bc

Damn, It! My Ex, I Love You!

book_age18+
1.2K
FOLLOW
7.5K
READ
possessive
dare to love and hate
CEO
drama
sweet
icy
first love
affair
like
intro-logo
Blurb

Hidup Yura jungkir balik kala sang mantan yang sangat-sangat ia benci -karena berani meninggalkannya tanpa alasan yang jelas-datang ke tempat ia bekerja sebagai Wedding Organiser. Sang mantan datang bersama sahabat masa SMAnya, Mia, yang meminta Yura dan tim menjadi Wedding Organiser pernikahan mereka. Otomatis Yura kaget dan kesal sekaligus? Bagaimana takdir menemukan mereka seperti itu? Yura benar-benar tak habis pikir.

Mau tak mau, Yura dan tim melakukan pekerjaannya sebagai Wedding Organiser. Tapi menjelang tiga hari sebelum acara pernikahan antara Richard dan Mia digelar, Richard datang ke kost Yura dan mengatakan bahwa Mia telah meninggalkannya. Tentu saja hal tersebut membuat Yura kaget dan senang sekaligus. Luka dihati Yura saat Richard meninggalkannya dulu kini telah terbayarkan karena Mia juga meninggalkannya. Ia senang di atas km

kesedihan dan rasa frustasi Richard.

Tapi, hal lain yang tak terduga muncul. Richard memintanya menikahinya. Tentu saja Yura kaget bukan main. Ia bahkan menertawakan ucapan Richard dan mengatakan kalau leluconnya mampu mengenyangkannya selama dua hari. Tapi setelah melihat raut wajah serius Richard yang memandangnya tajam, Yura tahu Richard tak main-main. Maukan Yura menikahi Richard mengingat dahulu Richard meninggalkannya begitu saja?

chap-preview
Free preview
1: Yura
Yura sedang mengamati dekorasi yang akan dijadikan singgahsana bagi raja dan ratu malam itu. Hiasan bunga dimana-mana menambah aksen luar biasa yang memanjakan matanya. Siapa yang sangka ide gilanya yang muncul dadakan akan semengagumkan sekarang ini? Yura tersenyum puas saat Neli meletakkan salah satu aksen bunga di sudut yang diinginkan oleh Yura. Neli mundur beberapa langkah dan berpikir benar juga apa yang dikatakan oleh Yura, mawar merah memang pas di letakkan di sudut-sudut. Apalagi backgroundnya berwarna putih. Neli menghampiri Yura yang berdiri di tengah-tengah dekorasi. Seperti Yura, ia bekerja dengan penuh semangat dan terkagum dengan hasil dekorasi di depan matanya. Pekerjaan mereka sebagai Wedding Organiser yang mempersiapkan pernikahan klien berakhir pukul dua dini hari. Besok acara pernikahannya akan digelar dan mereka harus siap. Budget uang senilai hampir 700 juta yang dibayarkan pengantin ke jasa Wedding Organiser Yura membuat Yura dan tim membelalakkan mata. Semuanya bekerja keras, mulai dari memilih hotel tempat pernikahan akan digelar, konsep pernikahan dan dekorasi yang diinginkan oleh mempelai, gaun pernikahan yang mereka beli sesuai permintaan klien serta MUA, catering , foto dan video preweddiing, undangan hingga souvenir semuanya harus matang. "Ini klien pertama kita yang budgetnya wow banget." kata Neli dan Yura mengangguk setuju. "Besok ada wartawan katanya." seru Satrio yang datang tiba-tiba dan ikut nimbrung bicara. "Oh ya?" tanya Yura. "Iya, meski gak banyak, kabarnya mempelai perempuan ini Putri Lingkungan Hidup alias runner up putri Indonesia tahun 2015." imbuh Satrio. Mata Yura membelalak kagum. Ia kemudian memikirkan sebuah ide gila yang akan menambah pelanggan Cantika Wedding Organiser. "Lo kenapa, Yur?" tanya Neli, Yura menggelengkan kepalanya. "Kita belum dapat MC nieh!" seru Ilham yang baru saja datang dengan beberapa pakaian yang ada di tangannya. Seragam kerja mereka. "Kalau gitu gue yang bakalan jadi MC-nya." kata Yura mantap, semua mata memandang ke arahnya. Neli, Ilham dan Satrio kemudian tertawa. "Lo yakin, Yur?" tanya Neli tak percaya. Ia ingat bagaimana dulu Yura demam panggung saat Yura diminta memberi sambutan di acara OSPEK Mahasiswa. "Yakin." "Tapi kita nggak." kata Satrio. Yura menatap tajam ke arah Satrio. "Lo hanya belum tahu gue kalau udah Nge-MC." "Cukup deh pengalaman di kampus." kata Ilham. "Itu dulu!" sergah Yura tak ingin kalah. "Tapi kita-kita gak pernah lihat lo ngomong di depan publik lagi." kata Neli "Pernah." kata Yura. "Kapan?" tanya Ilham. "Sidang skripsi. " jawab Yura dengan nyengir. Ilham, Satrio dan Neli menghela napas berat, tak mengerti sama sekali jalan pikiran Yura. Hari sudah sangat malam ketika akhirnya Satrio mengantar Yura ke kost-annya. "Makasih ya, Sat... " kata Yura dengan senyum yang mengembang di wajahnya. "Sat, Sat, emang nama gue Saturday?" tanyanya dan Yura terkekeh mendengarnya. "Kali aja, sapa tahu nyokap lo pengennya Saturday eh kepleset jadi Satrio deh. " kata Yura dengan senyum yang mengembang, membuat Satrio juga ikutan ketawa. "Sialan lo!" kata Satrio. "Istirahat gih, udah malem, besok kita harus lebih pagi." kata Satrio. "Met malem, Sat... " kata Yura lagi dan Satrio mengangguk. Yura keluar dari mobil Satrio dan ketika sudah berada di pagar kost-annya ia berbalik dan melihat ke arah Satrio lagi, ia tersenyum seraya melambaikan tangannya. *** Nyatanya sampai pagi tiba pun, Yura tak bisa tidur nyenyak. Ia tahu ia butuh istirahat tapi ternyata tidur tak bisa memberikannya jalan keluar. Ia gelisah sepanjang malam memikirkan dirinya sendiri yang akan menjadi MC di pernikahan spektakuler kliennya. Jika saja bosnya, Hilda, sedang tidak melakukan ibadah umroh ke tanah suci, tamat sudah riwayat Yura bekerja di WO dirian Hilda dan seenak jidatnya untuk menjadi MC tanpa ijin. Tapi nasi sudah jadi bubur dan semua MC kondang Wedding entah mengapa sudah terpakai semua. Mau tak mau alasan itulah yang kini akan dipakai oleh Yura jika Hilda marah. Ya, mau bagaimana lagi? Sebenarnya Yura bisa saja menghubungi salah seorang MC yang belum terjamah oleh Ilham. Tapi Yura tak ingin dengan MC tersebut, terakhir kali lelaki itu menjadi MC, Yura bertengkar dengannya. Bagaimana tidak? MC itu adalah mantan pacar Yura yang Yura tinggalkan demi mendapatkan hati ketua OSIS saat mereka SMA. 'Kan gue masih SMA. Labil lah... ' kata Yura waktu itu ketika Sakti tanya kenapa Yura ninggalin dia demi Candra sebelum Sakti manggung dan jadi MC. Sialnya rasa sakit Sakti kala itu benar-benar membuat kacau suasana wedding klien Yura. Sakti dengan terang-terangan membuat lelucon yang sama sekali tak lucu. Bagaimana bisa Sakti berkata "Pengantin Perempuannya beruntung dapat Pengantin Pria yang tampan. Coba kalau saya jadi pengantin Prianya, pasti (maaf) ogah." dan untung saja Yura segera menjawab dengan candaan yang membuat derai tawa para tamu. "Ini biasanya hanya diucapkan oleh jombloan sejati. Biasa, impiannya duduk di mahligai perkawinan malah cuma berdiri di panggung mahligai perkawinan jadi MC" lalu sorak sorai para tamu yang meminta Sakti menikah berebut. Sakti hanya melotot marah ke arah Yura sembunyi-sembunyi. Sialnya, perdebatan antara Yura dan Sakti itu membuat Sakti menjadi MC terkenal dan ia mendapatkan job di mana-mana. Kali ini julukan Sakti adalah MC gokil. Jika Yura mau, ia bisa menghubungi Sakti dan meminta pria itu menjadi MC di acara pernikahan kliennya. Tapi hal itu tak dilakukan oleh Yura. Yura tak mungkin menjilat ludahnya sendiri. Ia ingat dengan jelas bahwa sampai kapanpun ia tak akan memakai Sakti sebagai MC di jasa WOnya. "Ngelamun aja!" kata Neli seraya menepuk pundak Yura. Yura terkesiap. "Eh, lo Nel." kata Yura "Udah siap?" tanya Neli dan Yura mengangguk. "Setengah jam lagi pengantinnya datang." imbuh Neli dan Yura mengangguk lagi. Mereka bersiap dan benar saja belum ada setengah jam rombongan pengantin dan keluarga sudah datang di rumah pengatin perempuan. Setelahnya Yura dan tim melakukan tugasnya, beserta pengantin mereka pergi ke hotel tempat mereka melakukan resepsi besar-besaran dan Yura telah sangat sukses menjadi MC di acara kliennya. Para tamu terhibur dengan penampilan Yura. Mia, sahabat Yura saat SMA yang datang ke acara nikahan di mana Yura menjadi WOnya memutuskan akan menjadikan jasa WO Yura sebagai pilihannya di pernikahannya. "Yura!" teriak Mia, Yura menoleh dan kaget melihat sahabat masa SMAnya hadir di pernikahan kliennya. "Mia!!!! " pekik Yura tak kalah kaget. Mereka berpelukan erat sekali dengan senyum masing-masing yang sangat lebar dan senang. "Apa kabar?" tanya Mia lagi. "Gue baik. Lo?" "Seperti yang lo lihat." "Gue mau nikah, lagi cari-cari jasa WO. Ya Tuhan ada lo di sini! Kocak banget sih! Kita takdir kayaknya deh, gue mau jadiin lo jasa WO gue donk... " "Ihh? Beneran? Seriusan? Kapan?" tanya Yura antusias. "Ntar gue dan calon ke jasa WO lo, besok lo ada kan?" tanya Mia. "Ada donk. Anytime aja." "Nomer? Masih aktif?" "Aktif sejak SMA." "Duileh yang masih nungguin seseorang karena penasaran di putusin sepihak... Lo gak pernah ngomong siapa orangnya ke gue sih? Penasaran tau jadinya!" "He he he. Gue cuma males ganti nomer, Mi. Lo tahu sendiri gue gak suka ribet. Kalau untuk doi, kayaknya dia udah ganti nomer." "Yah... Sayang banget. Padahal lo masih ngarep." kata Mia ceplas ceplos. Yura tersenyum kecil. "Eh, siapa emang calonmu?" tanya Yura mengalihkan topik. Ketika Mia akan menjawabnya, ponselnya berdering. "Mama! Gue angkat dulu ya." kata Mia setelah melihat ponselnya dan siapa yang menghubunginya, Yura mengangguk setuju ke arahnya saat Mia berjalan sedikit menjauh. Yura kembali melanjutkan pekerjaannya karena Ilham menegurnya kemudian. Saat Mia hendak menghampiri Yura lagi, sebuah tangan besar menahannya. "Eh, sayang, udah ngobrolnya sama temen kamu? Kukenalin yuk ke temen aku!" kata Mia antusias ke pria yang memegang tangannya dengan tatapan tegas. "Lain kali aja, kita pulang yuk." kata Richard seraya menarik tangan Mia setelah ia menatap Yura di panggung cukup lama sebelumnya. "Eh, tapi... " kata Mia. Ia ingin protes tapi ia tak bisa protes, ia tahu bagaimana dingin dan keras kepalanya calon suaminya ini. Sedang Richard berpikir sangat keras, bagaimana takdir bisa mempertemukannya lagi dengan Yura dengan cara seperti ini?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.3K
bc

My Secret Little Wife

read
95.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.3K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook