bc

Benih Milik CEO

book_age18+
1.4K
FOLLOW
10.1K
READ
opposites attract
actor
like
intro-logo
Blurb

Ikutin akun autor di t****k @otorluarbinasah.

"A-ampun T-tuan! J-jangan sentuh saya!" ucapnya lirih dengan suara bergetar hebat.

"Aku sudah membayarmu! Camkan itu."

Tanpa perduli dengan apa yang dikatakan gadis polos tersebut, tubuhnya sudah sangat memaksa dirinya untuk segera menggumulinya.

Di pagi harinya.

"Shitte... Di mana gadis itu?"

***

Dia adalah gadis lugu dan polos. Kehidupan yang begitu berat dia jalani. Aleandra Nicholas namanya, usianya kini menginjak delapan belas tahun.

Mimpi buruk telah dimulai, saat kedua orang tuanya meninggal dunia karena sebuah kecelakaan. Aleandra Nicholas yang selamat dari maut pun harus menelan pil pahit tinggal bersama sang paman. Karena, sang bibi yang kejam.

Suatu hari, Aleandra Nicholas mencoba melarikan diri dari rumah yang seperti neraka baginya. Namun, naas malah mengantarkan dirinya ke tempat rumah Bordil.

Di sebuah Hotel, Aleandra Nicholas bertemu dengan seorang pria yang bernama Almaher Zilquin. Berusia dua puluh delapan tahun, seorang CEO muda nan tampan, akan tetapi berhati dingin.

Apakah Aleandra Nicholas mampu bertahan dengan hidupnya yang menyedihkan? Bagaimana jika kejadian malam itu telah membuahkan benih yang bersemayam di dalam rahimnya? Ayo, ikuti kisahnya di sini sampai tamat ya.

Happy Reading.

#September Update Program 2023#

chap-preview
Free preview
Chapter 1.
--Happy Reading-- Di dalam kamar sebuah Hotel mewah bintang lima. Seorang CEO muda yang sedari tadi sedang gelisah menahan hasrat yang begitu menyiksa dirinya, dengan tidak sabaran dia pun memerintah kaki tangannya untuk mencarikan pelampiasannya saat itu juga. Keadaan darurat yang menjebaknya, mau tidak mau dia harus segera mencari pelampiasan atas reaksi yang menguasai tubuhnya. “Carikan seorang gadis untukku!” perintah sang CEO yang terdengar begitu tegas, dari sebrang telponnya. “Baik, Bos! Tapi, gadis yang seperti apa, Bos?” tanya kaki tangannya tersebut. “Gadis yang bisa melepaskan hasratku.” “Yang masih segel atau tidak, Bos?” “Apa saja, asalkan gadis itu bukan istri orang.” “Saya harus cari di mana, Bos?” Sang CEO nampak begitu kesal di sebrang telponnya. Karena, anak buahnya yang banyak bertanya. “Jangan banyak tanya! Aku tidak bisa menunggu lagi,” kesal CEO tersebut, terdengar membentak. “S-siap, Bos! Secepatnya saya akan segera membawa seorang gadis untuk Bos.” Tuuut! Tanpa menjawab lagi, sang CEO pun segera mematikan sambungan telponnya tersebut. *** Di rumah Bordil yang cukup bising dengan suara musik yang berdentum keras. Seorang wanita paruh baya berjalan ke arah luar ruangan, untuk menerima panggilan dari seseorang yang tertera di layar ponselnya. Senyuman melengkung dari sudut bibirnya, takkala melihat siapa gerangan yang sedang menghubunginya itu. Wanita paruh baya itu pun menyapa dengan suara menggoda. “Hallo… Tuan! Tumben telpon saya.” “Heem…. ! Saya butuh seorang gadis yang masih bersegel sekarang juga.” “Masih segel?” “Ya, ada tidak?” Wanita itu pun teringat kemarin malam, saat mendapatkan gadis polos dan lugu yang masuk ke dalam perangkapnya dengan modus memberikan pekerjaan. “Sepertinya ada,” sahutnya, sambil berpikir jika gadis polos yang kini berada di kamarnya itu pasti masih bersegel. “Antarkan cepat, sekarang juga! Berapa pun uang yang kamu minta, aku akan memberikannya.” “Okay, Deal!” “Deal!” Tuut…! Keduanya mengakhiri pembicaraannya lewat sambungan telepon tersebut. Wanita yang baru saja menerima panggilan telpon dari seseorang yang merupakan langganannya itu pun begitu senang bukan main. Bagaimana tidak senang hatinya, jika pelanggannya itu berani membayar mahal. Berapa pun yang dia minta, pria itu pun menyanggupinya. Dia pun memerintahkan anak buahnya untuk segera mendandani gadis polos yang bernama Aleandra Nicholas di kamarnya. “Hi, sayang! Pakai baju ini dan kamu akan didandani agar terlihat lebih cantik dan sempurna,” sapa wanita yang sering di panggil dengan sebutan Madam Susan dengan begitu ramah, lalu menyerahkan sebuah paper bag ke tangan Aleandra. “Hi, juga, Madam Susan,” balas sapa Aleandra. “Baju apa ini, Madam?” tanya Aleandra nampak bingung sambil mengerutkan dahinya penuh tanya, disaat melihat baju yang baru saja dikeluarkan dari paper bagnya. Aleandra menggelengkan kepalanya pelan, menolak untuk memakai pakaian yang menerawang tipis dan kekurangan bahan tersebut. Baju itu lebih mirip dengan sebuah gaun yang akan memperlihatkan belahan dadanya dan mengekspos tubuhnya. “Saya tidak mau memakai baju seperti ini, Madam Susan!” “Shitte! Tidak bisa, sayang. Kamu harus memakainya malam ini,” paksa Madam Susan. “T-tapi, Ma…” ucap Aleandra terhenti, disaat Madam Susan membentaknya dengan nada tinggi. “TIDAK ADA TAPI-TAPIAN!” Wajah Aleandra nampak pucat disaat menerima bentakan dari Madam Susan. Lelehan air matanya pun nampak terlihat jelas dari tatapan Madam Susan yang sedikit bengis dan kejam. “Jangan cengeng! Katanya mau bekerja, masa belum bekerja saja sudah cengeng,” hardik Madam Susan dengan tegas. Cepat-cepat Aleandra pun mengusap lelehan air matanya dengan kedua punggung jari tangannya, agar terhapus jejaknya. “Kamu akan mulai bekerja malam ini,” sambung Madam Susan. Kali ini suaranya sedikit lebih rendah. “Bekerja? Benarkah, Madam?” tanya Aleandra terlihat senang saat dirinya akan mulai bekerja. “Ya, makanya pakai baju itu!” perintahnya tegas. Aleandra tetap ragu untuk memakai baju tersebut, dia pun hanya bergeming sambil memandangi baju yang dipegangnya sedari tadi. “TUNGGU APA LAGI!” bentak madam Susan kembali terdengar. Tanpa banyak kata, demi pekerjaan yang akan dijalaninya, mau tidak mau Aleandra pun mengenakan baju berbahan tipis dan kekurangan bahan tersebut dengan terpaksa. Kedua anak buah Madam Susan pun merias wajah Aleandra secantik mungkin, agar penampilannya menarik dan memikat pelanggan kelas kakap yang sudah memesannya tersebut. “Perfect!” ucap salah satu anak buah Madam Susan usai merias wajah Aleandra yang disulap nyaris sempurna kecantikannya, bak artis Hollywood terkenal. Air mata yang tergenang di pelupuk mata Aleandra sudah hampir tumpah membasahi wajahnya. Namun, sebisa mungkin dia akan menahannya. Karena, Madam Susan pasti akan marah dan membentaknya kembali, jika saja dia menangis. “Tersenyumlah, Nona!” pinta salah satu anak buah Madam Susan tersebut. Aleandra pun dengan perlahan mengulas senyuman yang nampak pilu dan getir, menahan rasa tidak nyaman dengan riasan dan baju yang kekurangan bahan tersebut. *** Selang satu jam kemudian, Aleandra Nicholas sudah berada di depan pintu kamar Hotel berbintang lima. Hati kecil Aleandra terus bertanya-tanya tentang pekerjaan apa yang akan dia lakukan. Mengapa harus berdandan seperti ini dan menemui seseorang di kamar Hotel? Keraguan atas pekerjaannya pun mulai bermunculan di otaknya. Namun, apalah daya yang bisa dia lakukan, dirinya sudah berada di tempat tersebut. Ingin rasanya dia membatalkan pekerjaannya saat itu juga. Mencari pekerjaan yang tidak harus berpakaian minim dan kekurangan bahan tersebut. Namun, lagi-lagi dia berpikir tidak mudah mencari pekerjaan dengan hanya mengandalkan ijazah SMA yang dia miliki, di zaman sekarang ini. Dirinya pun tidak punya banyak uang untuk menyewa sebuah tempat tinggal untuknya, dia membutuhkan pekerjaan ini untuk membiayai hidupnya. Tidak menunggu waktu lama, seorang pria yang bertubuh tinggi besar nan atletis dengan wajah cukup garang, menempelkan cardlock di kotak sensor kunci pintu kamar Hotel tersebut. Klik! Bunyi pintu itu pun terdengar, setelah menampilkan warna lampu hijau di alat kotak sensor tersebut. Pria itu pun segera membukakan pintu kamar Hotel tersebut untuk Aleandra Nicholas. "T-tuan..." panggil Aleandra gugup. "Ya, Nona! Ada apa?" "S-sebenarnya, apa pekerjaan saya ini, T-tuan?" Pria itu tidak menjawab pertanyaan Aleandra, dirinya malah tertawa terbahak sambil menggelengkan kepalanya pelan. Pria itu yakin, Madam Susan memang memberikan seorang gadis polos yang masih bersegel untuk sang bos. Aleandra mengerutkan dahinya dalam, merasa aneh dengan sikap pria berwajah sangar tersebut. Sungguh, dirinya sangat penasaran dengan pekerjaan apa yang akan dia jalani. “Silahkan masuk, Nona! Lakukan pekerjaanmu dengan benar. Kami sudah membayar kamu dengan harga mahal," ujar pria sangar itu setelah beberapa saat menghentikan tawanya. “Membayar dengan harga mahal? Apa maksud ucapannya? Bahkan aku pun baru memulai pekerjaan ini. Mengapa pria ini mengatakan sudah membayarku dengan harga mahal?” pertanyaan demi pertanyaan yang berputar di otak Aleandra, membuat dirinya semakin ragu dengan pekerjaannya itu. Aleandra pun mengangguk ragu. Nampak sekali wajahnya yang terlihat pucat, di balik riasan di wajahnya yang begitu cantik dan hampir sempurna. Tubuhnya pun bergetar hebat, dengan kedua kaki yang begitu berat saat melangkah masuk ke dalam kamar yang berukuran cukup besar dan luas tersebut. Deg! Jantungnya terus berdebar kencang, disaat kedua matanya dimanjakan dengan fasilitas yang ada di dalam kamar hotel tersebut. Nampak, sebuah ranjang yang berukuran besar dengan wangi harum parfum mahal khas pria yang menyeruak masuk ke dalam indra penciumannya. Di sana terlihat dengan jelas, seorang laki-laki yang bertubuh tegap tinggi sedang berdiri membelakangi dirinya. Rasa penasaran Aleandra semakin bertambah kuat, setelah apa yang ada di hadapannya kini. Kamar Hotel dengan ranjang besar, seorang laki-laki yang berada satu kamar bersamanya dan dirinya sendiri yang berpakaian kekurangan bahan. Aleandra pun tersadar, lalu hendak mengambil langkah seribu untuk kabur secepatnya dari tempat tersebut. Namun naas, pintu kamar tersebut dengan cepat di tutup oleh pria sangar yang menjemput dan membawanya tadi ke tempat itu. Blug! “Tunggu… ! Aku mohon buka pintunya, Tuan! Tolong, buka pintunya. Aku ingin pulang,” teriak Aleandra dengan sekuat tenaga sambil menggedor pintu tersebut dan menjerit minta tolong berulang-ulang. “HENTIKAN!” bentak seorang laki-laki yang masih stay di tempatnya, tanpa membalikkan tubuhnya sama sekali dengan suara baritonnya. Sontak saja Aleandra berhenti berteriak dan menjerit, dikala suara baritone seorang pria yang terdengar sangat geram dan menggelegar, memekik dengan begitu kencang. Hening untuk beberapa saat suasana di dalam kamar hotel tersebut. Pria itu pun terpaksa membalikkan tubuhnya, untuk melihat gadis yang diberikan oleh kaki tangan kepercayaannya tersebut. Seorang anak buah yang bisa dihandalkan sebagai asisten pribadinya, sopir pribadinya sekaligus bodyguardnya. “Hei… kamu!” panggil pria itu dengan nada setengah berteriak. Deg! Jantung Aleandra seakan berhenti berdetak, saat pria itu memanggilnya. Aleandra yang sedang terjebak dalam sebuah kamar mewah dan besar itu pun, hanya bergeming dengan tubuh bergetar hebat tanpa berani membalikkan tubuhnya ke arah laki-laki yang memanggilnya itu. “Kamu tuli, ya?” tanya laki-laki itu sedikit kasar. Pasalnya, tidak ada jawaban atas panggilannya terhadap gadis yang membelakanginya itu. Aleandra pun menggelengkan kepalanya pelan, meski kedua tangannya masih memegangi daun pintu yang ada di hadapannya. “Kalau tidak tuli, mengapa kamu tidak menjawab panggilanku, hah?” “M-maaf... T-tuan,” ucap Aleandra dengan suara bergetar. “Bantu aku untuk mengatasi masalahku! Aku tidak bisa melepaskanmu malam ini.” Aleandra pun tersentak dan tercekat, kala mendengar apa yang dikatakan oleh laki-laki yang berada di belakang tubuhnya. “B-bantu? Membantu dia untuk apa? Untuk menemaninya tidur di dalam kamar ini?” bathin Aleandra bertanya-tanya. Sekelebat bayangan seorang pria berwajah iblis yang mencengkram tubuhnya dengan kuat, melintas di otaknya. Seketika tubuh Aleandra pun bergidik ngeri dan ketakutan. Laki-laki itu pun sudah tidak tahan dengan sikap gadis yang sedang membelakanginya tersebut. Hasratnya sudah memuncak, akibat obat sialan yang diberikan oleh wanita yang diketahui sebagai mantan kekasihnya tersebut. Tap.. Tap.. Tap.. Langkah kaki laki-laki itu pun berjalan semakin mendekat ke arah Aleandra. Grep.. Kedua tangan besar laki-laki itu pun mencengkram dengan begitu kuat di atas kedua bahu Aleandra. “Please, bantu aku!” mohon laki-laki itu dengan suara berbisik dari belakang tubuh Aleandra. Deg! Jantung ALeandra semakin berdegup begitu cepat, rasa takut sudah menguasai dirinya. Air matanya pun sudah mengalir begitu deras, tubuhnya yang bergetar hebat pun sudah berada dalam cengkraman laki-laki tersebut. --To be Continue--

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hasrat Istri simpanan

read
8.0K
bc

BELENGGU

read
64.7K
bc

Revenge

read
16.5K
bc

The CEO's Little Wife

read
628.2K
bc

After That Night

read
8.6K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
54.2K
bc

Istri Lumpuh Sang CEO

read
3.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook