Noel menatap sinis, menaikan sebelah alisnya lalu mengangkat tangan Nadi lebih tinggi untuk menunjukan lebih jelas apa yang seharusnya Nadi lihat.
"Lo juga luka, lihat?" Kata Noel acuh, kali ini menaburi betadine pada luka itu. "Ck, nanti di rumah ini harus diobatin lagi. Biar Ayah yang periksa telapak tangan lo, Ayah lebih tahu luka ini harus diapain."
"Tapi, Kak Illo—"
"Nggak ada tapi-tapian! Kalau sampe Zillo nyalahin lo dan bikin lo nangis karena kejadian ini, gue nggak akan segan-segan berurusan sama dia." Rahang Noel mengeras, yakin dengan apa yang ia katakan.
"Nggak! Kak El mau ngapain? Nggak boleh! Kalian nggak boleh berantem. Kasihan Kak Illo kalau sampai—"
"Lo masih kasihan sama dia setelah semua ini? Di saat dia aja sama sekali nggak peduli sama lo, Di?"
"Kak Illo bukan nggak peduli, ……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.