ISTRIKU MENINGGAL DI MALAM PERTAMAKU DENGAN WANITA LAIN

WARNING! CERITA INI BIKIN SEDIH, ESMOSI TAPI JUGA BUAT ANDA TERKIKIK SENANG, PUAS SAAT MELIHAT POV SATU MENDERITA. ?? Baca saat sendiri, agar tak ada korban timpukan dari Anda. ? HAPPY READING ❤ _____ Baru memasuki kamar hotel yang telah dipesan, dan Mas Bagas menutup pintu. Lelaki itu kemudian menggendongku yang tengah mengenakan pakaian pengantin. Aku tertawa disusul tawa lelaki yang kucintai setengah mati itu. Tawa kecil bahagia kami saling bersahutan menggema memenuhi ruangan. Namun, baru saja tubuhku diletakkan di atas ranjang king size hotel, suara seseorang berteriak sekuat tenaga memanggil namaku. "Laura!" Aku dan Mas Bagas menoleh bersamaan ke asal suara. Kami menatap dengan mata melebar. Dengan napas tersengal, sepasang pengantin masih saling memburu di malam pertama. Lelaki yang sudah siap melepaskan kerinduannya padaku, menarik tubuhnya seketika. Bagaimana dia bisa masuk ke mari? Kenapa buruk sekali keamanan hotel ini? "Lisa! Apa yang kamu lakukan di sana?!" seru Mas Bagas. Jelas sekali terkejut dan kesal jadi satu menghiasi wajahnya. Sama sepertiku yang juga benar-benar terkejut. Apa yang Lisa lakukan di sini? Harus sejauh inikah perbuatannya karena tak rela pernikahan kami terjadi? Namun, wanita yang berdiri di ujung balkon itu tertawa jahat. Seolah puas telah menghancurkan malam pertama kami. Sial kamu, Lis! Kalau saja boleh, aku pasti akan membunuhmu sekarang dengan mendorong tubuhnya yang kini juga memakai pakaian pengantin. Kami berada di lantai 20, begitu jatuh tubuhnya pasti langsung hancur berkeping! Mas Bagas tampaknya coba bernegosiasi dengan Lisa. Namun, baru ada tanda-tanda lelakiku akan mendekat, perempuan yang terus berusaha menggagalkan rencana pernikahan kami itu kembali berteriak. "Jangan mendekat! Kalau tidak aku akan lompat!" Lisa gila?! Dia benar-benar gila telah mengancam kami. Sekarang wanita itu pasti punya permintaan pada Mas Bagas, agar menceraikanku dan kembali padanya. Ya Tuhan, aku menyesal tidak memikirkan hal ini sebelumnya. Harusnya aku tahu dengan kegilaan w***********g itu, dia bisa melakukan apapun untuk menghancurkan rencana kami. "Oke, Lis. Tenang. Apa yang kamu inginkan?" Mas Bagas yang panik akhirnya mengucap kalimat laknat itu. Kalimat kunci yang pasti ditunggu-tunggu Lisa. "Mas!" teriakku protes. Dengan ucapannya tentu Lisa yang bersandiwara merasa di atas angin dan menyetir kami sesuai maunya. "Heh! Pelakor jalang! Kenapa? Kamu takut Mas Bagas akan memilihku lagi?" Kini Lisa mengarahkan tatapan kebencian padaku. d**a wanita itu naik turun karena emosinya. Sama, aku juga sangat emosi, Lis! Aku akhirnya memilih diam. Karena tak ingin mendapat makian yang membuat hatiku makin nyeri sakit keluar dari mulut busuk Lisa. "Aku tak peduli pada pernikahan kalian, Mas! Persetan pada kalian seperti binatang tak berperasaan, aku tak peduli! Tapi satu hal yang harus kalian ingat! Aku mengutuk pengkhianatan kalian padaku! Aku bersumpah kalian tak akan pernah bahagia." Lisa terus berteriak seperti orang gila. Aku sendiri jadi tersenyum masam melihat kelakuannya itu. Aku tak pernah mengkhianatinya! Mas Bagas datang padaku karena sudah muak pada Lisa dan pernikahan mereka. Harusnya dia berkaca, kenapa sampai lelakinya berpaling pada wanita lain. "Sudahlah! Aku bisa memanggil polisi karena kamu mengusik ketenangan orang lain, Lis!" teriakku yang memang sudah menang sejak awal melawannya. "Diam jalang!" teriaknya tak terima, dengan telunjuk persis mengarah ke wajahku dan menatap sinis. Aku yang tak ingin terlihat lemah menyilang tangan di d**a. Menantang apa maunya sekarang? Dia pikir kehidupan kami drama emak-emak KBM, yang setelah dia menangis dan membuat keributan keadaan akan berubah? Dia bisa balas dendam dengan cantik pada suaminya yang berselingkuh. Heh! Bullshit! Kini tatapan Lisa meredup. Sudah kuduga begini akhirnya. Dia akan menghiba pada suamiku dan memenangkan pertandingan. "Mas tolong jaga Kamila," ucapnya lemah pada Mas Bagas yang tampaknya termakan oleh tingkah laku Lisa. "Iya, Lis. Aku janji akan menjaga Kamila." Mas Bagas menjawab begitu saja. Jadi ini rencananya, menjadikan anak mereka pengganggu antara kami? Aku tak akan membiarkan itu Lisa. Enak saja! Lagian sudah cerai juga, kenapa sih masih bikin ribet. Kenapa gak move on aja!? "Sudah selesai kan, Lis? Sekarang keluarlah dari kamar kami, biarkan kami melanjutkan malam pertama kami yang tertunda!" seruku yang tak ingin berlama-lama muak melihat sosoknya yang tiba-tiba hadir di antara kami. Lisa menatapku dengan menaikkan sebelah bibirnya. "Ya, semua sudah selesai," ucapnya tersenyum. "Nikmati malam panjang kalian dengan bayang-bayangku." Mataku menyipit. Apa maksudnya? Belum lagi mendapat jawaban jelas atas sikap anehnya, Lisa berjalan mundur dan terjun dari balkon! "Lisa!" teriak Mas Bagas. Lelaki itu berlari ke luar balkon dan melihat apa yang terjadi. Sementara aku melihatnya dengan syok dan lemas terduduk ke lantai hotel yang dingin. Gila ... Lisa benar-benar sudah gila! Jantungku berpacu tak karuan. Tubuh wanita itu pasti sudah hancur sekarang! Aku memang menginginkannya pergi dari kehidupan Mas Bagas. Tapi bukan ini yang aku mau. Wanita itu mati bunuh diri di malam pertama kami, kalau begini bagaimana aku akan menghadapi hari-hariku dengan Mas Bagas? Semua orang pasti akan menyalahkanku sekarang! Next? Sudah ada bab duanya