bc

I'm Your Medicine

book_age18+
13
FOLLOW
1K
READ
goodgirl
self-improved
student
tragedy
female lead
city
rejected
self discover
like
intro-logo
Blurb

Kanaya Zhavia Albiruni, 22 Tahun. Asli Jawa tapi fans korea garis keras. Nay sapaan akrabnya.

Nay adalah gadis biasa yang memiliki cita-cita ingin menempuh kuliah hingga S3. Dia memang gadis yang cerdas di bidang akademik. Nilai saat kuliahpun tidak pernah mendapat nilai C dan jarang sekali mendapat nilai B. Pantas saja jika dia ingin sekali kuliah S3. Tapi semua menjadi dilema ketika Ario, tak mendukung cita-cita sang pacar.

Nay tak mengerti kenapa pacarnya yang dulunya amat memahaminya sekarang menjadi egois. Ya egois. Ario mengaku tak sanggup menjalin LDR (Long Distance Relationship). Padahal Nay hanya ingin melanjutkan kuliah S2 di Malang. Jarak Jember Malang itu tidaklah jauh.

Nay berusaha meyakinkan Ario bahwa mereka pasti bisa menjalani LDR. Ario bisa mengunjungi Nay, begitu juga sebaliknya. Mereka kan tidak sedang beda benua. Jadi masih bisa di perjuangkan setiap bulan, bahkan setiap minggu.

Ario memilih mengiyakan semua pernyataan Nay yang terdengar menyakinkan. Keyakinan Ario ini membuat Nay akhirnya membulatkan niatnya melanjutkan kuliah di Malang. Dan ya Nay diterima di salah satu universitas negeri di sana.

Namun Ario kembali berubah ketika Nay pindah ke Malang. Ario menjadi cuaek, suka marah bahkan sering tidak bisa dihubungin. Hubungan mereka semakin tidak harmonis.

Bagimana ya hubungan Nay dan Ario?

Sementara di Malang ada seorang mahasiswa tampan yang tidak sengaja bertemu Nay dan tertarik padanya. Mereka menjadi semakin dekat di kampus. Namun Nay masih saja tidak bisa membuka hati. Nay tidak bisa mempercayai laki-laki lagi. Dia trauma pada hubungannya bersama Ario.

Siapakah laki-laki tampan itu?

Apakah mampu Nay percaya lagi pada laki-laki?

(Yuk lanjut baca di episode 1)

