bc

LEANDER

book_age12+
1
FOLLOW
1K
READ
BE
family
lighthearted
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

Leander, sequel New Life Ara or Aca.

cerita ini juga dapat ditemukan di aplikasi wattapd dengan nama akun yang sama.

akun wp: cocopandaa_

chap-preview
Free preview
Flashback
Info sekilas: ini kelanjutan dari cerita New life Ara or Aca. _______ Mari kita flashback sedikit. 9 bulan berlalu akhirnya Aca melahirkan seorang bayi laki-laki dan Ara melahirkan seorang bayi perempuan, jarak antara kelahiran keduanya hanya 35 menit. Anak Aca dan William diberi nama Ander Bagaskara Wyman, sementara anak Ara dan Xavier diberi nama Aurora Leana Cavero. Keluarga D'Jandra, Fredi, Cavero, dan Wyman tentunya merasa bahagia dengan kehadiran dua malaikat kecil. Hingga 5 bulan kemudian, setelah negosiasi dengan para orang tua akhirnya mereka berempat pindah dijakarta, rumah Ara dan Aca bersebelahan, hanya dipisahkan oleh pagar-pagar kecil yang segaja dibuat tepat dibatas antara halaman Ara dan Aca, sementara rumah mereka dikelilingi oleh pagar-pagar besar. "Lu liat deh serasi banget" tunjuk Ara pada kedua balita itu, Ara membawa putrinya kerumah Aca untuk bermain, ya begitu setiap hari, kadang-kadang mereka juga membawa kedua anak itu ke taman.  "Nggak terasa mereka udah setahun aja" ucap Aca. "Ho'oh, gue agak khawatir Ca" ujar Ara. "Khawatir kenapa?" Tanyanya. "Gue khawatir anak gue ntar kayak gue sama bapaknya, kang nonjok orang" ujar Ara. "Lu kira lu doang, anak gue juga, gue pastiin ngikutin gue, jangan kek bapaknya rada-rada lembek" ucap Aca. "Ca untuk Diamonius nanti lu bakalan jadiin anak lu leadernya apa gimana?" Tanyanya, pasalnya semenjak menikah mereka tak lagi aktif dikelompok itu, mereka mempercayakannya kepada inti Diamonius. "Kagak tau sih, kalo anaknya mau ya nggak gue larang, soalnya dulu juga gue kayak gitu" ucap Aca. "Trus anak lu?" Tanya Aca. "Gue nggak tau, mungkin nggak mimpin salah satu kelompok mafia, soalnya gue liat anak gue kok rada-rada pemalu" ujar Ara. "Anaknya pemalu, emaknya malu-maluin" kekeh Aca. "Yee sae aja lu dugong" balas Ara. "Jodohin anak kita Ca, ntar diembat orang mampu lu" lanjut Ara. "Itulah yang kami mau" suara bariton dari belakang mereka mengalihkan pandangan kedua wanita itu, ralat kedua bocah itu juga menatap Daddy mereka. "D....ddddd" entah apa yang dikatakan oleh Lea, ketika melihat Xavier. Xavier melangkah mendekat kearah Lea dan menciumnya beberapa kali hingga Lea mengeluarkan suara indahnya. "Nynn....nynn" Ander memukul kepala William lalu tertawa senang. "Hey boy, kau memukul Daddy" ucap William seraya mengangkat anaknya dengan kaki diatas kepala dibawa, hingga membuat Ander seperti bayi monyet yang sedang bergelantungan ?. "Dasar bodoh, turunin si Ander" Aca menatap William dengan tajam, sementara Ander yang diperlakukan seperti itu malah bertepuk tangan. "Lihatlah dia senang" ucap William. Aca kemudian berdiri dan berjalan kearah William. Plakkk... Aca memukul kepala William dengan pelan, dan menggendong Ander. "Puyeng kepalanya gue smackdown lu" kata Aca. "Dih kejam banget lu Ca" ucap Ara seraya terkekeh. "Lagian ngeselin, gendong anak kagak ada bagus-bagusnya" Aca membenarkan kembali posisi duduk putranya. "Maafkan Daddy boy" William mencium seluruh wajah Ander, Xavier dan Ara terkekeh melihat itu. Beginilah kegiatan mereka semenjak pindah kejakarta 7 bulan yang lalu, mereka selalu menghabiskan waktu bersama mengajak anak-anak mereka bermain. Skippp 10 tahun kemudian.... "Tungguin Lea" ucap gadis kec berusia 11 tahun pada laki-laki yang sedang berjalan menuju rumahnya. "Cepat Lea" ujar Ander seraya berjalan memasuki rumahnya. "Der, kaki Lea sakit" ucap Lea, Lea memang tumbuh menjadi gadis manja, pada kedua orang tuanya, bukan hanya itu saja ia juga manja terhadap Ander. Ander menatap datar kearah Lea, dan kemudian menghampirinya yang masih berdiri diteras rumah. "Sini" Ander menarik tangan Lea dengan pelan, dan berjalan kembali masuk kedalam rumah. "Loh sayang kalian habis dari mana?" Tanya Aca saat melihat kedua anak itu masuk kedalam rumah dengan baju yang sudah kotor. "Habis main mi" jawab Lea, Lea memanggil Aca dengan sebutan mami, sedangkan untuk Ara ia memanggilnya Mommy. "Lea jatuh" ucap Ander. "Astaga, kenapa bisa" Aca mendekat kearah Lea dan menggendongnya, ia mendudukan Lea disofa dan membuka sendal Lea. "Lea sakit?" Tanya Aca. "Sakit mih" ucap Lea dengan mata yang berkaca-kaca. "Cuma jatuh sudah mau nangis" celetuk Ander yang ikut duduk disofa. "Sttt...jangan gitu Ander, kaki Lea sakit loh" kata Aca, Ander hanya mentap Lea malas. "Aca, ada anak gue kagak disini" teriak Ara dari luar, ia masuk kedalam rumah. "Berisik banget tuh emak-emak satu" ucap Aca. "Mommy" panggil Lea saat melihat Ara menuju kearah mereka. "Astajong, anak gue nape kek abis maen di got, itu apa pula Ander kamu ajakin Lea main di got ya" ucap Ara pada Ander. "Tidak mih, Lea tadi jatuh ditaman" kata Ander. "Nah kan" Ara mendekat kearah putrinya dan menggendongnya. "Lu berisik banget sih" ucap Aca pada Ara. "Jelas dong anak gue takutnya disenggol kang culik anak" ucap Ara. "Ohh yaa, Ca gue sama Xavier bakalan keLondon" ucapan Ara membuat ibu dan anak itu sedikit terkejut. "Mih, mami mau bawa Lea juga?" Tanya Ander. "Iya sayang, mami bakalan bawa Lea juga" kata Ara. "Ra, kok lu baru bilang sekarang" ucap Aca. "Sorry Ca, ini mendadak banget Ca, soalnya Xavier harus ngurusin perusahaan yang ada disono" kata Ara. "Jadi kapan lu pulang kesini?" Tanya Aca. "Nggak tau Ca, mungkin dua tahun, tiga tahun, bahkan mungkin enam tahun kedepan gue balik" jawab Ara. "Lea" panggil Ander, Lea kemudian berbalik menatap Ander. "Lea pindah der" cicit Lea, Ander yang tak suka dengan kata pindah langsung pergi ia menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya. "Lah ngambek tuh bocah" kata Ara. "Lagian lu ngapain pindah sih, huwaaa gue nggak punya temen lagi" kata Aca. "Gue bakalan balik kok pasti, nih tetangga sebelah emaknya Rafael maseh ada kok, kalo enggak noh yang disebrang jalan, emaknya Tiwi, emaknya Satria, sama emaknya si Jamet" kata Ara. "James Ra, bukan jamet, ngadi-ngadi lu" kata Aca. "Mom, Lea boleh kekamar Ander?" Tanya Lea. Kedua wanita itu kemudian menatap Lea seraya tersenyum. "Boleh, sini mami antar" Aca kemudian menggendong Lea dan membawanya kekamar Ander disusul oleh Ara. Ceklek... Aca membuka pintu dan menurunkan Lea. "Lea bisa jalan?" Tanya Aca. "Bisa mih" jawabnya. "Ya udah samperin Ander lagi ngambek" kekeh Aca. Lea kemudian berjalan mendekat kearah Ander yang sedang duduk kasurnya. Sementara Ara dan Aca turun kebawah, untuk mengobrol lebih banyak, sebelum mereka akan berpisah untuk waktu yang tidak ditentukan. Dikamar Ander. "Der" panggil Lea, namun tak ada jawaban dari Ander. "Hikkk...hiks...der" Lea sudah menangis terlebih dahulu, ia memang tak bisa diabaikan. Ander menatap kearah Lea "Jangan nangis" ucap Ander. "Maapin Lea der, Lea pindah sama Daddy, sama mommy" ucap Lea. "Lea janji, Lea nggak akan lupain Ander, Lea bakalan terlfon Ander terus" ucapnya. "Janji?" Tanya Ander. "Lea janji, Ander tungguin Lea ya, Lea bakalan balik kata mommy" ucap Lea sembari tersenyum kearah Ander, Ander ikut tersenyum kearah Lea lalu memeluknya. "Ander... Ander masih simpan kalung Lea kan?" Tanya Lea, Ara dan Aca memang pernah membuat kalung couple untuk Ander dan Lea, sederhana tapi indah. "Ini" Ander kemudian menunjukan kaling itu yang melingkar di lehernya, kalung berwarna hitam adalah milik Ander sementara yang putih milik Lea. "Simpan baik-baik ya Lea bakalan kembali lagi, awas kalo Ander lupain Lea, Lea pukul Ander nanti" Ander yang mendengarnya lantas terkekeh. Ceklek... "Maaf ya mommy ganggu" ucap Ara dari ambang pintu. "Mih" Ander memanggil Ara, Ara yang mengerti langsung mendekat dan memeluk Ander. "Mami minta Ander jangan nakal ya, turutin kata mommy sama Daddy Ander, tungguin Lea ya, mami, papi, sama Lea bakalan balik lagi kok" kata Ara seraya tersenyum manis. "Ander janji mih" kata Ander. "Ya udah kebawah yuk, soalnya sebentar lagi Lea sama mamih bakalan kebandara" ucap Ara, ia kemudian menggandeng kedua bocah itu turun kebawah, disana sudah ada Xavier. "Huwaaa gue bakalan kanget banget.....bangettt...bangett..ke lu" kata Aca seraya menangis, ia sendiri tak bisa menyembunyikan perasaan sedihnya ketika ia harus berpisah dengan mereka. "Gue juga bakalan kangen, tenang bisa vc tiap hari" ucap Ara ia juga ikut menangis. "Der, Lea pergi dulu ya, jangan lupain Lea loh, awass nanti" kata Lea. "Ander janji bakalan tungguin Lea" mereka tersenyum, melihat kedua bocah nakal itu. "Maapin gue nggak bisa nganter kalian ke bandara, si William masih di Makassar soalnya bentar malam baru balik" kata Aca. "Nggapapa" ucap Ara. "Beritahu William, kami akan kembali, dan sampaikan salamku" ucap Xavier pada Aca. "Hikss..bakalan kangen anjer" kata Aca. "Tenang kami bisa menelfon kalian" ucap Xavier. "Kalo udah nyampe kabarin gue, kalo kagak gue otw London bakar rumah lu" kata Aca. Xavier dan Ara terkekeh "kau jangan menangis, kami pasti akan menghubungi kalian" ucap Xavier. "Kita pergi dulu" Xavier mengendong putrinya. "Dahhh" Ara dan Xavier keluar dari rumah Aca, disusul oleh mereka. "Dadah der, Lea bakalan balik lagi, Lea janji Ander jangan lupain Lea" teriak Lea dari dalam mobil. "Ander janji" teriaknya juga. Sementara Aca sudah menangis Bombay, Ander sendiri tak sadar air matanya jatuh kepipinya, ketika melihat mobil Xavier meninggalkan pekarangan rumahnya. Flashback off. ____ To be continue....

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.3K
bc

My Secret Little Wife

read
98.9K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook