku
dengan sepenuh hati
di masa kecil
kau sayangi aku
kau timang diriku,
kau tertawa membuat aku bahagia,
kini kau dimana,
tiada teman cerita berbagi suka duka,
tapi aku tak kecewa hanya satu yang ingin ku ucap trima kasihhhhhhhhh Mama"
Petikan lagu indah untuk seorang Ibu yang sesungguhnya Lala rindukan.
Lala menatap bintang yang bertaburan di langit, sungguh ciptaan Allah swt yang indah.
"haiiiiiiiii Lala"
terikan seseorang membuyarkan lamunan Lala.
"Idih, dia lagi ngapain?! udah pamit pulang balik lagi" guman Lala
sambil melambaikan tangan meminta Lala untuk turun kebawah. Tak berapa lama Lala menghampiri Nathan.
"Ada apa! kenapa balik lagi?"tanya Lala
"Tadi ada yang kelupaan,oleh-oleh dari Bapakmu belum kebawa, hihihi" ujar Nathan
"Astaga"
"Maaf ya nak Lala,maklum kita berdua pelupa,hihihi" teriak Ayah Nathan yang tak mau masuk kembali.
Lala melihat dua karung masih tergeletak di ruang tamu.
"Tuh,angkat sendiri ya kelihatannya berat" ujar Lala
Langsung saja Nathan masuk mengambil karungan itu.
"Bapakmu mana?"
"Sudah tidur, udah ambil saja sana"
"Hehehehe, maaf ya jadi buat kamu keganggu" sambil tersungging senyumnya buat Lala makin penasaran sama nih cowok.
"Sudah gak ada yang tertinggal lagi kah?!"tanya Lala lagi
"Hak, ini kan oleh-oleh berharga dari Bapakmu"ujarnya
"Eh iya, suaramu bagus, lain kali nyanyi buat aku yaa manis!" sambungnya
"Ihhhh,jadi kamu dengar atau sengaja gak pulang-pulang tadi itu?!" selidik Lala penuh tanya
"Pokoknya buatin lagu buat aku, sambung chat yaaa manis byeeeee"
"Ihhhh gak jelas amat tuh cowok" guman Lala dalam hati
Sambil melajukan mobilnya mereka melambaikan tangan pada Lala.
"Gak lama aku datang lagi La" teriaknya sambil melihat Lala, Nathan mengerlingkan sebelah matanya. Lala tersenyum tipis melihat kelakuan laki-laki itu.
Nafas berat ditariknya dalam dalam. Lala sejenak duduk di ruang tamu, merenungi sedikit pertemuannya dengan Nathan. kali ini membuat Lala berpikir lebih serius dengan semua pembicaraan ayah Nathan dan Bapaknya.
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.