bc

OTEWE MALAM PERTAMA

book_age4+
1.9K
FOLLOW
7.4K
READ
sex
goodgirl
mafia
billionairess
twisted
humorous
like
intro-logo
Blurb

Nara terpaksa menikah dengan duda kaya, karena perusahaan Papanya bangkrut. Awalnya, dia sangat membenci duda Sombong bernama Saga itu. Namun, lambat lain, pria tampan itu menunjukkan betapa hangat sikapnya pada sang istri. Walaupun dia sedang melawan traumanya, dan masih Bucin pada istri pertamanya yang sampai sekarang terus mengganggunya.

Apes bagi Nara, ketika mantan istri Saga ternyata adalah rivalnya di media sosial. Seorang Nara memiliki nama pena Miss_Queen. Selebgram yang selama ini mencuri banyak perhatian dan membuat Nara menarik follower baru karenanya. Akankah Nara bisa mengambil hati Saga sepenuhnya?

chap-preview
Free preview
Tumbal Bisnis Papa
[Pria berusia 38 tahun, seorang CEO perusahaan besar, duda ting-ting, wajah blesteran dengan kegantengan yang hakiki. Pria normal dengan perut sixpack. Lingkar d**a 130 CM. Nafkah bulanan pertama buat istri, 5 juta US Dollar. Mencari Calon Istri. Kriteria : Muda (di bawah 25 tahun), good looking, selebgram min. Follower 50K. Boleh cerewet asal pengertian. Dan paling penting setia.] Sebenernya dia cari calon istri atau cari daleman buat pansos? Pakai sebutin lingkar d**a. Dasar gila! Gambaran tersebut tertulis di sebuah akun bernama Sagara Biru. Seorang CEO perusahaan Sagara Group. "Hahaha." Aku tertawa keras setiap kali ingat SS yang viral di berbagai aplikasi sosmed itu. Jelas postingan viral karena pengunggahnya adalah seorang CEO dari perusahaan terbesar di kota kami. Walau pun belakangan aku tahu pemosting bukan dia sendiri melainkan adminnya dan postingan itu sempat dihapus, tapi kecepatan tangan netizen meng-SS-nya membuat berita menyebar ke segala penjuru. Dan lebih gila lagi, akulah yang jadi kandidat terkuatnya. Bukan keinginanku, tapi Papa. Yah, dia dalang dari semua kemalanganku. "Papa tega?! Masa anak sendiri di jual ke Aki-aki!" protesku kala itu. "Huss. Pelankan suaramu, Nara!" bisik Papa menekan, karena hari itu Om Sagara dan Tuan Banyu -Papinya Om Sagara sekaligus Bosnya Papa- ada ada di depan. "Terserah mau nikah, atau Papa kirim ke Papua, tinggal sama nenekmu!" "Ish udah segede ini masih diancam begitu?" Aku mencebik. Papa tahu aku bisa saja kabur, tapi hal itu tak mungkin dilakukan oleh gadis polos dan baik-baik sepertiku. "Terserah, tetap di Jakarta dengan menikah atau ke Papua. Lagian kamu udah terlalu tua untuk main terus sama temenmu. Sekarang waktunya jadi istri yang baik. Lihat Nana, teman satu semestermu, sudah hamil anak keduanya." Papa mengatakan alasan yang sangat klise untuk diutarakan. Usiaku baru, 23 tahun. Masih muda dan ting-ting. Dan ... pada akhirnya percuma juga mendebat orang tua itu, mengatakan sebagai pria matre, kapitalis yang tega menjual anak sendiri. Aku tetap harus menikah dengan seorang pria tua yang hampir seukuran dengannya. Om-om yang dingin, sombong dan banyak maunya. Ah, lupakan alasan-alasan yang awalnya sulit kuterima itu. Karena mau tak mau, aku sendiri harus menenggelamkan diri di fase penerimaan. Dan kabar baiknya setelah hubunganku dengan Om Sagara mulai terjalin .... Followersku naik drastis. Hari di mana ku-umumkan tanggal pernikahan dan meminta doa mereka, jumlah follower Princess_Nara naik jadi 250K dari angka 150K, mengalahkan rivalku Mrs_Queen. Hidupku juga bebas. Tak perlu tidur sekamar atau pun melayaninya. Kami hanya cukup tinggal serumah. Tampaknya pria memang tak normal, itu kenapa dia sendingin es pada semua wanita. Langkahku terus terayun, sambil sesekali senyum pada pegawai Om Sagara. Pria yang kini menjadi suamiku. Kutepuk bahu lebar pria yang membelakangiku. Sontak pria yang sering kuledek 'tua' itu pun berbalik, setelah menyerahkan sesuatu pada wanita berpakaian ketat seksi di depannya. Tak lama kulihat wanita itu pun bergegas menjauh. "Minta duit!" Kutengadahkan tangan padanya. Sudah lebih sebulan pernikahan kami, tapi pria itu belum memberikan uang lima juta Dollar yang dijanjikan. Untung saja endorse yang kuterima masih cukup untuk beli skincare. Namun, kali ini ada barang branded yang kuincar, dan gak boleh keduluan si Mak Lampir Mrs_Queen mengunggahnya. Om-om yang tetap tampan meski usianya nyaris kepala empat itu mendesah panjang. Memang aku salah apa? Apa tiba-tiba jadi bebannya. Diselipkan bopoin di kantong toxedonya. Lalu tersenyum masam padaku, sambil geleng-geleng. Detik kemudian berjalan pergi, seolah tak memperdulikanku. Aku memutar bola mata malas, kemudian terpaksa mengekornya. "Om Duda! Sombong amat, sih!" teriakku di sela langkah. Tak peduli pada pegawainya di sekitar. Mereka tampaknya sudah terbiasa dengan pemandangan ini. Mendengar itu, pria itu menghentikan langkah hingga kepala membentur punggung bidangnya yang terasa keras. Ah, orang ini makannya apa, sih? Lalu berbalik menatapku yang mengusap kening. Rasanya sedikit sakit karena benturan tadi. "Kamu siapa? Heh!" Saga tersenyum miring. Menyilang tangan di d**a. Menatapku dengan tatapan innocent. "Nggak kenal?! Aku selebgram, influenser dengan 250K follower!" ucapku angkuh. "Aku juga Dewi penyelamatmu. Kalau gak ada aku, kamu cuma seorang duda dingin dan gak laku!" Yah, itulah yang dikatakan Tuan Banyu, dan sekarang jadi Papi mertuaku. Tak ada wanita yang cocok mendampinginya, sampai akhirnya Papi Banyu memilihku. Anehnya Om-om 'tua' itu mau. Sampai sekarang ini masih jadi misteri. Apa karena aku sangat cantik hingga dia tak bisa menahan auraku? "Kalau gak ada aku kamu akan jadi gelandangan di terminal yang sepi karena PPKM!" balasnya dingin. Sialan! Dia benar. Kenyataanya aku cuma Puteri seorang CEO anak perusahan papinya Om Saga. Entah. Kenapa aku masih berpikir mereka itu memaksa papa nyerahin anaknya ini buat ditumbalin. Padahal kalau mau niat nolong, mah. Tinggal kasih pinjaman aja kan bisa? Gak berperasaan emang! "Untuk ukuran orang kaya, Om Saga itu sangat pelit!" keluhku. "Udah tua, sombong, pelit pula. Ckckck." Aku geleng-geleng, mengekspresikan betapa menyebalkannya pria itu. Nggak ada bagus-bagusnya di mata wanita. "Apa kamu tak membaca kontrak?" "What?! Kontrak?" Seketika aku mendelik heran dan bingung sekaligus. Apa pernikahan kami adalah pernikahan di atas kontrak? Yang artinya akan berlari dalam jangka waktu tertentu? Namun, bukankah Papa sempat menasehatiku sebelum akad berlangsung, sambil menitik air mata pula, agar aku jadi istri yang baik meski suamiku tak sesuai harapan. Karena pernikahan itu akan berlangsung seumur hidup, yang artinya tak ada batas masanya. "Kamu lupa tanda tangan sebuah berkas berbarengan dengan tanda tangan surat nikah kita?" Otakku seperti tersengat listrik sebelum akhirnya ingat bahwa banyak yang aku tandatangani di hari pernikahan kami. Tapi kenapa tak satu orang pun, menyinggung tentang surat kontraknya. Bahkan Papa. "Uang lima juta Dollar pertama akan kamu dapatkan setelah kamu tidur denganku." Pria itu menyeringai. "Ap-apa?!" Mataku membeliak sempurna. Apa aku sepolos ini sampai tak tahu isi kontraknya? Next

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
91.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.0K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook