bc

Mahligai yang terkoyak

book_age18+
1
FOLLOW
1K
READ
family
opposites attract
kickass heroine
drama
polygamy
like
intro-logo
Blurb

Cinta kadang tak harus memiliki tapi cinta juga harus di perjuangakan, tapi tak kala cinta itu mulai berpaling pada yang lain haruskah di pertahankan atau di tinggalkan dengan sejuta rasa sakit seperti yang Karmelita alami dalam biduk rumah tangganya.

"Maafkan aku Karmelita, aku janji aku tak akan mengulanginya lagi" mohon Dirga pada Karmelita.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Dirga tak pernah menyangka kalau dia akhirnya bisa menikahi Karmelita anak orang kaya di kampungnya . Pernikahan mereka menjadi buah bibir warga kampung baik tua maupun muda. Siapa yang tak mengenal Karmelita bunga desa anak kepala desa yang menjadi incaran banyak pria muda termasuk Dirga. Rumah tangga Dirga dan Karmelita di karuniai tiga orang anak. Seiring berjalannya waktu rumah tangga Karmelita mulai di landa masalah. Dirga yang pendiam mulai menunjukkan sifat aslinya. "Kamu mau kemana, malam-malam begini sudah rapih ? " tanya Karmelita pada Dirga. "Aku mau ke rumah teman, ada urusan," jawab Dirga sambil berjalan menuju ke tempat sepeda motornya yang di parkir di depan rumah. Karmelita hanya mengangguk dan membiarkan Dirga pergi. Karmelita sangat mempercayai Dirga yang menurutnya seorang suami yang bertanggung jawab dan sayang pada keluarganya. Walaupun kenyataannya Dirga tak seperti yang di lihat oleh Karnelita. Dirga seorang lelaki yang pandai bersandiwara. Dirga memang selalu bersikap baik dan tanggung jawab bila di depan Karmelita tapi bila di luar rumah dia tak ubahnya seperti seorang bujangan. "Hai bro kita ketemuan di tempat biasa, jangan lupa ajak juga si Minul, bilang sama dia bang Dirga rindu," ucap Dirga pada temannya. Dirga segera menghidupkan mesin sepeda motornya dan segera melaju meninggalkan rumah menuju ke tempat yang dituju sebuah Cafe remang-remang yang ada di ujung kotanya. Dirga memacu kuda besinya dengan cepat seakan sudah tak sabar menahan rindu pada cewek cantik bernama Minul. Ponselnya terus berdering namun tak di gubris olehnya. Dirga terus memacu kuda besinya itu membelah jalanan kota yang mulai sepi. Sementara di rumah Karmelita sibuk mempersiapkan segala keperluan anak-anaknya untuk besok pagi. "El, apa kamu sudah menyiapkan baju seragam sekolahmu nak?" tanya Karmelita lembut. "Sudah ma, hanya tinggal buku pelajaran saja yang belum Elita susun," sahut Elita dari dalam kamarnya. "Susunlah sekarang nak sekalian susunkan juga buku pelajaran punya Mutia," sahut Karmelita yang masih sibuk dengan pekerjaannya di dapur menyiapkan bahan untuk membuat sarapan dan bekal anaknya besok. Karmelita melihat ke arah jam dinding yang ada di ruang tengah. Hari sudah menunjukkan pukul 21.35 wib, namun belum ada tanda-tanda Rico anaknya yang paling besar akan pulang. Karmelita meninggalkan sejenak kesibukan yang di dapur dan berjalan menuju ke ruang tengah untuk mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja makan. Di carinya nomer telepon Rico dan segera meneleponnya. Hingga tiga kali panggilan teleponnya tak kunjung di angkat oleh Rico anaknya. Hati Karmelita merasa cemas dan gelisah, Karmelita takut terjadi apa-apa pada anaknya itu. "Halo." Terdengar suara dari ponsel yang di pegangnya menandakan panggilan teleponnya terjawab "Iya halo, kamu dimana Rico, kenapa kamu belum pulang?" tanya Karmelita cemas. "Sebentar lagi ma Rico pulang," sahut Rico cemas. "Ya sudah cepat pulang, jangan terlalu malam!" titah Karmelita dengan wajah kesal. "Iya ... Iya, sekarang Rico pulang." Rico akhirnya memilih pulang karena Rico tak mau membuat mamanya cemas. Karmelita akhirnya mematikan panggilan teleponnya dengan Rico. Hatinya sedikit tenang karena Rico akhirnya mau segera pulang. Karmelita kembali melihat anak gadisnya yang masih berbaring di atas tempat tidurnya sambil membaca sebuah buku. "Elita, kamu belum selesai merapihkan buku pelajaranmu untuk besok?" tanya Karmelita dengan menaikkan kedua alisnya. "Belum ma, Elita sedang membaca buku,tanggung sebentar lagi," sahut Elita sambil tetap membaca buku yang ada di hadapannya. Karmelita segera menyelesaikan pekerjaannya di dapur lalu berjalan menuju ke kamar Mutia. "Mutia, kamu belum tidur nak?" ucap Karmelita lembut. "Belum ma, Mutia tak bisa tidur," ucap Mutia lirih. "Apa yang membuat kamu tak bisa tidur nak?" tanya Karmelita lembut. "Mutia pengen tidur di peluk mama," ucap Mutia manja. "Baiklah mama akan menemani dan memeluk kamu tapi janji kamu harus cepat tidur," tukas Karmelita dengan tersenyum lembut pada Mutia. Sementara Mutia mengangguk dan tersenyum senang. Karmelita segera merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur anaknya dengan tubuh yang terasa lelah. Di peluknya Mutia dengan penuh kasih sayang. Di uszapnya kepala Mutia dengan lembut hingga Mutia tertidur dengan lelap. Setelah di rasa Mutia sudah tertidur lelap Karmelitapun segera beranjak dari tempat tidur Mutia dengan perlahan. Karmelita berjalan perlahan keluar dari kamar Mutia. Karmelita berjalan menuju ke kamar Elita. Saat hendak mengetuk pintu kamar Elita Karmelita mendengar suara sepeda motor milik Rico, bergegas Karmelita berjalan menuju ke pintu samping dan segera membukakan pintu samping untuk Rico. Rico yang melihat mamanya belum tidur tentu saja terkejut. "Mama belum tidur?" tanya Rico sambil menatap heran ke arah Karmelita. "Kamu kenapa malam sekali pulangnya, tadi kamu bilang akan langsung pulang," cecar Karmelita. "Maaf ma tadi Rico masih mengerjakan tugas kuliah yang akan Rico bawa besok ke kampus," ucap Rico dengan wajah menyesal. "Tapi kamu tak seharusnya membohongi mama, kamu kan bisa berterus terang pada mama," ucap Karmelita kesal karena Rico sudah membohonginya. "Rico nggak mau buat mama cemas, makanya Rico terpaksa berbohong, maafkan Rico ya ma," ucap Rico sambil memegang tangan Karmelita. "Ya sudah sekali ini mama maafkan kamu tapi jangan kamu ulang lagi yang seperti ini besok-besok." Karmelita menasihati Rico. "Iya ma," sahut Rico dengan kepala tertunduk. Rico segera memasukkan sepeda motornya ke dalam rumah. "Papa mana ma, kok sepeda motornya nggak ada?" tanya Rico pada mamanya. "Papa kamu sedang keluar katanya ada pekerjaan yang harus di selesaikannya," ucap Karmelita sambil.menghrla nafas panjang. "Rico heran deh ma, setiap malam Papa pasti pergi, alasannya selalu ada pekerjaan, memangnya mama nggak curiga apa sama papa?" tanya Rico pada Karmelita. "Sudahlah kamu sebaiknya istirahat sana, bukannya besok kamu ada kuliah pagi, Papa biarkan saja nggak usah kamu terlalu ikut campur urusan Papa kamu," ucap Karmelita sambil.menyuruh Rico untuk segera istirahat. Rico segera memasuki kamarnya setelah memarkir sepeda motornya di dalam rumah. Baik Rico maupun Karmelita sebenarnya merasa heran karena hampir setiap malam Dirga selalu saja keluar rumah dengan alasan pekerjaan atau ada urusan lain, namun Karmelita tak mau menaruh curiga pada suaminya. Karmelita percaya kalau Dirga tak akan berbuat macam-macam di luaran sana. Sementara di tempat lain Dirga sedang bersenang-senang dengan teman-temannya bermain judi dan mabuk-mabukan. Di tempat itu juga Dirga bisa menikmati kebahagiaan bertemu dengan wanita pujaan hatinya Minul. Dirga dan Minul menghabiskan malam itu dengan bermesraan dan berfoya-foya. Dirga seakan lupa bila ada istri dan anak-anaknya menunggunya di rumah dengan perasaan cemas. Tak lama terdengar suara dering ponsel Dirga. Seketika membuat Dirga panik setelah melihat nama di layar ponselnya. Dirga ke luar ruangan meninggalkan Minul. Dirga perlahan menjawab panggilan tersebut denngan wajah pucat. "Hallo." Ucapan pertama yang terdengar di balik ponsel.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Her Triplet Alphas

read
7.0M
bc

The Heartless Alpha

read
1.5M
bc

My Professor Is My Alpha Mate

read
467.1K
bc

The Guardian Wolf and her Alpha Mate

read
506.6K
bc

The Perfect Luna

read
4.1M
bc

The Billionaire CEO's Runaway Wife

read
606.1K
bc

Their Bullied and Broken Mate

read
467.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook