Ia melihat ke sekeliling. Memang sepi. Tapi tenang, hanya ada satu penjahat sepertinya di sini. Jadi, dengan berani ia pukul pisau itu hingga terjatuh. Kemudian buru-buru ia ambil dan ia todongkan pisau itu ke arah si supir yang ternyata sudah mengarahkan pistol ke arahnya.
Waaaah. Ia jelas terkaget. Ia pikir akan bisa membalikan situasi. Tapi yang namanya Allah itu selalu ada walau dilupakan oleh hamba-hamba-Nya, tahu-tahu tak lama terdengar tembakan yang awalnya, Abizar pikir terarah padanya. Ia sudah pasrah jika harus mati sekarang walau rasa takutnya sama seperti tempo hari. Ketika ia berada di Jerman dan melihat keberadaan bom itu. Wajah Maira yang terlintas dengan tawanya di dalam kepalanya mendadak membuat keinginan untuk mati hilang. Dan ketika ia membuka matanya....tahu-tahu lelaki……
Waiting for the first comment……
Please log in to leave a comment.