chap-preview
Free preview
1. Hari Pertama
Ding ding ding . . . Ding ding ding . . . Tangan Kanaya mencoba meraih ponselnya yang sedang berbunyi. Alarm itu sengaja diatur agar tak kesiangan. Mata yang sayup sedikit melihat ponsel dan melotot melihat jam sudah menunjukkan pukul 5.30 pagi. Kanaya menghempaskan selimutnya dan meraih handuk yang tergantung di belakang pintu kamarnya. Dia berlari ke kamar mandi. Ini hari pertamanya kuliah sebagai mahasiswa S2 di kampus negeri yang terletak di Malang. Tentu saja tidak akan terlihat keren jika terlambat. Segera Kanaya berangkat ke kampus, karena kuliah hari ini dimulai pukul 7.00. Dengar-dengar dari kakak tingkat dosen ini adalah profesor yang tak suka dengan kata terlambat. Dia pacu beat birunya kencang berharap tiba dengan cepat di kampus. Maklumlah jarak tempat tinggal Kanaya cukup jauh dari kampus. Sekitar 13 km dan butuh waktu 30 menit jika tidak macet. Malang memang mulai keren seperti Surabaya yang selalu macet di saat pagi dan sore hari. Dia terlalu bosan menemui kemacetan, hingga memutuskan melewati gang-gang kecil agar segera sampai di kampus dengan cepat. Kanaya memilih tinggal dengan sepupunya meskipun jaraknya cukup jauh dengan kampus. Kanaya tinggal di rumah kak Icha bersama iparnya kak Jaya dan 2 ponakan kembarnya Rama dan Rumi. Kanaya memarkirkan motornya, dan berlalu menuju ruang kelas. Dia lihat jam tangannya, ternyata kelas akan mulai 10 menit lagi. Dia berlari dari lobi gedung pasca menuju lantai 3. Benci sekali berlari menaiki tangga. Karena pasti nafas akan terengah-engah kelelahan. Dilihatnya ujung dari tangga yang akan membawanya kelantai 3. Hampir tiba di ujung tangga, sedikit ia lihat seseorang akan menuruni tangga. Kanaya sedikit menggesar kakinya agar bisa berpapasan. Namun sungguh kebodohan yang dilakukan. Keseimbangan kakinya tak terkendali, tubuhnya tiba-tiba condong kebelakang. Tangannya berusaha meraih pegangan tangga, namun tidak terjangkau. Dan buuk... Seseorang menangkap dengan kedua tangannya. Segera ia berdiri, tentu saja dibantu. "Makasi ya mas" ucapnya sambil menekuk wajahnya dalam-dalam. Dia tak sanggup mengangkat wajahnya. Hanya satu yang dipikirkan, betapa dirinya sangat malu. "Kamu gapapa?" Suara berat khas laki-laki yang ternyata baru saja menolongnya. Dilihatnya laki-laki itu membawa map seminar proposal. Dia pasti salah satu mahasiswa pasca semester akhir. "Iya gapapa mas". Singkat Kanaya dan berlalu meninggalkannya. Dia berlari lagi menuju kelas di ujung lorong. Bersyukur profesor itu belum datang. Hari ini Kanaya selamat darinya. Hufh... Kanaya nenyapa teman baiknya. "Cia..." panggilnya sambil melambaikan tangan. Karena sepertinya Cia sibuk mengetik ponselnya. Mungkin saja dia hendak menghubungi Kanaya. "Dari mana saja kamu, hampir aja telat" sambil berbisik di telinga Kanaya. Mereka saling berbisik karena suasana kelas begitu hening. Entahlah apa memang seperti ini suasana kelas di pasca. Berbeda sekali dengan kelas yang dulu. Ciara Septa Pratama a.k.a Cia adalah teman baik Kanaya sejak kuliah S1. Tapi sungguh, anak itu tak seimut namanya. Dia memiliki banyak energi yang berlebih. Kadang Kanaya berpikir dia lebih cocok menjadi anak laki-laki. Dulunya mereka tidak sengaja kos di tempat yang sama dan ternyata juga satu jurusan dikampus yang sama. Itulah kenapa mereka begitu dekat dan akrab sampai sekarang. Mereka juga sengaja kuliah di kampus yang sama lagi sekarang dan bahkan sekelas. Sungguh beruntung bisa sekelas dengan Cia. Profesor itu tak kunjung memasuki kelas. Kanaya sibuk menceritakan drama pagi ini pada Cia. Dia tertawa seakan senang mendengar temannya malu didepan laki-laki asing yang entah siapa dia. "Aku ngak mau ketemu dia lagi Cia" sambil menutup matanya Kanaya seolah sangat tak ingin sekali bertemu lagi. Sungguh sangat malu. "Wk wk wk wk... kamu sih Nay... kenapa berbuat kebodohan pagi-pagi. Kasihan mas itu pasti uda sial pagi-pagi ketemu kamu" sambil tertawa dia mengolok-olok kebodohan Kanaya. Cia memang lebih suka memanggil Kanaya secara singkat "Nay". Katanya nama Kanaya kepanjangan kalo disebut. Kurang keren. Tak berapa lama profesor datang, berjalan menuju tempat duduknya. Dikira dia tak akan datang, karena sudah 30 menit berlalu. Profesor segera menyapa mahasiswanya dan menjelaskan perihal keterlambatannya. Katanya ada seminar yang harus dia hadiri pagi ini. Mata Kanaya membola sangat terkejut hingga Cia dan dirinya saling tatap. Mereka berdua bertanya-tanya penuh kebingungan. Seminar apa sepagi ini. Kelas kali ini berakhir. Tentu saja ada banyak oleh-oleh yang diberikan profesor. Paper, diskusi, presentasi dan jurnal mingguan. Ah ini masih satu mata kuliah. Masih ada banyak lagi yang akan seperti ini. Sebelum meninggalkan kelas, seseorang teman kelasnya beranjak dari tempat duduk. "Perhatian teman-teman, perkenalkan saya Haris. Bagaimana jika kita saling berkenalan bergantian? Dan kita buat grup kelas di Whxxxxapp agar mudah bertukar informasi perkuliahan" jelas Haris yang terlihat cocok menjadi ketua kelas. Kami semua setuju dengan usul Haris dan berkenalan secara bergantian. Kali ini tiba giliran Kanaya untuk maju. "Assalamualaikum, Perkenalkan nama saya Kanaya Zhavia Al Biruni. Kalian bisa panggil saya Nay. Saya berasal dari Jember. Terima Kasih" jelasnya singkat sambil setengah gugup. Jujur saja Kanaya tipe orang yang tak pernah suka menjadi pusat perhatian. Dan tingkat percaya dirinya di bawah rata-rata. Sangat berbading terbalik dengan Cia. Dia melangkahkan kakinya, hendak kembali ke kursinya. Baru selangkah terdengar suara laki-laki dari arah pojok kelas melontarkan pertanyaan. "Loh Nay, statusnya belum di sebutkan. Uda punya pacar apa belum?" Dia adalah Pandu. Ya tau dia karena tadi dia sudah memperkenalkan dirinya setelah Haris. Dia terlihat begitu percaya diri sejak tadi menggoda setiap perempuan yang memperkenalkan diri di depan kelas. Sungguh jxxxk dengan laki-laki sepertinya. Tapi tetap stay cool ngak boleh baperan. Karena harus sekelas dengannya paling tidak 3 semester. "Oh iya, saya sudah punya pacar" singkat dan berlalu dari depan kelas. Tentu saja Kanaya punya pacar. Meskipun hubungannya tak karuan akhir-akhir ini. Dia tak tau mengapa Ario berubah. Dia tak selembut dulu. Nada bicaranya selalu ketus saat video call. Bahkan sudah 3 hari tak ada kabar. Aah sudahlah nanti saja memikirkan Ario dengan segala kerumitan hubungannya. Kelas ini benar-benar berakhir. Kanaya dan Cia mendapat teman baru. Mereka berkenalan tadi di kelas selagi bertukar nomor telepon. Mika dan Indah namanya. Mereka memutuskan untuk makan bersama sembari menunggu mata kuliah selanjutnya yang akan dimulai setelah waktu dzubur. *** Mereka memutuskan untuk makan di food corner yang ada di mall dekat kampus. Kanaya pesan steak kawe dan minuman boba kesukaannya. Pun begitu dengan Cia, dia memesan makanan persis sama dengan Kanaya. Ya begitulah, Kanaya dan Cia memang memiliki selera yang sama pada makanan. Mika dan Indah memilih sesuai seleranya sendiri. Tak lama semua pesanan mereka datang hampir bersamaan. "Ayo guys kita foto dulu" ajak Mika sambil menganggkat ponsel terbaiknya agar bisa selfie. Spontan semua tersenyum pada kamera ponsel milik Mika. "Eh kirim kirim dong" pinta Cia pada Mika. "Eh gimana kalo kita buat grup Whxxxapp berempat saja" ajak Indah agar lebih akrab. Kanaya setuju karena merasa cocok berteman dengan Mika dan Indah. Mika dan Indah hampir sama seperti Kanaya dan Cia. Mahasiswa rantau yang baru tau kerennya kota Malang. Karena rata-rata teman sekelas kami adalah anak modis dan terlihat keren penampilannya. Hanya kami berempat yang terlihat apa adanya layaknya mahasiswa. Mika mengirim foto selfie di grup Ciwi ciwi. Sungguh alay sekali nama grupnya. Cia memilih mengunggah fotonya di Insxxxxam. Menandai satu persatu dari kami. Sungguh Cia terlihat alay sekarang. Kanaya memilih mengirimkan foto pada pacarnya Ario. Dia sampaikan padanya, bahwa merasa senang karena ini hari pertama kuliah lagi. Dan punya teman baru yang menyenangkan. Kanaya berharap kali ini Ario akan merespon dengan senang. 5 menit berlalu Dilihat ponselnya lagi, pesan itu tetap bercentang dua. Belum juga dibaca oleh Ario. 10 menit berlalu Belum juga tanda centang itu berubah warna. Hingga kami selesai makan belum juga ditemukan balasan dari Ario. Kanaya ragu sambil berpikir, apa dia harus telepon saja ya. "Hei ngelamun apa sih" dengan tegas Cia menepuk tangan Kanaya. Spontan Kanaya menepis tangan Cia karena kaget tiba-tiba. "Cia apa sih" balasnya merasa kesal karena Cia menggodanya. "Kamu apa sih, ngelamun di tengah keramaian. Merasa sepi? Kayak lagunya dewa aja" Entalah lawakan Cia terdengar sangat garing. Bukan ingin tertawa, Kanaya malah ingin membalas Cia dengan mengatakan garing banget tau. Tapi diurungkan karena terlalu malas membahas apapun. *** Mereka memutuskan kembali ke kampus dan bersantai di taman kampus. Sungguh kampus mereka amat rindang dan sejuk. Ada gazebo di tengah taman. Cocok sekali untuk bersantai siang-siang begini. Kanaya masih penasaran dengan Ario yang tak kunjung membalas pesannya. Entah apa salah Kanaya padanya. Sejak Kanaya memutuskan melanjutkan kuliah lagi, Ario memang terang-terangan mengatakan tak ingin berjauhan. Tapi Kanaya mencoba meyakinkan dia bahwa mereka pasti bisa menjalani LDR ini. Jarak Jember dan Malang cukup dekat. Hanya perlu menaiki kereta sekitar 4 jam. Ario mulai yakin pada ucapan Kanaya dan mantap melanjutkan kuliah lagi. Kanaya mengira ini sudah selesai,tapi ternyata belum. Sebulan lalu saat Kanaya pindah kerumah kak Icha di Malang, Ario mulai uring-uringan. Nadanya selalu ketus saat ditelepon. Ario yang pengertian berubah menjadi curigaan dan mudah emosi. Entah sxxxn apa yang merasukinya. Kanaya berulang kali meminta maaf atas keputusan yang ternyata membuatnya seperti ini. Nyatanya Ario tak mau memahami Kanaya yang punya cita-cita meraih pendidikan yang tinggi. Rumit memang hubungan Kanaya dan Ario sekarang. Entahlah Kanaya punya firasat buruk pada hubungannya sekarang. Kanaya segera menghubungi teman Ario yang dia kenal. Dia mencoba bertanya pada teman Ario, apa tau keberadaan Ario. Nyatanya sudah seminggu tak melihat Ario. Kepala Kanaya semakin berputar-putar memikirkan pacarnya yang tak ada kabar. Dia kembali melepon Sasya adiknya Ario, katanya minggu ini Ario tak pulang ke rumah. Ario memang tinggal dikontrakan daerah kota Jember agar dekat dengan tempat kerjanya. Rumah Ario sendiri terlalu jauh dari pusat kota. Butuh waktu sekitar 1 jam dari pusat kota. Kanaya segara beranjak dari gazebo menuju musholla. Karena adzan dzuhur sudah terdengar berkumandang. Kanaya pikir akan lebih tenang setelah sholat dzuhur. Dan ya, Allah selalu memberikan ketenangan kepada hambaNya. Kanaya ceria kembali. Memulai perkuliahan lagi dengan tenang. *** Sekitar pukul 15.45 Kanaya sampai di tempat tinggalnya. Rumah sepupunya yang menikah dengan laki-laki asli Malang 5 tahun lalu. Kanaya merebahkan tubuhnya di atas kasur. Teringat lagi tentang Ario. Tak mau larut dalam kegalauan, Kanaya segera beranjak dan memutuskan untuk mandi. Lama sekali dia melakukan ritual mandi karena dia ingin berendam sejenak menenangkan pikiran. Sok-sokan meniru adegan drama korea "A gentleman dignity" pas eoninya galau berendam air panas. Selesai sholat ashar Kanaya berbaring tetap mengenakan mukena, karena sedikit lagi masuk waktu maghrib. Dia lihat ponsel miliknya, ternyata ada 27 panggilan dari Cia. Entah kenapa Cia, mungkin dia rindu, pikir Kanaya. Segera Kanaya telepon Cia. "Assalamualaikum, beb" ini sapaan akbrab alay ala Kanaya Cia. "Walaikumsalam, aduh beb kamu dari mana aja sih. Lama banget responnya. Ngak tau ada berita emergency parah" dengan nada cepat dan kesal Cia menjawab Kanaya. Sungguh Cia terdengar berisik sekali. "Berita apaan sih beb, Jungkook mau nikah? Atau RM jadi mualaf trus ngelamar kamu?" jawab Kanaya sambil bercanda berusaha mencairkan suasana, karena kutahu Cia sedang kesal. Mereka memang suka sekali BTS. Kanaya tergila-gila pada jungkook dan Cia pada RM. "Uda ngak usa gila. Cepat lihat foto yang aku kirim habis ini beb" tungkas Cia yang sama sekali tak merespons candaan Kanaya. Entah apa yang membuat Cia begitu kesal hingga tak mau bercanda. Biasanya mereka berdua menjadi sama-sama gila jika membahas BTS. "Ok beb, iya. Ngak usa ngamuk" dan segera tutup telepon. Segera Kanaya buka pesan dari Cia. Demi Allah d**a Kanaya sakit sekali melihat foto yang Cia kirimkan. Ario terlihat mencium kening seorang perempuan yang tak dikenal. Mereka terlihat bahagia dalam foto itu, sepertinya sedang merayakan ulang tahun atau anniversery. Air mata Kanaya tak terasa mengalir. Terdiam tanpa suara, ditatapnya layar ponselnya berharap netra coklatnya salah menganalisa foto itu. Hancur sekali hatinya. Sendiri dia menangisi laki-laki yang berkhianat itu. Ponselnya tiba-tiba berbunyi, tertulis Cia sedang menelpon. Tak dihiraukan panggilan dari Cia, karena dia masih tak sanggup berkata-kata. Dadanya terasa penuh sekali. Seperti ada gumpalan udara yang tak bisa keluar. Dia menangis sejadi-jadinya, tanpa suara. Karena takut sepupunya khawatir mendengar dia seperti ini. Cia masih berusaha menghubungi Kanaya. Tapi Kanaya masih tetap tak menghiraukannnya. Dia harap bisa segera tenang. Kasian Cia, sepertinya dia khawatir. Sebelum waktu maghrib berakhir Kanaya cepat-cepat melaksanakan ibadah sholat maghrib. Dia tak mau membuat dosa hanya karena menangisi laki-laki pengkhianat itu. Nyatanya beribadah membuatnya lebih tenang. Kanaya melepon Cia, ia katakan bahwa baik-baik saja. Dia juga berterima kasih telah memberi tahu tentang Ario yang memiliki perempuan lain. Cia terdengar prihatin dengan kejadian yang Kanaya alami sekarang. Nada suaranya menyiratkan turut bersedih. Tetapi di akhir telepon, Cia berkata. "Udah gapapa beb relakan saja cow, brexxxxk itu. Khan masih ada jungkook yang mau ngelamar kamu besok" Kalimat itu terdengar amat sangat halu. Tapi Kanaya memilih tertawa, setidaknya Cia tidak akan khawatir dengannya lagi. Dia tak mau larut dalam kesedihan ini. Dia harus ambil keputusan. Dia putuskan kirim pesan pada Ario untuk segera menghubunginya. Lama sekali Kanaya tunggu respon dari Ario. Hingga kesal dan meninggalkan ponselnya. Dia berjalan menuju minimarket di depan cluster tempat tinggalnya. Dia membeli beberapa coklat. Katanya coklat mampu mengurangi rasa sedih yang sedang dialami. Dia menikmati coklat yang dia beli di teras depan sambil melihat kejalanan. Kanaya kembali ke kamar setelah menghabiskan coklatnya. Dia lihat ponselnya, ternyata ada 2 panggilan video call dari Ario. Rupanya pengkhianat itu sudah ada waktu untuknya. Kanaya telepon Ario. "Hallo sayang" tanpa salam dia menjawab panggilan Kanaya. Sembari mengusap rambutnya dengan handuk seperti habis mandi. "Maaf sayang aku sibuk beberapa hari ini. Ada kegiatan di kantorku. Sayang selamat ya uda jadi mahasiswa S2 sekarang" sungguh Kanaya bingung kenapa Ario tiba-tiba begini. Bukannya terakhir kali Ario amat sangat ketus dengan Kanaya. "Aku mau putus" tanpa menghiraukan yang Ario katakan. Kanaya melontarkan kalimat itu. Ario terlihat bingung, dan mempertanyakan maksud kalimat yang baru saja diucapkan Kanaya. Kanaya segera mengirim foto dari Cia pada Ario. "Kamu lihat foto yang ku kirimkan. Makasi untuk suprisenya hari ini. Cukup sampai di sini saja hubungan kita. Jangan hubungi aku lagi" segera menutup telepon. Kanaya menangis sejadi-jadinya. Mengingat banyak sekali memori indah yang dimiliki bersama Ario. Jahat sekali yang Ario lakukan kali ini. Tega sekali dia. Kanaya hanya perempuan yang memperjuangkan cita-cita memiliki pendidikan tinggi. Apa salah keinginannya ini hingga Ario tega melakukan ini. Sungguh dia berpikir Ario sangat egois. Ini hari pertama Kanaya, menjadi mahasiswa dan juga menjadi jomblo. (Bersambung) Terima kasih telah membaca episode ini.??? Mohon berikan komentar/saran membangun untuk judul ini.??? Follow me? IG @maylafaisha.rl

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.9K
bc

My Secret Little Wife

read
94.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook