Dalam satu n****+ ini ada 2 cerita 1. Ayara dan Athar (Tamat) 2. Enver dan Uli (On Going) Ayara dan Athar Ayara, biasa dipanggil Aya. Dia punya trauma karena tepat 1 bulan sebelum pernikahan, calon suaminya yaitu Adno ketahuan selingkuh dengan rekan kerjanya sendiri. Efek dari gagal menikah, Ayara menjadi tidak suka dengan laki-laki mapan dan juga tampan. Atharta Malik, ia merupakan CEO dari perusahaan yang bergerak dibidang makanan cepat saji bernama Foodid. Tidak hanya mapan, Athar juga memiliki wajah blasteran Indo-Turki. Hidungnya mancung, alis tebal serta bibir yang sedikit berisi. Bagaimana jika Athar jatuh hati pada Ayara karena keduanya saling bertolak belakang satu sama lain? Enver dan Uli Enver adalah anak dari direktur utama sekaligus manajer keuangan dari perusahan Technology Cyber Innovation. Ia pernah patah hati karena pujaan hati membatalkan pernikahan secara sepihak, namanya Uli. Bahkan Enver mengalami kecelakaan sampai hilang ingatan saat ingin menemui Uli untuk meminta penjelasan. Bagaimana jika Enver bertemu dengan Uli setelah setahun menghilang? Apa ia akan ingat atau melupakan semua rasa yang membuat hatinya sakit? Note : Cerita ini hanya fiksi belaka, jangan membaca saat ibadah. Ambil baiknya buang buruknya ok?
MAMPIR AJA MANA TAHU BETAH HEhE Season 1 = Episode 1- Episode 33 Season 2 = Episode 34- Episode 97 Perempuan itu katanya suka kepastian, eh pas di seriusin buat nikah malah syok luar biasa bahkan di bilang gila. Maunya perempuan itu apa si? Diba yang ingin kuliah dengan ketenangan mendadak harus terlibat konflik dengan senior-seniornya, hanya karena alasan Dia yang tidak suka sama sekali dengan BEM. Dan yang lebih bikin jantung Diba pengen keluar adalah saat ada yang bilang suka dan ngajak dia nikah. Daaaann itu seniornya yang sering adu mulut sama dia. Wow... Kurang Gila apa lagi coba!!!! Penasaran kuy baca Note "Cerita Ini hanya Fiktif belakang, semoga bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian. Jangan membaca di saat waktu ibadah"
"Aku hamil Mas," ujar Hasna jujur. Surya mengangkat wajahnya dari leher sang istri, "Ka-kamu nggak usah bercanda. Mas nggak suka." "Aku nggak bercanda Mas, aku memang hamil." "Kalau kamu memang nggak mau berhubungan sama Mas nggak apa-apa, tapi jangan kasih alasan hamil segala." Surya bangkit dari tubuh sang istri. Dia langsung memakai pakaiannya. Hasna berdiri dari ranjang, dia masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil tiga buah testpack yang sudah di simpannya. "Aku beneran ha-hamil Mas," ujar Hasna sambil menunjukan tiga buah testpack di hadapan sang suami. "Kamu pakai KB Kan? Kenapa bisa Hamil?" Hasna langsung terdiam, kenapa respon sang suami menjadi seperti ini. "Kamu sengaja lepas KBnya biar bisa hamil?"tanya Suryo dengan tatapan tajam. Hasna benar-benar bingung untuk saat ini. "A-aku-" Hasna mendengar suara tawa Surya yang begitu kencang. "Kamu gila? Kenapa nggak diskusi sama aku dulu? Atau itu bukan anakku?" Mata Hasna kiat melotot, hatinya mendadak perih tetapi tidak ada darah yang mengalir. "Gila kamu Mas? aku hanya berhubungan sama kamu. Apa salahkan kalau aku Hamil lagi?" Suara Hasna kian meninggi. Sebenarnya dia takut, namun ketakutan itu dengan cepat dia singkirkan. Hasna memegang perutnya dengan perasaan terluka, bagaimana jika anak di dalam rahimnya bisa mendengar ucapan ayahnya sendiri. "Kamu nuduh aku berhubungan sama orang lain? Seharusnya aku yang bilang gitu sama kamu Mas! Semua tingkah kamu mencurigakan, ponsel kamu nggak boleh aku pegang, kenapa bisa seakan-akan kamu membalikkan fakta Mas?" lanjut Hasna lagi. Plakkk Tamparan keras mengenai pipi Hasna. "Hati-hati kalau kamu bicara Hasna, sudah aku bilang aku nggak selingkuh!" Catatan : Cerita ini hanyalah karangan dari penulis, sebuah fiktif. Semoga bisa mengambil hikmah dan pelajaran. Penulis ingatkan jangan membaca di saat waktu ibadah.
Pembaca 18+ Zia Anandi Zahra, mahasiswa yang berusia 20 tahun. Ia tidak sengaja bertemu dengan Agam Latif yang merupakan sosok senior di kampusnya. Tidak hanya itu, saat Zia semester satu, Agam menjabat sebagai presiden Mahasiswa. Keduanya dipertemukan kembali dengan kondisi yang sangat berbeda. "To-tolong nikahi saya," pinta Zia sambil terbata-bata. Dia menerima segala bentuk respon yang akan Agam berikan. Setidaknya Zia sudah mengatakan sesuatu yang ingin ia katakan. "Kenapa gue harus nikahin lo?" tanya Agam. Zia tidak punya alasan yang masuk akal. Apalagi mereka bukan dua insan manusia yang sedang dimabuk cinta. Pertanyaan yang Agam lontarkan tidak bisa dijawab oleh Zia. Lihat saja, bibirnya menjadi kaku seakan tidak bisa berkata-kata. "Oke." "Ha?" Zia kaget. Apa maksud satu kata yang baru saja Agam katakan? "Oke, Gue bakal nikahin lo." Tanpa diminta, Agam mengulang dan memberi penjelasan dari ucapan sebelumnya. Penjelasan Agam membuat Zia menjadi takut. "Kamu tidak mungkin mau menjual saya bukan?" Agam yang awalnya berjongkok, sekarang ia sudah berdiri. "Siapa yang mau beli lo?" tanya Agam dengan mimik wajah datar. Note : Cerita ini hanya fiktif belaka. Ambil baik dan buang yang buruk.
*Tamat* "Umur kamu berapa?" "18 tahun." Nazeef langsung menyemburkan makanan yang ada di mulutnya, bahkan sampai mengenai wajah Mala yang tengah serius. "Apaaaa?" teriak Nazeef histeris. Gila saja dia menikahi anak bau kencur. Mau dimana letak wajah gantengnya ini. Mala tidak menghiraukan, dia mengusap wajahnya dengan tisu. Nazeef tidak nafsu makan lagi. Seharusnya dia bertanya dulu sebelum menikah. Lihat saja sekarang dia sudah seperti pedofiil. Memalukan sekali. "Kok nggak dihabisin?" tanya Mala. Nazeef tidak bisa berkata lagi, kepalanya benar-benar pusing mengetahui fakta ini. Jika waktu bisa diputar maka Nazeef akan menolak pernikahan ini. Dia benar-benar tidak ingin menikah dengan anak kecil. “Mampus gue,” teriak hatinya. Ia meneliti bentuk tubuh sang istri dengan begitu intens. Tolong jangan berpikir negatif, Nazeef hanya ingin memastikan apa memang anak jaman sekarang mempunyai body seperti ini padahal umurnya masih 18 tahun. Meskipun Mala memakai pakaian longgar, tetapi Nazeef bisa memperkirakan bentuk tubuh sang istri menurut instingnya sendiri. Note : Cerita ini hanya fiktif belaka, semoga bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian. Jangan membaca di waktu ibadah guys :)
"Ini apa Pak? surat cerai? kita kan belum nikah!" celetuk Abel bingung. Kedua ujung bibir Edgar sedikit terangkat ke atas, mungkin orang lain tidak akan sadar. "Sebelum kita terlalu jauh, lebih baik kamu tahu tentang saya. Apa yang tertulis di sana adalah tentang diri saya." Abel menerima map tersebut dengan sedikit kikuk. "Apa saya juga perlu membuat ini Pak?" tanya Abel. "Tidak usah, saya cuma ingin bilang bahwa saya tidak sesempurna yang kamu lihat." Abel tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Edgar. Ia memilih untuk tidak bertanya lebih lanjut lagi. "Ketika kamu membaca apa yang ada di kertas itu nanti, kemudian kamu tidak mau menikah dengan saya maka langsung katakan. Jangan pernah menjadi sosok kuat jika hati kamu menolak," lanjut Pak Edgar dengan tatapan yang tidak bisa Abel jelaskan dengan kata-kata. Tatapan itu belum pernah Abel lihat selama ini. Sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi dengan dosennya itu? Note : Cerita ini hanya fiktif belaka, semoga bisa mengambil pelajaran. Jangan membaca di waktu ibadah
Kematian orang yang membantu Kelvin sembuh dari ketergantungan obat haram dan juga membuat dirinya perlahan berubah benar-benar mengguncang hidup Kelvin. Ia sama sekali tidak menyangka orang-orang yang dekat dengannya pergi begitu saja. Kematian orang yang sudah dianggap Ayah angkatnya itu penuh misteri, tetapi pihak berwenang mengatakan bahwa kematian itu terjadi karena bunuh diri. Kelvin tidak percaya, meskipun ia baru mengenal sang Ayah beberapa tahu ke belakang. Kelvin mencoba mencari tahu dengan kemampuan hacker yang ia punya. Akankah Kelvin berhasil? Atau malah ia juga menghilang dari dunia ini. Note : Cerita Ini hanya fiksi belaka. Ambil yang baik dan buang yang buruk.
"Gue benci hidup gue, Gue benci. Gue pengen bebas, gue pengen bebas," teriakan Kahfi menggema di ruangan kamar. Oleh karena itu, Fiyah terbangun dari tidurnya. "Bang apa salah Fiyah?" batin Fiyah. "Gue harus gimana? Gue capek. Pikiran gue kalut. Tuhan kalau memang ini jalan yang terbaik buat Gue, kenapa gue gak bisa nerima," racau Kahfi lagi. Pecahan pas bunga berserakan di lantai. Fiyah sudah tidak bisa diam lagi. Dia tau bagaimana jauhnya Kahfi dari agama. "Bang..." lirih Fiyah. Tatapan tajam tersirat akan rasa dendam ditujukan Kahfi kepada Fiyah. "Lo puas buat hidup gue hancur. Lo puas iya. Lo berhasil Fiyah lo berhasil. Hari ini gue ditampar Papa cuma karena lo!!!" bentak Kahfi. Emosi sudah lebih dulu menguasai diri Kahfi. Ingat "Cerita ini hanya Fiktif belakang, semoga bisa mengambil hikmah dalam setiap kejadian"
Muhammad Hasan adalah seorang pemain bola nasional. Memulai karir bola dari usia 11 tahun. Mempunyai postur tubuh layaknya atlit sebagaimana mestinya. Menikahi perempuan bercadar bukan mimpinya bahkan tidak terbayangkan sama sekali dibenaknya. Entah kebaikan apa yang dilakukannya selama 25 tahun ini, sehingga dengan baik Allah memberikannya seorang istri yang luar biasa. Aisyah Husna adalah sosok perempuan yang berbeda dengan perempuan lainnya. Mempunyai kesukaan dengan dunia bola tidak membuatnya jauh dari pencipta. Apa yang disukainya tidaklah menjadikannya kufur kepada Allah Ini kisah bukan tentang bagaimana menjalani hidup, tapi ini kisah bagaimana mencari cinta Allah. Bukan tidak ada masalah, masalah itu selalu datang tapi bagaimana cara menghadapi masalah itu. Bagaimana kehidupan 2 insan manusia yang terikat dengan sebuah pernikahan untuk meningkatkan taat kepada Allah? Ketika cinta diuji dengan banyak cara, akankah Aisyah Husna sanggup bertahan? Note : Cerita ini hanya fiktif belaka. Semoga bisa menjadi pelajaran hidup bagi yang membaca.
Diperuntukkan untuk orang di atas 18 tahun ke atas yak. Sequel "Pernikahan Rahasia Anak Kuliahan) Lp tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan seorang wanita yang sudah berstatus sebagai mantan istrinya. Delapan tahun bukan waktu yang singkat dan mereka kembali dipertemukan dengan banyak hal yang sudah berubah. Wanita itu bernama Jihan. "Apa kabar?" tanya Lp seakan tidak pernah melakukan kesalahan. Baru mengatakan itu. Tiba-tiba wajahnya langsung terkena siraman kopi. Lp hanya bisa tertawa. Ia tidak marah sama sekali. Bahkan ia mengusap wajah seakan bukan masalah besar. "Apa masih kurang?" tanya Lp sembari tersenyum. Jihan hanya bisa memberikan tatapan tajam. Dari tatapan itu, Lp seharusnya sudah mengerti bahwa pertemuan tersebut tidak pernah diharapkan sama sekali. Bahkan hanya ada kemarahan yang sangat besar di dalamnya. "Jihan..." panggil Lp. Sudah lama ia tidak menyebut nama itu. "Aku ti-" "Stop!" Jihan menutup kedua telinganya. "Kamu sudah mati, brengs*ek!" lanjutnya lagi. Setelah itu Jihan keluar dari ruangan kerja Lp. Note : Cerita hanya fiksi belaka
Kontes Menulis Innovel II : The Girl Power Peringatan “21+ Cerita mengandung kekerasan” Kecelakaan tragis membuat Alena harus kehilangan keluarga dan juga penglihatannya. Berulang kali Alena ingin mengakhiri hidup, tetapi selalu saja tidak berhasil. Apalagi kasus kecelakaan yang menimpa keluarganya tidak menemui titik terang dan tenggelam tanpa sisa. Di balik hidupnya yang gelap, ada sosok laki-laki yang datang dengan sejuta warna. Dia menemani hari-hari Alena di rumah sakit sampai psikolognya membaik. Benih-benih cinta mulai muncul dalam diri Alena. Namun di balik segala kebaikan yang laki-laki itu lakukan, ia hanya berusaha menutupi sesuatu yang sangat mengerikan. Apa yang akan Alena lakukan jika tahu bahwa laki-laki itu adalah orang yang menabrak mobil keluarganya malam itu? Note : Cerita ini hanya fiktif belaka, jangan membaca saat waktu ibadah
Hiro Ghifari tidak pernah berpikir untuk menikah dalam waktu dekat, apalagi kehidupan yang ia lalui membawa luka trauma. Namun, siapa sangka kehidupannya berubah dalam hitungan detik karena kehadiran seorang anak bernama Alan. Alan merupakan anak dari kakaknya yang sudah tidak bertemu selama enam belas tahun. Sebelum meninggal, sang kakak meminta agar Hiro merawat Alan seperti anaknya sendiri. Setelah Alan dibawa oleh Hiro, tiba-tiba seorang perempuan datang ke apartemen miliknya. Dia bernama Hana yang merupakan adik ipar kakaknya. Kehidupan mereka saling berhubungan karena Alan. Meskipun diawal tidak ada perasaan sama sekali, tapi lama kelamaan mereka merasa nyaman satu sama lain. Jalan menuju pernikahan tidaklah mudah, apalagi Hana sudah memiliki calon suami. Hiro menghela nafas panjang. "Jadi... kamu datang dengan tujuan apa?" Hana terdiam beberapa detik. Ia menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab pertanyaan tersebut. "Mengambil Alan," jawabnya dengan berani. Tubuh Hiro langsung menegang. Jawaban Hana terlalu berani. Masih baik Hiro tidak langsung mengusir, tapi Hana seperti tidak tahu diri. "Coba ulangi," suruh Hiro. Tangannya sudah mengepal. "Saya tau jika saya tidak tau diri, tapi saya melakukan ini untuk kebaikan Alan." "Kebaikan Alan?" Beo Hiro. Bolehkan Hiro tertawa terbahak-bahak sekarang? Orang di depannya ini terlalu lucu. "Jika kamu laki-laki, tangan saya sudah sampai ke pipi kamu! Kamu terlalu berani dan tidak tau diri," lanjut Hiro. "Saya tau." "Kalau kamu tau, seharusnya kamu tidak datang ke sini." Rahang Hiro menegang. Tapi ia berusaha untuk tetap mengendalikan diri. Apalagi Alan masih ada disampingnya. Note : Cerita ini hanya fiksi belaka, ambil baik dan buang buruk. Jangan membaca diwaktu ibadah.
Berharap kepada manusia hanya akan merasakan kekecewaan yang amat mendalam. Ella kira hal itu tidak berlaku kepada dirinya. Dia berharap kepada laki-laki yang tengah menempuh pendidikan S2 di Yogyakarta. Ella menunggu sudah hampir 2 tahun lamanya. Tetapi kenyataan begitu amat menyakitkan, ditinggalkan begitu saja tanpa sebab. Ella merasakan patah hati yang amat mendalam, sejak saat itu dia baru percaya bahwa berharap kepada manusia hanya akan mendapat kekecewaan. Patah hati yang baru pertama kali dia rasakan begitu sulit untuk disembuhkan. Selama berbulan-bulan Ella mencoba untuk bangkit, akhirnya dia bisa melupakan Hendra. Namun tanpa di sengaja dia malah bertemu dengan Hendra di café milik temannya. Rasa sakit itu ternyata belum sembuh total, namun Ella berusaha untuk menyembunyikannya. Dia bersikap biasa saja karena saat itu Hendra bersama seorang perempuan. Ella kembali menata kehidupan, dia tidak lagi memikirkan perkara jodoh . Namun, apa yang terjadi jika ada orang mengobrak-abrik hatinya dengan mengajakkan menikah? Apa yang harus Ella lakukan karena semua tidak pernah terbayangkan oleh dirinya sendiri.
Note : Baca Need Time (Safiyah Akhyar) dulu ya. Ini Need Time season 2 ? "Assalamu'alaikum sayang Daddy, capek ya nunggu daddy kuliah. Ulu ulu pengen digendong ni jagoan daddy." Fiyah memberikan anaknya kepada Kahfi. Dia sebentar lagi akan masuk kelas karena ada mata kuliah. "Alfa jangan nakal ya sama daddy. Umi belajar dulu!" "Ini susunya..." "Ini baju sama celananya kalau nanti kotor." "Mainan nya juga." "Kalau nangis hubungi Fiyah ya?" "Yang, Abang daddynya lo. Abang tau kok hehe. Dah sana masuk nanti telat lagi." Kahfi menggelengkan kepala melihat bagaimana rempong istrinya. "Hehe maaf maaf, kebiasaan soalnya. Umi pamit ya Alfa. Kalau abang kesekre jangan biarin Alfa diruangan yang ada rokoknya ya?" "Iya sayang, udah sana!" "Oke pamit bang, Assalamu'alaikum." Interaksi mereka selalu menjadi tranding topik di kampus. Note : Cerita ini hanya fiktif belakang, semoga bisa mengambil hikmah dan pembelajaran
Setiap tahun akan selalu ada mahasiswa semester akhir yang menghilang tanpa diketahui penyebabnya. Pillow merasa ada sisi gelap dari kampusnya sendiri. Bagaimana mungkin mahasiswa yang menghilang tidak terpublish keluar kampus. Semua merasa kampus dalam keadaan baik-baik saja, padahal nyatanya ada hal aneh yang selalu disembunyikan oleh Universitas Serius. Tanpa pikir panjang, Pillow bersama Dika dan Nevan melakukan penyelidikan untuk mencari tahu tentang mahasiswa yang hilang. Ternyata sebab mahasiswa-mahasiswa semester akhir yang menghilang selama ini adalah karena bunuh diri. Mereka merasa tertekan dengan proses bimbingan yang dapat merusak mental. Hal ini terjadi kepada Zia, ia mendapat perlakuan yang tidak pantas dari dosen pembimbing nya sendiri. Zia yang mengidap gangguan jiwa Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) sering kali berusaha untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Seline selalu berusaha menggagalkan rencana Zia. Seline tidak bisa menutup mulut, ia mengatakan apa yang terjadi kepada tiga temannya yang lain yaitu Pillow, Nevan dan Dika. Mereka melakukan berbagai penyelidikan untuk memecahkan kasus ini agar tidak ada lagi mahasiswa yang menghilang secara tiba-tiba. Mampukah mereka bersuara setelah berbagai macam teror terjadi, atau mereka memilih diam agar aman? Note : Cerita ini hanya fiktif belaka. Jangan membaca diwaktu ibadah.
Zero, laki-laki berparas tampan. Postur tubuh yang sangat bagus karena sering berolahraga. Tahun ini, ia berusia 32 tahun tetapi tidak kunjung menikah. Padahal finansialnya sudah sangat mapan karena salah satu pemegang saham diperusahaan yang bergerak dibidang teknologi. Zero sulit suka dan tertarik kepada perempuan. Apa dia normal? Tentu saja normal. Teman-teman dan rekan kerja berusaha menjodohkan dirinya, tapi tidak ada yang berhasil. Sampai disatu malam, ia tertarik kepada seorang perempuan. Namanya Salsabila, mahasiswa semester 5. Zero mengejar Salsabila secara ugal-ugalan padahal jarak umur mereka adalah 10 tahun. Apapun Zero lakukan untuk Salsabila, termasuk membeli sebuah coffee shop agar Salsabila bisa bekerja part time sesuai dengan waktunya.Menaklukan hati Salsabila sangat sulit, apalagi ia memiliki trauma karena rumah tangga kedua orang tuanya. Apa pesona Zero mampu meyakinkan Salsabila? “Apa Bapak tertarik dengan saya?” Deg! Jantung Zero hampir berhenti berdetak karena pertanyaan Salsabila yang datang secara tiba-tiba. “Iya. Saya tertarik dengan kamu. Bagaimana pendapat kamu?” Zero bertanya dengan hati-hati. “Maaf, Pak. Saya tidak tertarik menikah. Jadi silahkan tertarik dengan perempuan lain.” Note : cerita ini hanya fiktif belaka. Ambil baik dan buang buruknya
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.