"Bapak, emmm ini undangan wisudanya, yeeeee satu minggu lagi" peluk Lala dari belakang dengan bahagianya.
Bapaknya yang tertidur di kursi dalam posisi duduk karena kelelahan, tak seberapa focus dengan apa yang Lala bicarakan.
"Undangan apa La?" tanyanya
"Ihhhh Bapak ini, Lala wisuda Pak. p
Pokoknya Bapak harus tampak keren dan kece" ujar Lala
"Bapak ini sudah tua La, biasa saja jangan berlebihan. Sebaiknya kamu bisa mengabari Nathan, siapa tau dia punya waktu untuk menemanimu, masak teman-teman lainnya pada bawa banyak saudara kamu hanya sama Bapak saja!" ujarnya sambil memasang kaca mata yang ada dimeja.
"Bapak ini gimana sih! kan Lala punyanya cuma Bapak saja, mengapa harus bawa dia!" Lala sepertinya keberatan dengan saran Bapaknya. Tapi, karena tak ingin membuat Bapaknya kecewa Lala akhirnya menyetujuinya
"entar dech Pak, Lala pikir-pikir dulu"
"Kamu kalo gak suka atau merasa terganggu ya sudah gak usah kan Bapak itu supaya kamu tidak diledek temanmu"
"Bukan begitu Pak, selama ini yang mereka tau kan mas Hendro, lagian di kampus itu juga ada banyak kawan dia tongkrongan yang biasa di cafe dia. Apalagi Lala kan juga kerap nyanyi disana juga" jelas Lala
"Apa tidak bisa kamu itu berusaha untuk tidak mengantungkan sama dia!? toh dia juga sekarang sekarat"
"Hust!!! Bapak ni ngomong apa, dia itu sudah sadar loh pak. Lala lupa gak kasih tau Bapak"
"Alahhhhh, Bapak malah berharap dia itu selamanya aja koma"
"Hiiiiiii Bapak"
Karena Lala mulai jengkel sama Bapaknya, Lala berlalu meninggalkan Bapaknya sendirian di ruang tamu. Lala duduk menyendiri di teras ditemani sepoi angin malam dan bintang yang ramai bertebaran di langit.
Lala memikirkan saran Bapaknya. "Masak iya, aku ngajak Nathan. Hemmm, dia nanti klepek-klepek lihat gue, hahahaha "guman Lala sendirian dengan PDnya.
Di otak atik lah aneka macam chat yang sudah masuk di w******p nya. Pesan yang sudah lama pun mulai dibaca-bacanya kembali. Terutama pesan itu dari Hendro yang tak dihapus dari waktu ke waktu. Saat marahan,saat kangen, saat-saat apapun masih tersimpan rapi.
Lala tersenyum-senyum sendiri mengenang saat-saat itu. Namun dalam benaknya terbersit
"Untuk apa semua itu, toh semuanya hanya tinggal memory yang tak mungkin lagi bisa diulang"
Akhirnya Lala menghapus semua pesan-pesannya, meski begitu tak mudah semua itu dilupakan dalam sekejap waktu saja.
Seperti biasa teman sepinya hanya sebuah gitar yang sanggup menemani kegundahannya. Dipetik lah nada per nada gitar yang tak beraturan namun tetap enak didengar ditelinga. Bapaknya keluar menemani Lala di teras sambil membawa secangkir besar kopi dan pisang goreng yang sudah dingin.
"La, nadanya enak, tapi terlalu sedih" ujar Bapaknya
"Bapak mau Lala nyanyikan lagu? tapi jangan sedih, jangan mewek. hahahaha " goda Lala
"Bapak ini gak suka Lagu anak muda, lagu jamannya Bapak aja. Kamu apa bisa!"
"Hiiii bapak gak tau ya kalo Lala itu bisa bawakan aneka jenis musik, mulai keroncong, karawitan, dangdut, pop , hip-hop, dandang gulo hahahaha "
"Alahhhhh sudah petik aja suka-suka kamu "
Lala tersenyum tipis melihat pola Bapaknya.
~~~~~~~
Sekian hari Lala memikirkan sepenting apa Nathan itu sampai bapaknya menyarankan mengajak di wisudanya.
Lala memang tak begitu tertarik dengan kehidupan dan latar belakang Nathan. Tapi, kali ini Lala mencoba mengenalnya lebih dalam. Akhirnya Lala memberanikan diri untuk mengirim pesan pada Nathan.
"Assalamualaikum Nath, maaf ya aku kali ini mau ganggu kamu"
Tak lama Lala menunggu balasan itu. Rupanya saat yang bersamaan Nathan sedang online juga.
"Wa'alaikumsalam La, gak usah pakai maaf segala biasa saja, ada apa memangnya?"
"(Dengan emoji senyum) aku mau wisuda mau gak temani Bapak!"
"Apa(disertai emoji terkejut) kamu sudah kelar kuliahnya? wah, siap menikah ya?! hehehe"
"Iya sudah lulus, kalo menikah masih pikir dulu dech, soalnya pingin bangun mimpi kerja dulu, mau gak?"
"Mau La, kapan?"
"Minggu depan, dandan keren yaaaa kali aja ada teman aku naksir"
"Ngapain pakai basa basi buat teman, bilang aja kamu pingin aku dandan keren.Tapi, aku biasa saja orangnya jangan berekspektasi terlalu tinggi loh yaaa"
"Hahahaha makasih yaaa Nath"
Nathan membalas dengan emoji senyum.
Lala menghampiri Bapaknya yang asik bersiul dengan burung beo kesayangannya.
"Pak, Nathan mau tuh temenin di wisuda Lala, Bapak senang kan!"
"Hhhhhhhh Kau ajak juga itu anak. Memangnya dia tidak punya pacar ya?"
"Ih Bapak nih, mana Lala tau Pak. Suasana nanti biar rame, namanya juga pelepasan selesai study dan nanti itu banyak sekali Pak dari semua jurusan bukan cuma jurusan Lala saja, satu kampus pesta Pak"
"Ya yang penting Bapak ikut saja bagaimana baiknya La"
"Bapak sudah belum kabari teman Bapak? itu Ayahnya Nathan"
"Iya nanti lah Bapak telepon, tenang saja pasti bisa foto barengan nanti. Tombok rumahnya biar tidak kosong La hhhhh"
"Terserah Bapak dech"
Lala tak tau nanti seperti apa acara wisuda dengan orang asing yang baru Lala kenal. Lala berharap semua tidak ada problem dari awal hingga selesai acara.
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.