AGAIN

AGAIN

book_age18+
111
FOLLOW
1K
READ
family
HE
tragedy
mystery
like
intro-logo
Blurb

LAGI, perjuangan seorang ibu untuk mempertahankan buah hati dari sebuah kesalahan memang tidaklah mudah. Cacian dan makian kerap kali datang menghunus perasaan.

Elena Melody, harus menjadi orang tua tunggal dari putra semata wayangnya, Hasan Zaid.

Kesalahan masa lalu bersama calon adik ipar, Arkana Kara, membuat Elena harus menanggung semua kebodohan sendirian. Ia telah mengkhianati Elang Kara, pria yang sangat mencintainya dengan tulus dan menyakitinya secara halus.

Hingga Elena memutuskan pergi dari kehidupan Arkana serta Elang dan berhijrah, memperbaiki perbuatan yang salah.

Dengan membesarkan Hasan, Elena berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan, meskipun harus mengorbankan nyawa sekalipun. Karena baginya Hasan adalah jantung hati paling berharga.

Namun, semua itu hanyalah mimpi belaka. Karena pada kenyataannya ia harus berhadapan dengan keluarga Kara, sebuah keluarga yang berdedikasi tinggi serta menjunjung kuat nama baik.

Masalah demi masalah terus berdatangan, sampai Queensha, istri sah Arkana dari perjodohan ikut campur, menambah pelik setiap masalah.

Mampukah Elena mengatasi setiap ujian, serta terbebas dari permasalahan dan menjadi ibu terbaik untuk Hasan?

ic_default
chap-preview
Free preview
BAGIAN 1
Deru napas saling bersahutan memberikan kehangatan pada tubuh masing-masing di tengah cuaca dingin melanda ibu kota. Tetes demi tetes air hujan membasahi tanah gersang, guntur saling bersahutan memberikan cahaya kilat kian menyambar kuat. Di situasi tegang sepasang insan tengah bergulat nyaman di dunianya sendiri. Tidak mempedulikan siapa pun, status, keadaan, bahkan moral, keduanya terlena akan dusta nestapa yang memberikan kenikmatan sementara. Hubungan sebelum adanya pernikahan seharusnya tidak dilakukan, tetapi mereka malah melakukannya. Keduanya terbuai akan pesona yang menjerumuskan pada kesalahan kian memabukkan diri. "Aku sangat mencintaimu, Elena," ungkap pria tampan itu lirih. Kecupan hangat pun mendarat di dahi wanita cantik di bawahnya. Elena Melody, mengulas senyum manis seraya mengalungkan kedua tangan di leher jenjang sang pasangan. "Kita salah sudah saling mencintai. Mas Arkana, aku ingin memilikimu seutuhnya," balas Elena serius, tanpa gentar dalam sorot matanya. "Dari awal aku sudah menjadi milikmu, Sayang. Karena kesalahan ini bisa membuat kita bersama," ungkap Arkana Kara. Kata cinta terus terlontar bersama gelora semangat perasaan kian melebar. Mereka tidak seharusnya mempunyai perasaan itu, bahkan tidak seharusnya melakukan hubungan terlarang. Cinta seharusnya tidak boleh tumbuh di hati masing-masing. Itu salah, semuanya tidak benar, baik Arkana maupun Elena menyadari hal tersebut. Namun, keduanya tidak bisa menahan terlalu lama hingga jatuh ke dalam kesalahan. Mereka adalah dua jiwa yang seharusnya tidak boleh bersama. Seiring berjalannya waktu perasaan kian tumbuh mendorong keduanya kian terlena. Hubungan terlarang bernama kekasih gelap, itulah status mereka yang mengikatnya. Arkana merupakan adik dari kekasih Elena. Elang Kara merupakan teman sekelasnya sejak duduk di bangku sekolah menengah atas. Bertahun-tahun mereka bersama sampai Elang mengungkapkan perasaan. Tidak sanggup menolak, Elena pun menerima dan membuat mereka menjadi sepasang kekasih. Satu tahun menjalin hubungan, Elena diperkenalkan kepada keluarga Kara. Saat itulah pertemuan pertamanya dengan Arkana telah meluluh lantakan perasaan keduanya. Adik dari Elang itu sudah lama tinggal di luar negeri dan baru kembali beberapa bulan lalu. Di awal keduanya bertemu, Elena merasakan suatu yang salah. Tatapan pria yang lebih muda tiga tahun darinya itu seolah mendamba. Kedekatan mereka pun tumbuh kala Elang terus mengajak sang adik bertemu kekasihnya. Tanpa di sadari perasaan aneh menggelitik d**a mereka. Elena baru pertama kali merasakan jatuh cinta dan hal tersebut adalah sebuah kesalahan. Ia tidak menyangka di saat masih berhubungan dengan Elang, Arkana mengungkapkan perasaan. Tidak kuasa menolak, Elena pun menerima dengan senang hati, berbeda rasa kala bersama kekasihnya waktu itu. Malam ini untuk pertama kali, mereka melakukan hubungan terlarang. Kenikmatan serta kehangatan yang terus membasuh tubuh masing-masing seolah menjadi candu. Elena maupun Arkana tidak sanggup jika harus diingatkan jika keduanya tidak boleh bersama. Keduanya terlena terlalu dalam, terlalu jauh tanpa memikirkan jika ada hati yang bisa terluka akibat perbuatan itu. *** Pagi menyambut, hangatnya mentari menggantikan dinginnya malam. Embun perlahan mengikis memberikan kesempatan pada langit cerah untuk berganti tugas. Di ranjang hotel pasangan yang semalam menikmati waktu bersama masih bergelung nyaman. Pelukan hangat memberikan aroma menenangkan. Arkana membuka mata dan hal pertama dilihatnya adalah kekasih yang sebentar lagi menjadi kakak ipar. Bibir menawan itu melengkung sempurna lalu memberikan kecupan mendalam di puncak kepala sang tersayang. "Pagi." Suara serak menyambut, Elena berusaha membuka mata dan mendongak melihat sosok rupawan tepat di depan mata. "Pagi, Sayang," balas Arkana semakin mengeratkan pelukan. Elena diam memandangi jari jemarinya yang tengah bertengger nyaman di d**a telanjang Arkana. Di jari manis itu terlihat bekas cincin melingkar di sana. Satu tahun ia menjalin hubungan bersama Elang dan mereka juga sudah bertunangan. Cincin yang seharusnya terus tersemat di sana, kini tergeletak di atas nakas menjadi saksi bisu mengenai pengkhianatan tengah bermain di belakang sang kekasih. Diamnya Elena memberikan tanda tanya besar, Arkana semakin khawatir akan banyak hal dipikirkan pujaan hatinya. "Apa yang kamu pikirkan?" tanya Arkana kemudian. "Aku wanita jahat ... aku sudah mengkhianati kakakmu. Aku sudah menyakitinya dengan memiliki hubungan dengan calon adik ipar ku sendiri," lirih Elena, tidak enak hati. Arkana mendengus, mengusap pelipis pasangannya dan kembali memberikan ciuman singkat di sana. "Jika kamu wanita jahat maka aku pria yang kejam. Aku sudah menyakiti kakakku sendiri dan menusuknya dari belakang. Aku berhubungan dengan kekasih sekaligus calon istrinya. Aku pria b******k yang tidak pantas menyandang keluarga Kara," ungkapnya. Elena menggelengkan kepala cepat seraya mendongak membalas tatapannya. "Jangan berkata seperti itu, kamu tidak salah apa-apa. Kamu pria terhormat yang digilai banyak kaum hawa. Aku-" "Untuk itu jangan pernah berkata seperti tadi. Kamu, tidak jahat karena cinta tidak bisa dipaksakan. Kehadirannya seperti misteri yang tidak terduga," balas Arkana menenangkan. "Tapi aku takut... aku takut hubungan kita akan ketahuan." "Aku sudah siap apa pun resikonya, karena dari awal ini pilihanku. Aku sangat mencintaimu, semuanya... tergantung padamu." Arkana kembali memberikan pelukan begitu erat. Elena diam dan mengerti apa yang dikatakan sang kekasih. Pilihan, ia harus memilih antara Elang atau Arkana. Hal tersebut merupakan sebuah pilihan tersulit semasa hidupnya. Layaknya menentukan ibu dan ayah, ia tidak bisa memilih salah satu di antara mereka. Egois memang, tetapi Elena tidak bisa menyakiti Elang. Sudah terlalu banyak kebaikan yang diberikan pria itu padanya. Sebagai balasan, ia hanya bisa terus berada di sampingnya, tidak lebih dari itu. "Aku minta maaf, untuk saat ini ... aku tidak bisa memilih," gumamnya dalam benak. Jam terus berputar menandakan waktu siang beranjak sore. Selepas menikmati malam penuh syahdu bersama Arkana, Elena kini tengah berjalan-jalan bersama Elang. Pria itu sangat antusias saat mengetahui ayah dan ibunya kembali dari luar negeri. Mereka pun memutuskan untuk makan malam bersama di kediaman Kara. Fakta tersebut mengejutkan Elena yang merasa ditimpuk berton-ton batu di atas kepala. Ia tidak bisa berdiri tegak dan mengumbar senyum di hadapan kedua orang tua mereka. Bagaimana bisa setelah menghabiskan malam panas bersama putra bungsu sekaligus mengkhianati putra pertamanya, Elena bisa menghadapi mereka? pikiran itu terus saja berkecamuk di kepalanya. "Sayang, bagaimana menurutmu? Mana yang bagus?" tanya Elang kala mengangkat dua tas sekaligus sebagai hadiah untuk ibunya. "Aku pikir, sebelah kanan lebih bagus," jawab Elena disertai senyum manis. "Benar, aku juga sependapat denganmu." Elang pun membawa salah satu tas itu untuk dibayar. Elena menunggunya di depan toko dan melihat ke sekeliling mall. Sampai tidak lama berselang tatapannya jatuh pada seseorang yang tengah berjalan mendekat. "Kak Elena?" sapa suara manis itu. Elena melebarkan pandangan saat melihat tangan sang gadis menggandeng lengan kekar pria di sebelahnya. "Oh, Quuiensha? Kalian di sini juga? Kamu sedang kencan dengan... Arkana?" tanya Elena balik, mencoba tenang. Pertanyaan yang keluar dari mulutnya sendiri bagaikan belati mengoyak hati. Elena menyadari jika hubungan mereka tidak mungkin bisa berjalan lancar. Terlebih ada wanita lain di sisi pria itu, seseorang yang selama ini tidak pernah ia ketahui ada dalam kehidupan seorang Arkana. "Eh, kebetulan sekali. Apa yang kalian lakukan di sini, adik kecilku ternyata sudah punya pacar." Elang datang merangkul pinggang Elena posesif. Tanpa keduanya sadari, Elena dan Arkana saling pandang berbicara lewat tatapan masing-masing. Seolah mengatakan, lagi... kesalahan menari di atas kepalanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
31.0K
bc

Rayuan Sang Casanova

read
4.0K
bc

Terjebak Pemuas Hasrat Om Maven

read
37.2K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
9.0K
bc

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

read
6.9K
bc

Desahan Sang Biduan

read
40.2K
bc

Benih Cinta Sang CEO 2

read
19.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook