bc

About You

book_age16+
489
FOLLOW
2.2K
READ
adventure
goodgirl
sensitive
independent
self-improved
drama
sweet
bxb
heavy
friendship
like
intro-logo
Blurb

Aku sepertinya salah karena mengira mencintai seseorang itu adalah sesuatu yg merugi. Sepotong hati yang semestinya kita simpan baik-baik, lalu memilih untuk kita bagi dan mempercayakan kualitasnya ke orang lain. Apakah itu tepat? Atau mencintai tanpa harus memberikan sepotong hati itu memang bisa? Lantas bagaimana caranya?

Aku ingin tahu pendapatmu, kawan. Jangan biarkan aku mencintai terlalu dalam. Kamu pikir, itu tidak mengundang lawan?

chap-preview
Free preview
Prolog
Namaku Grace. Grace Sima Wandanaya. Jenis kelamin perempuan. Kelahiran Surabaya, Jawa Timur. Dan tiga bulan kemarin baru lulus SMA. Serta tadi habis ke toko terdekat membeli minuman. Ada rasa jeruknya. Harganya tidak mahal. Nama belakangku diambil dari nama ayahku. Ferdi Wandanaya. Pahlawan yang pertama kali aku lihat setelah kelahiranku. Ia kelahiran Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur. Dan sekarang bekerja di perusahaan tambang batu bara. Setahuku sebagai compesation benefit manager. Serta jarang sekali pulang ke rumah. Biasanya, kalau cuti hari raya, dia pulang. Juga tahun baru kalau bisa. Paling tidak, ayahku orang yang sangat baik dan tidak suka macam-macam. Jadi aku tidak khawatir atau berpikir yang tidak-tidak tentang ayahku ketika di sana. Ibuku yang biasa kupanggil bunda, adalah seorang dosen Ilmu Biologi, lulusan Universitas Negeri Yogyakarta. Sekarang aktif mengajar di kampus Universitas Negeri Surabaya. Namanya Sandra Wandanaya. Sebelum dinikahi oleh ayahku, “Wandanaya” bukan bagian dari nama mamaku. Kata bunda, ayahku yang menyuruh menambahkan “Wandanaya” dinamanya. Biar kompak, katanya. Sepanjang waktu, di luar jam ngajarnya di kampus, dia selalu menemaniku. Kadang cerita soal perjalanannya dulu sebelum jadi dosen, kadang cerita soal mahasiswa bandel yang sering tidur waktu diajarnya. Bundaku juga pandai menyanyi, tapi itu bukan dijadikannya profesi. Melainkan hobi pada saat dia sedang bosan di kamar mandi. Juga aku pernah sewaktu-waktu duduk santai di ruang tamu dan tidak ada hal yang sedang aku kerjakan, bunda menghampiriku sambil memainkan gitar. Hari itu juga aku punya keinginan. Menjadi seperti bunda yang ahli dalam beberapa hal. Oleh dirinya, keluargaku merasakan begitu banyak kebahagiaan. Selain pengetahuan, juga pengalaman seni bunda waktu masih muda. Aku senang dengan semua ini. Membantuku melihat segala hal dengan berbagai macam ekspresi. Serta membantuku melihat banyak kejadian dengan lebih dari satu konsep sudut pandang. Ini penting buatku. Membantu memudahkan diriku untuk memahami kepribadianku. Aku selesai pendidikan di SMAN 24 Surabaya, tiga bulan lalu. Berakhir sudah kisah-kisah di dalamnya. Bagiku, sekolah itu adalah sekolah paling keren yang pernah aku masuki. Sebelumnya, aku tidak punya keinginan untuk daftar di sekolah itu. Tapi, karena sahabatku yang mengajak, aku jadi mau. Tidak terlalu jauh dari rumahku. Kira-kira sekitar 9 kilometer. Ditambah lagi, dekat dengan tempat-tempat yang bagus dan sering ramai dikunjungi orang. Ada tulisan besar di gerbang pintu masuk sekolah. Tulisannya, ”SMA Negeri 24”. Tidak pernah diubah desainnya sejak pertama kali sekolah itu dibangun. Tapi masih sedikit dipoles cat bewarna abu-abu kalau sedikit memudar. Yang paling cantik, di sekitar tulisannya, merambat daun-daun yang bercabang. Ada pohon di sebelahnya. Lumayan besar dan aku lupa namanya. Ada pos satpam yang akan kamu temui saat kamu masuk melewati gerbang sekolah. Kamu akan menemui Pak Rokib. Kamu bisa bertanya padanya kalau sedang bingung. Orangnya baik. Caranya berbicara juga tidak akan membuatmu takut untuk bertanya banyak padanya. Oh iya, kalau bawa motor, taruh di depan pos satpam saja. Jangan dibawa masuk ke dalam. Nanti banyak yang lihat, dan kamu akan malu. Kecuali kalau kamu mau berdagang di kantin. Tidak masalah. Tapi, mungkin kamu juga akan malu kalau belum terbiasa. Jangan merasa aneh dengan suasana pagi di sana. Angin di sana sangat baik. Membuat kamu yang akan berkunjung di sana waktu pagi merasakan suhu yang tidak biasa dari kota lain. Tidak ada kabut. Jadi jangan khawatir kalau kedua matamu nanti akan terganggu saat perjalanan karena kaca helm kamu akan mengembun. Selain keren, dan kabut yang tidak pernah kutemukan, sekolah itu adalah tempat penampung banyak kenangan. Terutama menyangkut seseorang yang sangat aku cintai. Yang melibatkan perasaanku dalam berbagai hal tentang kebahagiaan setiap detiknya. Yang juga sore ini kejadiaannya akan aku ceritakan padamu. Akan aku tulis kejadian yang aku anggap perlu aku ceritakan padamu. Tidak juga detail. Tapi itulah intinya. Juga yang perlu kamu tahu, aku menulisya seperti seakan-akan aku mengalami kejadian itu sekarang. Sebelum aku memulai, aku mau cerita di mana posisiku sekarang. Malam ini aku duduk di kursi kamarku. Sambil memandang laptop yang ingin aku gunakan untuk menulis cerita yang ingin aku sampaikan padamu. Bersama minuman yang baru kubeli tadi. Serta aku iseng ke dapur sebentar untuk membuat kentang goreng yang saat ini masih panas. Lagu-lagu dari Adelle yang sengaja aku putar tidak terlalu keras. Biar mamaku tidak bisa menggubris. Ketahuan nanti kalau aku belum juga tidur. Pasti dia akan mengawasi terus di kamarku sampai aku benar-benar tertidur. Sudahlah, lupakan soal hal berbahaya itu. Mungkin kamu juga buru-buru mau membuka lembar berikutnya. Baiklah, aku bisa memulai ceritanya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married With My Childhood Friend

read
43.9K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.3K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
115.1K
bc

True Love Agas Milly

read
197.9K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

Long Road

read
118.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook