bc

Dilamar Duda Arogan

book_age18+
7
FOLLOW
1K
READ
HE
opposites attract
arrogant
stepfather
heir/heiress
blue collar
drama
bxg
mystery
loser
lucky dog
like
intro-logo
Blurb

Tak mudah bagi Alia Shakeela Zanitha untuk menerima semua kenyataan hidupnya. Status dia yang seorang janda membuat dirinya selalu mendapat hinaan dari sekumpulan ibu-ibu komplek tempat tinggalnya. Alia sangat tertekan dia ingin segera mengakhiri status jandanya.

Di tengah kegalauan hatinya, datang seorang duda untuk melamar dirinya. Tanpa berpikir panjang Alia menerima lamaran sang duda.

Aliando Yafiq Mahendra seorang pengusaha sukses datang melamar Alia untuk menjadikan ibu pengasuh bagi putranya, tapi dia tidak menjadikan Alia sebagai istri meski mereka terikat pernikahan sah. Karena bagi Aldo almarhumah istrinya lah yang tetap menjadi istri satu-satunya.

Alia, kecewa—? Tentu saja. Meski dirinya pun belum mencintai Aliando, tapi dia juga istri sah pria tersebut.

Akankah pernikahan mereka bertahan di tengah-tengah sikap arogannya Aliando?

chap-preview
Free preview
Bukan Perempuan Penggoda
"Suttt! Janda muda lewat, tuh—! hati-hati jagain suami-suami kita takutnya tergoda. Kapan dia mau nikah lagi, ya?" cerocos si Ratu Julid pada gengnya, mengawali nyinyiran di sore itu. "Benar tuh, kita kudu hati-hati kalau mau rumah tangga kita awet. Jangan sampai di ambil pelakor," kompak sekali mereka menjawab. Stik es krim yang mau kusuapkan ke mulut urung dan hanya mengambang di udara. Langkah kaki yang dari tadi kupercepat karena males untuk melewati segerombolan penyinyir itu, terpaksa terhenti di depan mereka. "Hadeuh mimpi apa aku semalam ko kayanya hari ini hidupku apes banget deh. Ini gara-gara si kitty motor kesayangannya aku itu tantrum, gak mau diajak kompromi pake ada acara mogok segala jadi harus masuk bengkel . terpaksa deh aku jalan kaki dari depan gang perumahan ku, mana baru pulang kerja jangan ditanya lelahnya. Terus es krim yang tadi kubeli malah meleleh lagi gara-gara gak jadi aku makan. Tadinya beli es krim tuh biar mood aku balik, tapi malah ambyar semuanya. Sekarang ditengah jalan di cegat ibu-ibu julid. Nasib, nasib," sambil menepuk jidat sendiri aku bergumam. "Maaf Bu-ibu saya bukan perempuan penggoda. Ya, kalau memang suami-suami situh tergoda bukan salahnya saya, mungkin suami-suaminya situh aja yang kegatelan. Nggak bisa lihat sedikit aja cewek bening seperti saya ini. Lagian kalau saya mau nikah lagi kalian mau pada ngado apa? Rumah—? Lamorghini—? atau kapal pesiar?" Serang balikku sedikit sinis setelah menghentikan langkah kaki. Saking kesalnya pada mereka yang selalu nyinyir tentang kehidupan ku yang seorang janda. Padaha bukan keinginan aku menjadi seorang janda, tapi itu sudah menjadi takdir dari yang kuasa. Bu Leha, si ketua geng mendelik. Tak terima karena aku balik membalasnya. Berani sekali mereka mencegat seorang Alia Shakeela zanihta yang sedang terkena sial ini. Sudah gajian di undur besok, motor mogok. Alhasil aku menjadi bad mood. Dan sekarang di nyinyirin lagi makin parah jadinya. "Ya enggak mau lah ngapain ngado mahal-mahal. Kalau kamu mau nikah lagi kami-kami jadi tenang nggak was-was seperti sekarang. Jangan lama- lama menjanda nanti keburu jadi janda tua. Awas nanti keduluan anak saya nikahnya, dia kan mau nikah sama PNS! Situ bisa gitu nggak?" Katanya dengan menekankan kata PNS, seolah dia ingin pamer pada diriku. Dengan sedikit geram kuseruput es krim yang telah mencair tadi hingga habis. Memangnya siapa yang peduli? Tak ada untungnya juga buat ku. Mau dia PNS atau presiden sekalipun, aku benar-benar tak pe-du-li. "Kamu liat tuh—! mereka lagi berduaan di teras. Kamu kapan kaya gitu? Ngggak bisa ya? oh iya, kamu kan janda nggak ada pasangannya," ucap Ratu julid dengan sedikit menantang. Dan membawa fokus mata ini keteras rumahnya, dimana ada anaknya Mira dengan cowok yang katanya PNS itu. "Hmm, Ibu nggak takut apa? Ihh, kalau saya sih takut ada cewek kok, nempel-nempel gitu. Kaya ulet bulu kepanasan. Eh, maksudnya kegatelan. Kalau saya sih meski janda, tapi maaf masih punya harga diri nggak mau lah harus nempel-nempel sama cowok sebelum syah menikah." Dia balas menatap ku aneh sekaligus sebal. "Takut apa? Calon menantu ku itu orangnya baik. Dia kalau berkunjung selalu bawa martabak. Kalau nikah juga katanya maharnya mau ngasih emas lima belas gram!" tegasnya bangga. "Wah, beneran Bu?" tanyaku pura-pura antusias "Martabak yang harganya sepuluh ribuan di gang itu, ya? Saya sih kalau mau, bisa beli pake uang sendiri. Soalnya saya kerja jadi mau apa aja bisa kebeli, nggak perlu nunggu dikasih orang." Sindir ku karena kesal terus dengar ocehannya. Setelah ngomong begitu, aku berniat meninggalkan si Ratu julid bersama geng dengan segala kesombongannya. Malas, aku sudah terlalu lelah untuk membuatnya skakmat. Ku sisakan kata -kata manis buat jaga-jaga kalau besok-besok dia menyenggol ku lagi. "Buruan nikah! Bukan urusin hidup orang. Ya wajarlah kalau sama calon mertua ngasih bingkisan lagian bukan saya yang minta kok, dia nya aja yang ngerti. Kamu ini aneh," kata Bu Leha sambil geleng-geleng kepala. Dia menatap ku dengan remeh sementara geng nya hanya mangut-mangut. Hei! Tapi disini dia yang memulai pertikaian. Dengan mengusik kejandaan ku udah tau sensitif malah diusik terus. "loh, Ibu yang duluan kok, kenapa jadi saya yang disalahin? Liat aja sebentar lagi pacar saya datang bawa pajero. Jadi Bu-ibu semua nggak usah khawatir saya akan memikat bapak-bapak di komplek sini," ujar ku sambil begidik ngeri, membayangkan suami-suaminya para julider yang berbadan tambun ditambah kumis -kumisnya yang super tebal. Setelah mengucapkannya dengan sangat jelas dan percaya diri. Aku berlalu begitu saja meninggalkan mereka yang terbengong. "Bawa dong pacarnya cepet! Buktikan jangan hanya ngomong aja!" teriak Bu Leha setelah tersadar dari bengongnya. "Nggak dulu, takut di rebut ulet keket yang suka nempel-nempel," balas ku setengah berteriak, tanpa menoleh kebelakang. * * * Kaki ku memang berjalan santai, tapi tidak dengan wajah ku yang terlihat sangat kusut juga menegang. Merutuki diri sendiri mengapa aku sangat sabar hidup di area julid ini. Tapi aku sangat puas setelah membuat ratu julid bersama gengnya skakmat. Hanya selang beberapa rumah akhirnya aku sampai di rumah ku, eh ralat tentunya itu rumah kedua orang tuaku. Wajah ku makin kusut saat melihat wanita yang melahirkan aku itu sedang menyirami tanaman di pelataran rumah. "Kenapa lagi anaknya Ibu, ini? Motornya kemana? Kok, jalan kaki? " tanya ibu dengan memasang wajah heran. "Ratu julid masa ngatain Alia janda penggoda, Bu. Terus katanya Alia harus cepet- cepet nikah lagi biar mereka pada tenang. Katanya takut suami-suami mereka digodain Alia," rengekku sambil memanyunkan bibir. "Si kitty pingsan, jadi Alia tinggal di bengkel depan." Sial, aku rasanya ingin menangis saat ini. Dengan mengadukan segalanya pada ibu, memang jalan terbaik meski aku terlihat kuat padahal sebenarnya aku sangat rapuh. Sejak aku mendapat gelar janda satu tahun lalu, para ibu- ibu di komplek tempat tinggal ku selalu pada nyinyir. Bukannya menjawab ibu malah berdecak. "Udah lah Bu Leha kan orangnya emang kaya gitu. Jangan sebut lagi dia Ratu julid, nggak baik, lho. Sementara kalau soal menikah, emang udah saatnya kamu menikah lagi. Lupakan semua pesakitan mu tapi bukan untuk melupakan orangnya, sekarang dia udah tenang dialam sana kita yang masih hidup harus tetap mendo'akan. Sudah saat nya kamu bangkit, Al. Coba buka hatimu pelan-pelan," nasihat ibu. "Hmm, sebenarnya banyak Bu yang mau sama Alia, tapi selalu Alia tolak. Alia masih keinget sama mas Afnan Bu, tapi akan Alia coba. Semoga Alia bisa." "Iya, Al kamu harus bisa biar hidup mu tenang," ujar Ibu. "Udah ah Bu, Alia masuk dulu mau istirahat." Aku melangkah masuk rumah, tapi langkah ku terhenti setelah mata ini menangkap seorang pria, sedang duduk di kursi teras rumah. Menyebalkan aku baru menyadarinya setelah rengekan-rengekan sialan tadi. Jaraknya cukup jauh dari tempat ku berdiri, dan sialnya itu udah lebih cukup untuk sekedar mendengar percakapan ku tadi dengan ibu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.5K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.3K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.2K
bc

CINTA ARJUNA

read
12.4K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.1K
bc

Ayah Sahabatku

read
21.3K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
21.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook