bc

Katanya Kita Sahabatan?

book_age16+
1.0K
FOLLOW
13.6K
READ
drama
sweet
humorous
lighthearted
office/work place
like
intro-logo
Blurb

"Katanya kita sahabatan, tapi kok lo nikahin gue."

"Daripada pernikahan lo gagal. Gue kasihan Gret sama lo."

"Kasihan ya kasihan, tapi jangan nikahin gue juga kali. Nambah beban gue aja."

"Gue enggak mau lo depresi gara-gara gagal nikah, makanya gue ngelakuin ini."

"Tapi jangan kaya gini caranya. Gue cinta sama Abang lo, kenapa jadi lo yang nikahin gue?!"

chap-preview
Free preview
? S-A-T-U ?
Gretha Lgi dmn? Fattan Bucin ama cwe gue Fattan Knp? Gretha Lgi bucin dmn? Fattan Bioskop di mal dkt apartemen gue Gretha Tunggu di situ Fattan Mau ngapain? Setelah itu tidak ada balasan lagi dari Gretha, sahabatnya. Fattan memasukan ponselnya ke dalam saku celana lantas kembali berbincang dengan Yanti, pacarnya. "Sambil nunggu, mau beli popcorn nggak, Yang?" tanya Yanti sambil bersandar di bahu Fattan. Dengan sigap tangan Fattan langsung bergerak untuk menyambut kepala Yanti di bahunya. Mengelusnya rambut perempuan itu dengan begitu lembut. "Kamu mau?" Yanti mengangguk, "beli aja. Ayo beli." "Sekarang?" "Iya." Yanti menegakan kepalanya lantas tangannya bergerak melingkar dan mengapit tangan Fattan. "Ayo, Yang." Mereka berdua bersama-sama membeli popcorn dan tidak lupa dua botol air mineral. Kali ini Yanti membeli popcorn dengan rasa pedas dengan ukuran yang besar. Padahal sejujurnya Fattan tidak suka pedas, tapi untuk membuat Yanti senang dia pasti menuruti partner bucinannya itu. "Nanti kita makannya berdua ya, Yang." Fattan tersenyum kecil lalu mengangguk. "Mohon perhatian Anda. Pintu teater dua telah dibuka. Bagi Anda yang telah memiliki karcis dipersilahkan untuk memasuki ruangan teater dua." Dengan tangan yang memegang seboks popcorn dan satu tangannya lagi memegang dua air mineral dia bersiap-siap untuk masuk ke dalam ruangan teater itu. "Yang, pegangan tangan," ucap Yanti mengintrupsi. Perempuan itu mengambil dua botol air mineral, membiarkan sebelah tangan Fattan kosong lantas dia bersiap untuk kembali menggenggam tangan pacarnya. Namun, tiba-tiba ada seseorang yang berlari dan menubruk tubuh Fattan dengan lumayan kencang. Nyaris membuat popcorn yang ada di tangan pria itu terlempar. Yanti dan Fattan seketika menoleh ke arah wajah seseorang itu. Meskipun perempuan itu memakai masker hitam, Fattan sudah bisa mengenali ini adalah Gretha. Perempuan itu menangis sambil memeluk Fattan dengan erat. "Gue sakit banget. Tolongin gue. Bawa gue ke dokter," ucap Gretha dengan histeris, sampai-sampai membuat banyak pasang mata yang menoleh ke arah mereka. Fattan terdiam cukup lama. Sahabatnya aneh-aneh saja. Dia bisa menyusulnya ke sini, tetapi ke dokter enggak bisa. "Gue takut disuntik. Gue takut sendirian ke dokter. Temenin gue," Gretha kembali bersuara. Fattan menyerah. Dia membalas pelukan Gretha lantas mengusap-usap punggungnya. "Sekarang? Tapi gue udah mau nonton." "Gue kesakitan ini, tolongin gue. Nanti aja kenapa sih bucinnya," ucapnya sinis. Yanti seketika menarik tangan Gretha membuat pelukan itu terlepas begitu saja. "Manja banget sih lo, Gret. Ganggu Fattan mulu. Gue kan lagi ngedate ini. Hargain gue juga dong," ucap Yanti tidak kalah sinis. Fattan menarik tangan keduanya lantas membawa mereka keluar. Mencari tempat yang lebih sepi agar pertikaian mereka tidak menjadi tontonan publik. "Eh, lo kan nonton enggak penting. Kepentingan gue lebih mendesak ini," ucap Gretha saat mereka sudah berada di luar area bioskop. "Lo siapanya Fattan? Gue pacarnya." "Ya tanpa dikasih tahu, gue juga tahu." "Ya seharusnya lo juga lebih tahu diri. Jangan apa-apa ke cowok gue terus." "Anji* lo ya. Gue lagi kesakitan terus diajak debat. Lagian seharusnya lo sadar sebelum ada lo, gue yang nemenin dia terus," ucap Gretha setengah berteriak. Fattan mengusap wajahnya. Ruwet banget mendengarkan perdebatan perempuan-perempuan ini. "Ya kan gu-" "Yanti diam," kali ini Fattan angkat bicara. Dia memberikan popcorn di tangannya kepada Yanti dan juga memberikan tiket bioskop mereka berdua. "Gue harus antar Gretha." "Kamu pilih dia, Yang? Aku ini pacar kamu loh. Masa mau ditinggal di bioskop." "Kita lain kali aja ya nontonnya. Nanti aku pesankan taksi online, kamu pulang naik itu." "Jadi kamu beneran pilih dia?" tanya Yanti sambil menunjuk wajah Gretha yang sedang meringis-ringis kesakitan. "Aku enggak tega membiarkan dia kesakitan." "Gila ya," ucap Yanti sambil terisak kencang. Tangan Fattan melingkar di pinggang Gretha lalu mereka bersama-sama berjakan menuju parkiran mobil lalu bergegas untuk ke rumah sakit. "Cuma sakit gara-gara haid sampai buat kehebohan di bioskop dan buat pacar gue nangis-nangis," ucap Fattan setelah mengetahui diagnosis dari dokter. "Eh lo jangan ngomong cuma-cuma. Sakit beneran nih gue. Lo kira gue begitu karena pura-pura," dia memberikan sebotol jamu pereda nyeri haid, "tolong bukain." "Kalau bukan sahabat dari orok. Gue pites-pites lo, Gret. Nyusahin banget," ucap Fattan sambil memberikan botol itu dengan keadaan tutupnya yang sudah terbuka. "Bawel lo," balas Gretha sebelum menenggak isi dari botol itu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook