bc

My Unpredictable CEO

book_age18+
2.5K
FOLLOW
22.4K
READ
billionaire
possessive
CEO
drama
sweet
bxg
office/work place
small town
first love
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Sebelum baca, biasakan tap love dulu biar ceritanya tetap di pustaka.

Arya Hadi Kusuma, seorang CEO muda nan tampan, telah jatuh dalam pesona Dahlia Wiratmaja, hingga rela menyamar menjadi orang biasa hanya untuk lebih dekat dengan gadis pujaannya itu. Namun, sayang saat mengetahui kebohongan seorang Arya, malah membuat Dahlia semakin menjauh.

"Aku sendiri juga baru tahu perasaan Putra. Selama kami berteman, dia biasa saja. Memang dia baik, tapi tak hanya denganku. Ada satu lagi temenku namanya Intan. Justru aku merasa tidak enak dengan kakak kamu. Aku benar-benar tidak ada hubungan dengan Putra." Dahlia tak ingin menjadi perusak hubungan orang lain. Itu bukan dirinya.

"Aku tahu kamu tidak bersalah," tegas Arya.

"Bisakah kamu mempertemukan aku dengan kakakmu? Aku akan menjelaskan semuanya." Ada sebuah pengharapan di sorot mata gadis itu. Dia berharap Arya bisa mempertemukannya dengan kakak perempuannya yang menjadi tunangan Putra.

"Sepertinya itu bukan ide yang bagus. Joana bukan orang yang akan mendengarkan orang lain." Arya menggeleng karena dia sangat mengerti peringai kakak kandungnya itu.

"Trus aku mesti bagaimana?" pasrah Dahlia. Bagaimanapun seseorang sedang terluka karenanya.

"Menikahlah denganku," kata Arya mantap. Netranya menatap netra Dahlia tajam. Ingin rasanya Dahlia menyelami lautan manik mata hitam kelam itu.

Tanpa mampu menjawab, gadis itu hanya bisa membolakan matanya dan melongo karena pernyataan Arya.

"Jika kamu berfikir aku hanya main-main, maka jawabnya adalah tidak. Sejak awal aku mengatakan bahwa aku mencintaimu. Dan aku benar-benar serius dengan ucapanku." Dahlia benar-benar tenggelam dalam tatapan pria itu hingga mulutnya terkunci tak mampu berkata-kata.

"Itu satu-satunya jalan agar Putra berhenti mengejarmu dan kamu akan aman dari gangguan kakakku. Karena dia sama sepertiku. Memiliki uang dan kuasa untuk melakukan apa pun." Ada rasa bersalah saat mengatakan itu.

Kira-kira apa jawaban Dahlia?

Cover by: Karasmara

chap-preview
Free preview
1. Antara Dua Saudara
"Ayah! Jangan hanya karena saya anak perempuan, jadi tidak Ayah perhitungkan!" Nada bicara Joana meninggi. Joana Hadi Kusuma, anak pertama keluarga Hadi Kusuma sekaligus kakak dari Arya Hadi Kusuma. Seperti adiknya, dia juga eksekutif muda yang sangat terkenal. Jika Arya memimpin HDK Group di bidang media, maka Joana di bidang perhotelan. "Keputusan Ayah sudah bulat, Ana. Adikmu, Arya yang akan menggantikan Ayah!" tegas Pak Hadi Kusuma "Bisnis perhotelan kita menjadi nomor satu di Asia Tenggara, itu semua karena aku, Ayah. Bukan Arya!" Joana masih bergeming dengan keyakinannya. Dialah yang harus menjadi penerus ayahnya, karena dia anak pertama. Hadi Kusuma pendiri HDK Group, perusahaan internasional yang memiliki banyak anak cabang dan bergerak di berbagai bidang. Semakin lama kesehatannya semakin menurun karena penyakit jantung yang dia miliki. "Dan pewaris Ayah hanya satu, yaitu adikmu!" "Tidak, Ayah! Aku tidak akan membiarkannya, apa pun yang terjadi!" Dengan wajah kesal Joana meninggalkan ruangan ayahnya. Dia tidak bisa terima dengan keputusan ayahnya itu. "Itulah yang membuat Ayah tidak bisa menyerahkan perusahaan ini padamu, Ana," ucap Pak Hadi Kusuma setelah kepergian anak perempuannya. Bagaimanapun dia sangat menyayangi kedua anaknya. Setelah kepergian istrinya 20 tahun yang lalu, merekalah yang membuatnya terus bertahan dan berjuang. Wajah Joana sangat mirip dengan ibunya. Tapi, entah kenapa sifatnya sangatlah bertentangan dengan almarhumah ibunya. Ibunya adalah wanita yang sangat lembut dan penyayang. Dia adalah wanita hebat yang tidak pernah memikirkan kekayaan. "Panggil Arya ke ruanganku!" titah Hadi Kusuma pada sekretarisnya. "Baik, Pak." Dirga, asisten Hadi Kusuma segera meninggalkan ruangan bos-nya. Terdengar ketukan pintu tidak lama kemudian. Muncul seorang pria muda dengan tinggi sekitar 180 cm. Pria itu terlihat begitu tampan dengan hidung mancungnya. "Apakah Ayah memanggilku?" "Mendekatlah, Arya. Anakku," ucap Hadi Kusuma pada anak bungsunya itu. Arya pun mendekat seperti yang diperintahkan ayahnya. "Umur Ayah sudah tak lama lagi," kata Hadi Kusuma dengan suara berat. Meski merasa sangat kaget dengan yang dikatakan ayahnya, Arya pun berusaha tetap tenang sambil menunggu kalimat lanjutan dari ayahnya itu. "Ayah akan menunjukmu sebagai penerus Ayah. Tapi, dengan satu syarat." Kalimatnya terhenti sambil menatap anaknya tajam. "Dalam waktu kurang dari satu bulan kamu harus membawa calon istri. Ayah tidak akan memberi syarat apa pun. Asalkan dia benar-benar tulus mencintaimu. Seperti ibumu mencintai Ayah." Arya pun terkejut dengan ucapan ayahnya. Apa? Calon istri! Dalam waktu satu bulan, kata Arya dalam hati. "Dan Ayah minta jagalah kakakmu. Bagaimanapun dia adalah putri Ayah, kakak kandungmu." "Tapi, Ayah. Bukankan Kak Joana yang lebih pantas menggantikan Ayah?" Ya, Arya adalah seseorang yang penyayang. Dan dia sangat menyayangi kakaknya, meski hubungan mereka tak sedekat dulu. Dia tahu Joana telah bekerja keras untuk menggantikan ayahnya. Kakaknya yang dulunya sangat penyayang entah kenapa berubah sangat membencinya. Ayahnya hanya tersenyum. "Kamu benar-benar mirip ibumu," katanya kemudian. "Bawakan saja Ayah calon menantu sebelum satu bulan." "Baik, Ayah." Arya pun pamit meninggalkan ruangan ayahnya.Dalam hatinya sebenarnya dia juga bingung. Dalam 28 tahun hidupnya dia belum pernah dekat dengan wanita sekali pun, kecuali kakak wanitanya itu. Arya juga khawatir dengan kondisi kesehatan ayahnya. Sakit jantung yang diderita semakin hari semakin memburuk. Di mana bisa ku dapatkan calon istri seperti yang di minta ayah, katanya dalam hati. *** Waktu menunjukkan pukul tujuh pagi. Ini adalah hari pertama buat Dahlia magang di HDK TV. Salah satu stasiun televisi terbesar di negeri ini. Dalam mimpinya pun, sebenarnya dia tidak membayangkan akan bisa magang di perusahaan itu. Dahlia hanya mengikuti Sarah, teman satu kosnya untuk melamar di sana. Tapi entah memang hidupnya selalu di kelilingi Dewi Fortuna atau bagaimana, malah dia yang lolos, sedangkan temannya tidak. "Wah! Calon reporter HDK TV, Dahlia Wiratmaja," ucap Sarah sembari tersenyum bahagia melihat sahabatnya itu. "Hehe. Kamu nggak papa 'kan, Sarah. Malah aku yang diterima. Sebenarnya aku nggak enak, aku 'kan cuman ngikutin kamu. Malah aku yang keterima." Dahlia sangat merasa tidak enak dengan sahabatnya itu. Ia sangat takut sahabatnya merasa dia merebut impiannya. "Yaelah! Santai aja kali, Lia. Namanya juga rejeki di kamu. Mungkin rejeki aku di tempat lain. Tenang aja, aku ikut seneng, kok kamu kerja di sana," ucap Sarah tulus. "Makasih ya, Sar. Kamu memang sahabat terbaik aku." Dahlia memeluk sahabatnya itu sambil menahan air matanya. Ia bersyukur, Tuhan mengirim Sarah sebagai sahabatnya. "Eh! Denger-denger, CEO di situ masih muda dan tampan lho. Temen aku yang bilang. Kamu tahu 'kan, Bella, temen SMA aku yang sering main ke sini? Nah! Dia yang bilang." "Aku nggak mikirin itu, Sar. Lagian juga nggak mungkin 'kan orang kayak kita bisa mikirin bisa deket ama CEO," kata Dahlia lugu. "Hei! Siapa tahu, Lia. 'Kan namanya jodoh siapa yang tahu," goda Sarah. Dahlia hanya menggelengkan kepalanya. "Ah! Udah, ah. Nggak mungkin itu mah. Impossible pake banget. Aku berangkat dulu ya, Sar. Takut telat ini, kan baru hari pertama. 'Kan nggak lucu kalo ampe telat." "Oke! Oke! Silahkan berangkat Bu reporter." Sarah mendorong pelan sahabatnya menuju pintu. Dahlia berjalan menuju halte bus yang letaknya lumayan jauh dari tempat kosnya. Gadis tomboi itu berjalan ceria tanpa beban. Dahlia kali ini pun berpenampilan casual. Karena tempatnya bekerja memang membebaskan masalah pakaian kerja. Tidak perlu formal, cukup pantas dan sopan. Dengan kaos putih di bagian dalam dan kemeja warna krem yang tidak dikancingkan untuk luarannya dia tetap tampak menarik. Dan tidak lupa celana jeans yang tidak ketat, dia masih kelihatan seksi. Rambut panjangnya diikat agak ke atas yang memperlihatkan lehernya yang jenjang. Dengan riasan yang tipis membuatnya terlihat cantik natural. Sebenarnya dengan ataupun tanpa riasan Dahlia adalah gadis yang cantik alami. "Ah ...! Sial! Kenapa mesti macet segala, sih? Mana ada rapat lagi nanti jam sembilan." Sebuah suara berhasil mengagetkan langkah indahnya. Dahlia menengok ke arah sumber suara. Dilihatnya seorang pria muda yang sangat tampan sedang berdiri di sebelah mobilnya. Sepertinya mobilnya mogok. Di dalam hati dia berpikir 'apakah harus menolongnya atau tidak'. Hm ... jangan salah. Meski cewek, Dahlia sangat jago memperbaiki mobil. Waktu SMA dia sering membantu ayahnya memperbaiki mobil. Ayah Dahlia memiliki sebuah bengkel kecil di Jogja, tempat asalnya. "Samperin bentar, ah. Masih ada waktu satu jam sebelum masuk." Dahlia pun berjalan menuju pemuda itu. "Mas, ada yang bisa saya bantu?" "Eh, iya. Emang Mbaknya ngerti gitu soal mobil?" tanya pemuda itu ragu. "Hehe, tenang aja, Mas. Saya sering bantuin ayah saya benerin mobil waktu di kampung dulu." Entah apa yang membuat jantung Arya berdetak lebih kencang. Gadis di depannya membuat dunianya beralih. Hatinya seakan dipenuhi bunga-bunga dan kupu-kupu. Tanpa sadar Arya tersenyum. Belum pernah dia merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Bukan dia belum pernah melihat gadis yang cantik. Bahkan hidupnya bisa dikatakan dikelilingi wanita-wanita cantik dan seksi. Dari kalangan artis maupun kalangan crazy rich, banyak yang berusaha dekat dengannya. Tapi, belum ada satu pun yang bisa mengambil hatinya. Tapi, gadis biasa ini dalam sekejap mata mampu meruntuhkan pertahanan hatinya. Dahlia pun mulai membuka kap mobil bagian depan dan mulai mengecek di mana masalahnya. Setengah jam berlalu. "Coba, Mas. Hidupin mesinnya." "Alhamdulillah. Makasih ya, Mbak." Dahlia melihat arlojinya. Dia harus cepat-cepat agar tidak terlambat. "Udah ya, Mas. Saya tinggal." Dahlia pun berlari ke arah halte bus. Kebetulan ada bus yang sedang berhenti. Perjalanan dari halte ke tempat kerjanya sekitar lima belas menit. Semoga nggak telat, ucapnya dalam hati. "Eh ... Mbak, tunggu! Nama Mbak siapa?!" teriak pemuda itu. "Dahlia, namaku Dahlia!" "Tapi, tunggu dulu .... " Gadis yang menolongnya sudah berlalu masuk ke dalam bus. "Ah! Aku belum memberinya imbalan tadi. Kira-kira bakal ketemu lagi nggak, ya?" ucap pemuda itu. Dia senyum-senyum sendiri mengingat gadis yang telah menolongnya tadi. Sangat cantik dan baik. Pemuda itu pun segera mengendarai mobilnya karena memang dia harus segera menghadiri rapat. "Syukurlah ... nggak telat." Dahlia segera berlari menuju lobi, tempat para pemagang lain sudah berkumpul. "Hai!" sapanya pada Intan. Teman yang dikenalnya saat melamar pekerjaan ini. "Oh! Hai, Dahlia. Kenapa kamu kelihatan ngos-ngosan gitu? Habis dikejar anjing 'kah?" tanya Intan heran melihat Dahlia yang sedang mengatur nafas. Sambil menggelengkan kepalanya, "Bukan ... tadi ada sedikit gangguan kecil di jalan. Untung aku nggak telat," jawab Dahlia. "Selamat pagi, Pak!" Seluruh karyawan menyapa dan agak membungkuk menyambut seseorang yang baru datang. Begitu juga para karyawan magang tak terkecuali Dahlia. Tanpa ingin tahu siapa itu, dia ikut membungkuk. Arya Hadi Kusuma sudah terbiasa dengan tatapan itu. Tatapan kagum para wanita yang seolah memujanya. Tanpa sengaja dia melihat gadis yang menolongnya tadi. Dan dialah satu-satunya yang tidak memandanganya. Sudut bibirnya sedikit terangkat. Takkan lari gunung di kejar, katanya dalam hati

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Romantic Ghost

read
162.4K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.3K
bc

Dear Doctor, I LOVE YOU!

read
1.1M
bc

Married with Single Daddy

read
6.1M
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
288.8K
bc

Papah Mertua

read
530.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook