bc

Remember The Rain: Belenggu Cinta Masa Lalu

book_age18+
1.2K
FOLLOW
7.6K
READ
friends to lovers
goodgirl
brave
confident
dare to love and hate
drama
bxg
bold
brilliant
gorgeous
like
intro-logo
Blurb

Arther dan Jenny menjaga hubungan mereka sebatas atasan dan bawahan selama bertahun-tahun lamanya.

Arther yang memiliki pembawaan ringan namun tegas dan Jenny yang selalu berbicara apa adanya, memiliki sikap yang terus terang serta selalu bisa diandalkan bosnya, sesungguhnya memiliki sisi rapuh yang tidak diketahui semua orang.

Batas profesional di antara keduanya mulai rusak saat pertunangan Arther gagal dan rahasia masa lalu yang menghubungkan antara Arther dan Jenny sedikit demi sedikit mulai terbongkar.

Jenny tahu kalau Arther yang selalu dihormatinya saat ini adalah satu-satunya orang yang dia miliki dalam hidupnya. Dia mengabaikan perasaannya sendiri demi menjaga hubungan mereka tetap di batas normal karena itulah yang terbaik menurut Jenny agar dia tetap bisa berada di sisi Arther sampai kapan pun, meski kenyataannya dia sudah terlanjur memberikan terlalu banyak untuk Arther dibanding status hubungan mereka yang seharusnya hanya sebagai atasan dan bawahan.

Sedangkan Arther dulunya terjebak pada janji dan keinginannya untuk melindungi Jenny membuatnya sempat mengabaikan kenyataan kalau gadis ingusan yang dulu ia temukan di bawah hujan lebat itu sekarang sudah menjadi seorang wanita dewasa yang bisa membuat hatinya bimbang.

Jika bukan karena ucapan dan dorongan mantan tunangannya, tidak mungkin Arther bisa menyadari apa sebenarnya yang dia rasakan dan berusaha menahan Jenny sebelum gadis itu berlari semakin jauh dari dirinya.

Apa yang akan dilakukan Jenny kalau ternyata kali ini Arther sendiri yang kembali mengulurkan tangan kepadanya?

Sama seperti bertahun-tahun lalu ketika dirinya menangis putus asa di bawah hujan lebat dan pria itu muncul entah dari mana, mengulurkan tangan kepadanya, menawarkan perlindungan untuknya yang sebatang kara.

Lalu mampukah Arther membawa hubungannya dengan Jenny menuju tahap selanjutnya dan meyakinkan wanita itu tentang perasaannya ketika dia sendiri harus goyah di hadapan masa lalu yang terus merongrong.

chap-preview
Free preview
Prolog
# “Bisakah kau menemukannya untukku? Saat ini dia pasti sedang sangat putus asa dan terlunta-lunta. Dia sudah ditelantarkan berkali-kali karena kesalahan orang tua kami dan jika aku menghilang, anak itu tidak akan memiliki siapa-siapa lagi yang bisa menjadi tempatnya bersandar. Aku memohon kepadamu Arther. Jika kau benar-benar peduli kepadaku, tolonglah anak itu karena hanya akulah satu-satunya yang dia miliki di dunia ini.” * Arther kembali teringat dengan ucapan wanita itu saat dia tengah berdiri dalam diam sambil mengamati seorang gadis yang tengah menangis di bawah siraman hujan deras seakan tidak peduli hujan yang turun dengan lebat saat itu. Dia tetap mengamati, mencoba memastikan kalau gadis itu memang benar orang yang dia cari. “Mama, Kakak, kenapa? Kakak juga meninggalkanku. Kenapa semuanya harus pergi meninggalkanku seorang diri?” Jenny terisak di depan makam ibunya. Dia sudah berusaha sangat keras untuk menemukan kakak perempuannya. Tapi tidak bisa. Kakaknya seperti menghilang di telan bumi, Polisi bahkan mengatakan kalau mereka tidak bisa menemukan kakaknya. Jenny tidak punya siapa-siapa lagi selain kakaknya. Dia sudah menjual barang terakhir yang ada di rumah kontrakan mereka dan bahkan mengabaikan sekolahnya karena dia tidak mampu lagi membayar biaya sekolah. Kondisi tubuh Jenny yang lemah karena penyakit yang dideritanya membuat dia tidak mampu melakukan pekerjaan berat dan berakhir di pecat karena selalu pingsan atau masuk Rumah Sakit. “Aku sudah melakukan semua yang aku bisa untuk bertahan hidup. Aku tidak sanggup lagi. Aku juga lebih baik mati saja.“ Jenny bangkit berdiri namun di saat bersamaan tubuhnya limbung dan nyaris terjatuh kalau saja tidak ada seseorang yang menahannya. “Kau tidak boleh mati.” Sayup-sayup di antara kesadarannya yang perlahan menghilang Jenny bisa mendengarkan suara itu. Bayangan seseorang yang kini menahan tubuhnya tampak mengabur oleh rintik-rintik air hujan yang membasahi wajahnya. “Kakak, akhirnya kau pulang?“ Entah kenapa, Jenny sangat yakin kalau itu adalah kakaknya. Jenny ingin sekali melihat kakaknya dengan lebih jelas namun matanya sangat berat dan tubuhnya serasa seakan membeku. Pada akhirnya dia pingsan begitu saja. “Tuan! Biar saya yang membawanya. Anda juga sudah basah kuyup sekarang,” ucap seorang pria yang menemani Arther. Namun Arther seakan tidak peduli dengan ucapan pria itu. “Kau menyetir saja dan hubungi Rumah Sakit untuk segera menyiapkan pengobatan serta operasinya. Anak ini tidak akan bisa bertahan lama tanpa penanganan yang tepat,” perintah Arther. Dia menggendong gadis itu dan meletakkan tubuhnya dengan hati-hati di kursi belakang. Dia lalu masuk dan meletakkan kepala Jenny di atas pahanya. Sopirnya mengikuti perintah Arther dan segera masuk ke dalam mobil setelah sambil menghubungi Rumah Sakit. “Apa yang akan Tuan lakukan dengan gadis muda itu?” tanya sang sopir yang terdengar lebih seperti sedang mengkhawatirkan masa depan Tuannya tersebut. “Cuma dia yang tersisa darinya, jadi aku tidak boleh kehilangan dirinya juga,” ucap Arther sendu. Ia menatap wajah Jenny lekat-lekat. Sang sopir hanya bisa menatap sedih sang majikan dari balik kaca spion yang memantulkan bayangan Arther dan gadis yang mereka bawa di kursi belakang. “Bukankah Anda juga bertemu dengan Nona itu saat hari hujan seperti ini?” tanya sopir itu lagi. Arther tersenyum kecil. “Ya. Selalu ketika hari hujan. Aku juga kehilangannya di hari hujan lebat seperti sekarang. Kalian berdua, tampaknya suka sekali dengan hujan. Datang dan pergi ketika hujan turun, membuatku membenci hujan.” Kalimat yang diucapkan Arther lebih seperti tengah berbicara pada dirinya sendiri dibandingkan menjawab pertanyaan sopirnya. Mobil yang mereka tumpangi akhirnya tiba di Rumah Sakit. Sekali lagi, Arther hanya bisa memandangi ketika dokter dan perawat tampaknya menyadari kondisi Jenny yang mulai membiru. Mereka berusaha sekuat tenaga menyelamatkan Jenny sementara Arther tidak mampu melakukan apa-apa selain berdiri diam bagai patung. “Sampai kapan kau akan berada di sini? pergilah! Setidaknya kau sudah menemukan orang itu. Sekarang, kau bisa memulai penguburan jasadnya dan juga bayinya. Antar dia ke tempat yang terakhir dan doakan agar ia bisa beristirahat dengan tenang. Kau tidak perlu menunggu di sini, aku yang akan mengurus segalanya di tempat ini,” ucap seorang pria tua yang tiba-tiba saja sudah berdiri di samping Arther. “Paman harus memastikan kalau dia bisa bertahan. Dia harus hidup. Bagaimanapun caranya. Dia harus hidup! Aku tidak mau kembali kemari dan harus mengurus pemakaman satu mayat lagi. Aku sudah terlalu sering melihat orang-orang pergi,” ucap Arther kedua matanya memerah kini namun rahangnya mengeras. “Arther! Aku datang jauh-jauh ke Indonesia tidak untuk gagal dan melihatmu menjadi pecundang. Uang memang tidak bisa membeli hidup seseorang seperti yang terjadi pada istriku, anak-anakku dan juga wanita yang kau cintai itu, tapi gadis yang kau bawa barusan tadi masih bisa ditolong, dokter-dokter yang kubawa kesini juga bukan dokter sembarangan. Jadi kembalilah dan selesaikan tugasmu karena ini terakhir kalinya aku membiarkanmu menjadi seorang pecundang seperti ini. Jangan buat aku dan William Tan yang selama ini sudah mendukungmu sampai sejauh ini menyesal telah membantumu merebut kembali posisimu dan harta keluargamu.” Ucapan pria tua itu membuat Arther akhirnya bergerak dengan gontai meninggalkan tempat itu, namun ketika dia sampai di tempat parkir dirinya tampak ragu untuk sejenak. Sopirnya mendekati Arther dan memayunginya meski sebenarnya pakaian Arther sudah basah sejak tadi. “Saya akan mengantar Tuan untuk berganti pakaian lebih dulu baru kita akan ke tempat pemakaman. Semuanya sudah dipersiapkan dengan baik.” “Tidak! Langsung saja,” perintah Arther tegas. “Aku harus kembali ke Rumah Sakit setelah itu. Lakukan semuanya dengan cepat,” lanjutnya. Sopir yang saat itu bersama Arther hanya bisa menarik napas panjang dalam diam tanpa bisa protes dengan perintah bosnya tersebut. “Gadis itu, tidak akan apa-apa kan?” tanya Arther. “Selama saya mengamati gadis itu, dia adalah seorang yang memiliki kemauan yang kuat untuk hidup. Meski mungkin terkadang dia merasa putus asa karena hidupnya yang berat, tapi cukup mengagumkan dia mampu bertahan sejauh ini dengan tubuh sesakit itu.” Ucapan sopirnya membuat Arther merasa sedikit lega. “Syukurlah kalau begitu,” ucap Arther akhirnya. Saat itu, Arther tidak pernah tahu masa depan seperti apa yang akan ada di antara dirinya dan juga gadis muda yang sekarang sedang berjuang di antara hidup dan mati di Rumah Sakit. Yang dia tahu, Jenny harus menjadi wanita kuat yang bisa menjaga dirinya sendiri, yang bisa mengurus dirinya sendiri dan mampu melakukan apa saja di masa depan. Arther bukan hanya sedang memenuhi janjinya pada wanita yang sangat dia cintai namun memilih untuk meninggalkannya bersama dengan anak yang ada dalam kandungan wanita itu. Dia sedang memastikan satu-satunya kenangan terakhir dari wanita yang dia cintai, tetap berada di sisinya. Dirinyalah yang pada akhirnya membuat Jenny berada di sisinya tanpa dia sadari.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
94.8K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook