bc

Marriage Aggreement

book_age18+
16.2K
FOLLOW
80.7K
READ
stepfather
like
intro-logo
Blurb

Seorang gadis dari desa yang tidak beruntung, lahir dari orang tua yang pas-pasan. Harus berjuang di ibu kota demi sebuah masa depan yang cerah.

Namun sebuah tragedi harus terjadi, membuat hidupnya berubah total setelah kejadian di hotel tempatnya ia bekerja sebagai room service.

Kinanti harus merasakan sakit hati ketika mahkotanya di renggut paksa oleh seorang lelaki yang bernama Alfaro. Pria berhati dingin dan terlalu cuek terhadap perempuan di sekitarnya.

Alfaro dengan tidak sadar merenggut kesucian Kinanti karena pengaruh obat yang sengaja di berikan oleh rekan bisnisnya. Dengan tujuan untuk menghancurkan bisnisnya yang mulai merangkak naik.

"Aku akan bertanggung jawab atas semua yang terjadi, asal kau mau menandatangani syarat yang akan aku berikan!" Alfaro berbicara dengan menatap gadis yang masih terisak di depannya dengan tatapan dingin.

Bagaimana nasib Kinanti setelah dia tak lagi suci?

Lalu bagaimana kehidupan Alfaro setelah dengan tega telah melukai hati seorang perempuan? Apakah Kinanti mau mengikuti semua syarat yang di ajukan oleh Alfaro?

chap-preview
Free preview
Bab. 1. Tragedi
"Kau mau apa? Hentikan jangan mendekat!" ucap gadis cantik yang berjalan mundur menghindari lelaki di hadapannya. "Kemarilah! Aku ingin memelukmu sebentar saja!" "Aku bilang jangan mendekat!" Kinan mengacungkan jari telunjuknya ke arah Alvaro yang berjalan sempoyongan ke arahnya. Namun usaha Kinan sia-sia saat tangan kekar Alvaro menarik pergelangan tangan Kinan. Mengakibatkan Kinan terjerembab masuk kedalam pelukan lelaki tampan bertubuh kekar itu. Alvaro tersenyum menikmati aroma khas yang menguar menusuk Indra penciumnya. Alvaro merasa nyaman, dalam ketidaksadarannya akibat alkohol yang ia teguk beberapa jam yang lalu. Tanpa di duga Alvaro mengecup leher Kinan dan mulai terbuai dalam harumnya tubuh wanita di dekapannya. Membuat Kinan semakin takut dan merasakan hal aneh dalam dirinya. Alvaro mulai mendorong pelan tubuh Kinan hingga melayang di atas kasur. Membuat Kinan semakin terisak. "To-tolong sadarlah! A-aku bukan j*l*ng! Lepaskan aku!" suara menyayat hati itu tak di dengar oleh Alvaro. Lelaki berparas tampan itu mulai melancarkan aksinya dengan menyobek baju Kinan. Gadis itu hanya menangis terisak di bawah kungkungan badan kekar seorang Alvaro. "Hentikan!" Kinan mencoba menghalangi tangan Alvaro yang mulai menjelajahi tubuhnya. Rasa geli dan rasa jijik bercampur menjadi satu. "Kau sangat harum," ucap Alvaro dengan tatapan sayunya. "A-aku bukan ke-kasihmu! Lepaskan aku!" Kinan masih berharap dirinya terselamatkan oleh suara rengekan dan rintihannya. Namun Tuhan seolah tak mendengar semua yang dia ucapkan. Alvaro malah membungkam bibir Kinan dengan ciuman panas. Rasa sedikit pahit Kinan rasakan karena efek alkohol yang Alvaro minum. Hingga Alvaro bisa melepas semua pakaian Kinan dan memandangi gadis di hadapannya dengan tatapan lapar. Tanpa menunggu lama, ia pun mulai melepas semua pakaiannya. Alvaro dengan tergesa memberikan kecupan di beberapa bagian tubuh milik Kinan. Membuat Kinan tidak bisa melawan karena kedua tangannya di genggam erat oleh Alvaro di atas kepalanya. Air mata mengalir deras membasahi pipinya yang mulus. Berteriak sekencang apa pun tak akan ada yang mendengarnya. Karena ruangan Alvaro ini dipasang peredam suara. Tenaga Kinan yang tak sebanding dengan tenaga Alvaro membuat gadis cantik itu merasa lemas tak bertenaga. Apalagi, dirinya merasa sudah jijik dengan tubunya yang sudah di jamah oleh lelaki asing, yang tak ia kenal sebelumya. Yang Kinan tahu, Alvaro hanya seorang CEO di tempatnya bekerja. Dia tidak tahu bagaimana kepribadian atau bahkan keluarga lelaki itu. Kinan menjerit saat Alvaro serasa membelah dirnya. "Sakiit ...!" Sedangkan Alvaro menulikan pendengarannya, kala dirinya merasa nikmat yang tiada tara. Lelaki tampan itu terus menghujam dengan gerakan cepat. Tak mempedulikan tangis kesakitan seorang perempuan di bawahnya. Waktu terus berlalu, hampir satu jam, Alvaro menggagahi tubuh Kinan yang putih mulus. Bahkan Kinan sudah menjadi seperti boneka, tidak lagi ada suara hanya lelehan air mata sebagai gambaran kondisinya saat ini. Lolongan kepuasan akhirnya terdengar syahdu dari bibir Alvaro. Semua karena pengaruh alkohol, membuat dirinya menjadi kejam menodai seorang gadis desa yang masih polos. Tubuh Alvaro ambruk di sisi kanan tubuh Kinan. Tangan kekarnya masih mendekap, perempuan yang baru saja ia renggut kesuciannya. 'Ya Tuhan, cobaan apa lagi ini? Kenapa kau berikan aku ujian hidup yang begitu rumit? Bagaimana aku menjalani hariku setelah aku tidak mempunyai kehormatan lagi?' tanya Kinan dalam hati. Tanpa suara Kinan meratapi nasibnya, dia tidak bisa pergi dari kamar Alvaro karena kuncinya entah di mana. Lagi pula, baju Kinan pun sudah tidak layak pakai lagi. Malam ini adalah malam yang menyeramkan sepanjang hidup Kinan. Pengalaman hidup menjadi sejarah yang tak bisa ia lupakan meski dia mati nanti. Tangis Kinan pecah, dia hanya mampu membekap mulutnya dengan kedua telapak tangannya. Hingga menjelang subuh, Kinan baru bisa terlelap. * Tepat jam delapan pagi, Alvaro bangun, matanya mulai bergerak, hingga ia membuka mata. Pandangnya menatap langit-langit kamarnya. Hingga dia mengingat pertemuannya dengan beberapa teman lamanya di kafe yang berada di hotelnya. Tangan Alvaro yang kanan terangkat memegang pelipisnya. Desisan lirih terdengar dari bibirnya. "Isshhh ... kepalaku berat banget!" Hingga dia menyadari tubunya tanpa sehelai baju yang menutupi. Mata Alvaro melotot, pandangannya mengedar ke seluruh ruangan. Terlihat bajunya yang teronggok dan baju seragam hotelnya. Pikiran Alvaro semakin kacau, hingga dia menoleh ke sisinya. Betapa terkejutnya Alvaro mendapati tubuh wanita yang tidur membelakanginya. Lelaki tampan itu menyingkap selimut, ia semakin kaget saat melihat noda darah di atas kasurnya. "Shiit, b*j*n*n, kau Alvaro!" Alvaro mengumpat dirinya sendiri, ia menjambak rambut hitamnya itu dengan sekuat tenaga. Lelaki tampan itu bergerak turun dari ranjang untuk memakai boxernya. ia berjalan memutari ranjang untuk melihat siapa wanita yang sudah ia hancurkan masa depannya. "Sial! Kenapa harus minum banyak! Kalau saja aku tidak mabuk, kejadian ini pasti tidak akan terjadi?" Alvaro merasa bodoh dengan apa yang sudah ia lakukan. Saat dia berhasil sampai di depan gadis itu, Alvaro semakin merasa bersalah begitu mengetahui jika gadis itu adalah petugas kebersihan yang ia ditugaskan untuk membersihakan kamarnya dan beberapa ruangan yang ada di lantai dua puluh. 'Ya Tuhan!' Keluh Alvaro dalam hati sambil mengusap kasar wajahnya. Kilatan kejadian semalam langusung terngiang di ingatan lelaki tampan itu. Membuat Alvaro tidak percaya dengan apa yang ia lakukan. Karena selama ini, ia tidak pernah menanamkan benihnya pada wanita manapun. Meski dia seorang CEO yang di kelilingi banyak wanita cantik. Tetapi, Alvaro bukan lelaki hidung belang. Gadis yang ia perhatikan itu akhirnya menunjukkan pergerakan, membuat lelaki tampan itu mulai menjauh. Ia cukup memperhatikan apa yang akan terjadi setelah gadis itu bangun. Meminta pertanggung jawaban atau malah meminta uang yang banyak? "Aduh ...!"Kinan mengaduh merasakan sakit yang tidak bisa ia gambarkan setelah ia membuka mata. Ingatan kejadian semalam membuat Kinan mengeratkan selimutnya. Suara tangis tersedu terdengar menyayat hati siapa saja yang mendengarnya. Tapi, tidak dengan Alvaro, lelaki itu malah mengetatkan rahangnya dan mulai berjalan mendekati Kinan lagi. "Hentikan tangisanmu itu! Apa yang kau inginkan dariku untuk menebus semua yang aku lakukan padamu?" tanya Alvaro dengan suara lirih namun terdengar mengerikan di telinga Kinan. "Ja-jangan mendekat! A-aku tidak sudi melihatmu!" seru Kinan tanpa mau memandang wajah Alvaro. Alvaro semakin jengah melihat kelakuan perempuan di hadapannya yang menutup tubuhnya dengan selimut tebal itu. "Katakan apa maumu? Kau mau aku bertanggungjawab? atau kau mau aku memberimu uang?" tanya Alvaro dengan nada tegas. Air mata Kinan semakin luruh saat mendengar semua perkataan Alvaro. Wanita cantik itu akhirnya mengumpulkan tenaga yang tersisa, hingga dia berhasil duduk dengan menahan sakit di sekujur tubunya. Kinan tidak melepaskan balutan selimut yang melilit tubuhnya. Dia mencoba berdiri tanpa memperdulikan Alvaro yang memperhatikan setiap gerak-geriknya. Saat Kinan merasa tertatih tak bisa berdiri, Alvaro ingin sekali menolongnya. Namun, ego yang tinggi membuat lelaki itu mengurungkan niatnya. Dan malah membentak Kinan dengan pertanyaan kasar. "Dasar j*l*ng! Kau pura-pura tuli?" Kinan memberanikan diri menatap wajah tampan yang sebenarnya sangat ia idolakan semenjak ia bekerja di hotel. Tapi, mulai malam tadi, gadis berwajah pucat itu sangat membenci bosnya itu. "Tarik kembali ucapanmu Tuan muda, jika aku seorang j*l*ng, tidak akan noda darah di sana," ucap Kinan sambil menunjuk ke arah ranjang tanpa mengalihkan pandangannya dari lawan bicaranya. Degh! Jantung Alvaro berdetak cepat saat Kinan mengatakan itu. Entah apa sebabnya ia tidak tahu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K
bc

Dilamar Janda

read
319.0K
bc

Scandal Para Ipar

read
693.4K
bc

JANUARI

read
37.0K
bc

Sang Pewaris

read
53.0K
bc

Terjerat Cinta Mahasiswa Abadi

read
2.6M
bc

Om, Jadi Cinta Enggak?

read
96.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook