bc

Psychopath Little Girl

book_age18+
388
FOLLOW
1.5K
READ
dark
sadistic
drama
mystery
scary
horror
like
intro-logo
Blurb

[Mengandung Unsur 18 +]

Gadis kecil yang terlihat imut dan menggemaskan. Tidak ada yang menyangka dia seorang psychopath kecil yang lihai dan licin. Bak seekor belut yang sulit ditangkap, tampangnya yang polos membuat seseorang tertipu. Gadis itu adalah psycho yang membunuh korbannya dengan sadis dan tidak pernah tanggung-tanggung. Dengan memanfaatkan kepolosan wajahnya, ia mampu mengelabui orang di dekatnya untuk akrab lalu tanpa segan ia akan menyiksa mereka. Teriakan para korban semakin membuatnya tertawa puas.

Target utama adalah anak-anak kecil yang seusianya dan mendapatkan kasih sayang penuh dari keluarga mereka. Lalu ia mendekati setelah itu misi yang sangat tidak manusiawi pun dimulai.

Akankah belut kecil itu dapat ditangkap?

chap-preview
Free preview
PROLOG
Semua bermula saat Danisya direbut paksa dari kedua orang tuanya. Orang tua Danisya mencoba mempertahankan anaknya itu tapi naas Paman Danisya malah membunuh keduanya. Danisya kecil hanya bisa termenung melihat keributan yang terjadi. Saat itu Danisya baru berumur tiga tahun tidak tahu harus berbuat apa. Gadis itu hanya bisa menangis melihat teriakan-teriakan keduanya. Tangannya terasa sakit di tarik paksa dari keduanya. Pamannnya itu tidak segan-segan langsung menusukan pisaunya ke leher sang suami. Istrinya histeris melihat kekejian adik iparnya itu. Dengan tega membunuh sang kakak. "MASSSS ... BANGUN MAS! DONI KAMU TEGA MEMBUNUH KAKAKMU SENDIRI DONI!!!" "LEPASKAN ANAKMU SELA! AKU YANG AKAN MENJAGA DIA! KAMU TIDAK BECUS MENJAGA ANAKMU SENDIRI. HIDUPMU SAJA MISKIN!!" "KURANG APA KAMI MERELAKAN HARTA WARISAN DAN RUMAH KAMI BERIKAN KEPADA KAMU HAH! KAMU MANUSIA SERAKAH DONI! KAMU TEGA MEMBUNUH DEMI KEPENTINGAN KAMU SENDIRI!" "SEMUA HARTA ITU MASIH ADA MBAK! JADI MBAK ENGGAK USAH BINGUNG AKU BAKAL JAGA DANISYA MBAK! LEPASKAN DANISYA MBAK!" "MAMA ... MAMA SAKIT TANGAN ICA MAA...."  "DONI LEPASKAN DANISYA DONI DIA KESAKITAN!!!" Sela masih mencoba mempertahankan anaknya sebisa mungkin. Dia tidak rela anaknya harus dididik dengan keji oleh adik iparnya itu. Dia melihat suaminya yang sepertinya sudah tidak bernyawa membuat dia menangis miris. Hidupnya yang tadinya tenang setelah menjauh dari adik iparnya itu malah berhasil ditemukan juga. Semua sudah berjalan Lima tahun tapi dengan keji adiknya itu datang lagi.  Doni enggan banyak bicara langsung saja dia melayangkan pisaunya ke wajah Sela. Sela langsung meraung menahan perih di mukanya. Pegangan tangan dengan anaknya langsung terlepas. "Arghhhhhh!!!!!" "Kamu terlalu banyak bicara Sela! Kamu tahu semua akan terjadi jika kamu menyerahkan Danisya baik-baik tapi kamu malah banyak omong!" "Mama...." "Diem kamu!" bentak Doni kepada Danisya yang sudah berada digendongannya. Danisya menusuk perut Sela berkali-kali sampai akhirnya Sela menghembuskan nafas terakhirnya.  "Diem kamu disini! Jangan kemana-mana Paman ingin membuang jasad kedua orang tuamu!!" Doni meletakkan Danisya di atas meja makan membiarkan gadis itu menangis sedari tadi. Setelah itu Doni memutuskan menyeret kakaknya dan Kakak iparnya ke belakang rumah. Beruntung ladang rumah mereka sangat jauh dari pemukiman penduduk membuatnya bebas melakukan apapun tanpa di ketahuinya. Rumah mereka berada di tengah-tengah ladang jagung. Tadinya mereka tinggal disana pun sengaja ingin menjauh dari mafia seperti adiknya itu. Semenjak Doni bergabung entah di perkumpulan apa yang berada di Amerika malah membuatnya menjadi seorang yang keji setelah pulang dari sana. Dia tega menghabisi Ibunya juga dulu dan mengancam semua keluarganya untuk menyerahkan hartanya. Semua yang dilakukannya berhasil. Hanya Romi dan Sela yang berhasil pergi menjauh tetapi kini semua juga berakhir. Sela dan Romi malah berakhir tragis juga di tangan adik mereka sendiri. Doni memendam jasad kedua Kakaknya secara bertumpuk di belakang rumah mereka. Setelah kiranya aman dia pergi dari tempat itu lalu pergi membawa Danisya untuk bersamanya. ****       "Paman Ibu dan Ayah kemana?" tanya Danisya kecil yang kala itu belum mengerti bahwa orang tuanya telah meninggal dunia.    "Kamu sekarang tinggal sama Paman aja ya, Ibu dan Ayah kamu udah ninggalin kamu,Danisya."   "Kenapa mereka ninggalin Ica Om?"    "Udah Danisya enggak perlu banyak tanya tentang Ayah sama Ibu. Danisya kesini om punya mainan buat Danisya," panggil Doni kepada Danisya yang duduk di teras rumahnya. Danisya hanya menurut lalu berjalan sampai di samping Omnya.   "Mainan apa om?" tanya Danisya bingung karna hanya ada kelinci disana.    "Ini kelinci buat Danisya," kata Omnya memberikan kelinci itu kepada Danisya.    "Iiih lucu bulunya halus," jawab Danisya senang sambil mengelus bulu-bulunya.   "Nih Danisya lihat om ya." Satu kelinci dipegang oleh Danisya dan satu kelinci lagi di pegang Doni. Doni mengeluarkan pisau kecil dari saku bajunya lalu menusukan pisau tersebut di leher kelinci-kelinci itu.    "Ooommm kenapa dibunuh? Itu keluar darahnya om," ucap Danisya ngeri melihat Omnya menusuk-nusuk kelinci itu hingga darah memuncrat dari tubuh kelinci itu.      "Danisya mainan kita itu kayak gini. Main Darah. Kelinci ini emang lucu, tapi dia kelinci nakal dibalik kelucuannya itu dia licik Danisya. Kadang suka mencuri timun, jadi mending kelinci ini ditusuk aja."     "Ica enggak ngerti Om," jawab Danisya membuat Doni harus sabar mengajarkan anak itu.    "Sudah kalau kamu enggak paham enggak papa. Kamu ikutin aja apa yang om tadi lakuin." Doni membersihkan pisau kecilnya yang banyak darah tadi Lalu memberikannya kepada Danisya, "Nih, pisaunya. Kamu ikutin aja apa yang Om tadi lakuin."    "Nanti kelincinya sakit gimana om?"    "Kelinci bukan manusia Danisya, dia enggak bisa ngomong atau bahkan ngerasain sakit jadi mending dibunuh aja okey?"    "Oke deh om." Danisya mulai menusukkan pisau itu hingga darah memuncrat dari tubuhnya. Danisya menutup matanya karna muncratan darah yang mengenai wajahnya. ......       Beberapa tahun yang lalu Danisya mulai beranjak dewasa. Danisya memiliki wajah yang polos sehingga membuat banyak orang menyukai wajahnya yang polos nan imut itu.    Danisya sudah pernah melihat Omnya membunuh orang secara keji lalu dia pun ikut mempraktekannya. Dia tidak merasa bersalah sedikitpun Karena sedari kecil dia dididik menjadi kejam. Omnya bilang jika kita tidak kejam orang akan semena-mena dengan kita. Dan kita hanya akan menjadi kelinci suruhan mereka oleh karenanya kita harus kejam untuk mempertahankan diri.    Hingga suatu saat kelakuannya itu diketahui oleh pihak kepolisian. Malam itu Doni tidak sengaja membunuh anggota satuan kepolisan membuatnya menjadi buronan. Pada malam itu dia akhirnya tidak memiliki kekuatan untuk lari. Saat dia sudah berusaha melarikan diri bersama Danisya polisi menembakan pistolnya tepat mengenai pinggangnya membuat dirinya meringis kesakitan. Dia yang sedang berlari bersama Danisya tidak sanggup lagi melanjutkan larinya. Dia terjatuh tersungkur membuat Danisya pun terhenti dari larinya.   "Om ayo bangun orang jahat itu mengejar kita om," ucap Danisya yang kala itu dirinya tahu bahwa polisi itu orang jahat.   "Kamu lari duluan aja, Sya. Om udah enggak kuat lagi. Kamu lari dan jangan lupa apa yang udah om pelajarin selama ini. Jangan sampai kamu seperti Om sekarang."   "Tapi, Om Ica enggak tahu harus kemana lagi, Om. Cuma om yang Ica punya."   "Pergi Danisya jangan sampai kamu ditangkap kayak om. Buruan pergi Ca!" perintah Omnya memaksa Danisya untuk pergi.    "Tapi om–"    "BERHENTI SEKARANG!" teriak polisi itu yang hampir dekat dengan mereka.   "LARI DANISYA!" perintah Omnya mutlak membuatnya mau tidak mau harus segera pergi dari sana daripada dirinya harus ditangkap juga. Yang Danisya pikirkan waktu itu adalah dirinya akan ditembak seperti apa yang barusan dilakukan kepada Omnya. Dan dia tidak mau itu terjadi. Jadi, mau tidak mau dia segera berlari meninggalkan omnya. Danisya bersembunyi dibalik semak-semak, untungnya malam hari sehingga keadaan gelap menyulitkan polisi melihatnya. Di depan matanya dia melihat Omnya ditarik paksa oleh Polisi itu lalu menyeretnya, seketika dendam Danisya kepada Polisi itu pun mencuat. Dia akan balas dendam dan apa yang diajarkan oleh Omnya akan tetap dia lakukan kepada orang-orang yang akan merawatnya suatu saat nanti. Dendam menjadikan Danisya menjadi gadis yang sadis membunuh secara tidak manusiawi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

T E A R S

read
312.7K
bc

Everything

read
275.8K
bc

HYPER!

read
557.1K
bc

Married with Single Daddy

read
6.1M
bc

I Love You Dad

read
282.4K
bc

Enemy From The Heaven (Indonesia)

read
60.7K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook