bc

the Hidden Furry

book_age18+
917
FOLLOW
4.0K
READ
mate
powerful
brave
mystery
werewolves
city
pack
war
nurse
gorgeous
like
intro-logo
Blurb

(Ini adalah cerita paranormal-erotic. Hanya untuk 18 tahun ke atas dan lebih. Dimohon untuk bijak dalam membaca, terima kasih.)

Sebagai Werewolf ras langka yang tersisa di bumi, Julia hidup bersembunyi dari orang-orang yang ingin memburunya dan memanfaatkan apa yang ada dalam dirinya. Ketika ia menghadiri sebuah pertemuan dengan para Werewolf, ia bertemu dengan mate-nya, Rafael, yang merupakan seorang Werewolf Voref, ras Werewolf paling buas yang hidup terisolasi

Hidup dalam kawanan asing dan di tempat yang baru membuatnya mengenal banyak hal. Namun apa yang akan dilakukannya ketika ia mengetahui bahwa ada seseorang yang sedang memburunya? Apakah kawanan Voref bisa dipercaya? Dan apakah mate-nya bisa melindunginya di tempat itu?

chap-preview
Free preview
PROLOG
Pertama kalinya mereka bertemu, adalah di sebuah kastil. Hari itu cuaca begitu cerah. Langit tampak begitu biru dan pepohonan dari hutan yang mengelilingi kastil tersebut tampak begitu hijau dan rimbun. Orang-orang dari seluruh dunia telah datang dan berkumpul di lapangan utama yang ada di belakang kastil tersebut. Para pria tidak mengenakan tuksedo, dan para wanita tidak mengenakan gaun. Itu bukanlah sebuah acara besar seperti sebuah pesta atau upacara. Orang-orang itu diundang untuk sebuah pertemuan. Orang-orang itu bukanlah orang-orang biasa… …mereka adalah Werewolf. Wanita muda berambut hitam panjang itu berdiri di ujung paling belakang diantara kerumunan orang-orang yang berdiri di tengah lapangan. Wanita itu memiliki kulit putih yang hampir mendekati pucat, namun masih memiliki sedikit warna kuning kecoklatan. Dia memiliki mata besar dengan warna biru cerah yang memukau. Saat melihatnya, mata itulah yang pertama kali akan membuat mereka terpesona. Di sampingnya, berdiri seorang wanita yang tengah berada di umur empat puluh tahunan akhir. Wanita itu memiliki rambut coklat gelap dan mata dengan warna coklat terang. Empat pria tua keluar dari dalam kastil, diikuti kerumunan orang-orang di lapangan yang mulai berjajar rapi dan terdiam begitu melihat keempat orang itu keluar. Wanita muda bermata biru cerah itu juga ikut berbaris rapi bersama dengan wanita di sampingnya. Tapi mereka tetap memilih berada di belakang agar tidak terlalu mencolok dan orang-orang di depan mereka tidak akan menghiraukan mereka. Dari keempat pria tua yang berdiri di atas tebing yang tidak terlalu tinggi itu, salah satunya melangkah ke depan. Dia berhenti sejenak dan mata biru pudarnya menatap kerumunan orang di lapangan yang sedang berdiri menatapnya. Dia berdeham. “Selamat siang, tuan-tuan dan nyonya-nyonya. Hari ini, kami memanggil kalian kemari dalam sebuah pertemuan karena suatu hal yang sangat penting. Seperti yang kalian ketahui, kaum kita hidup berdampingan dengan manusia, berbaur dengan mereka, namun masih tetap menjaga rahasia eksistensi kita dari mereka. Karena bagaimanapun juga, kita adalah kaum yang berbeda, dan lebih superior dari manusia biasa.” Dia berhenti sejenak untuk menatap orang-orang. Mereka masih setia mendengarkan. “Sebagian besar dari kita mungkin sudah tahu soal Abyssal, makhluk yang tercipta dari kaum kita delapan belas tahun yang lalu, yang telah membantai kaum Arctic hingga tak tersisa bersama kawanannya. Sejak saat itu, telah ada beberapa laporan bahwa sebagian orang dari kawanan-kawanan yang hidup di seluruh dunia, menghilang tanpa sebab dan tanpa jejak. Kita semua tahu bahwa kawanan Abyssal membawa orang-orang itu dan merekrut mereka ke dalam kawanannya, dan menjadikannya seperti mereka. Dan kita semua juga tahu, bahwa sekali Werewolf berubah menjadi Abyssal, dia akan berubah menjadi liar dan tidak terkendali layaknya seekor binatang.” “Kupikir hanya kita yang seperti itu,” bisik seorang pria yang berdiri tidak jauh di belakang keempat pria tua itu. Pria di sebelahnya, yang dibisikinya tadi hanya diam dengan tatapan yang masih setia menatap ke depan. “Dan baru-baru ini…,” lanjut pria tua tadi. “Ada sebuah kasus soal beberapa orang yang diserang oleh makhluk buas yang mengerikan. Sebagian orang yang diserang itu meninggal karena mendapatkan luka yang terlalu dalam. Kita semua sudah tahu siapa penyerang yang ada di balik semua ini, dan tentunya mereka sudah bertindak di luar batas dan melanggar aturan kita.” Wanita bermata biru cerah itu masih setia menatap pria tua yang sedang memberikan pidatonya, namun telinganya sudah tidak tahan untuk mendengarnya lagi. Dia dan semua orang yang ada disana juga tahu mengenai kasus itu. Hampir setiap hari berita soal kasus tersebut sering dimunculkan di TV. Korban-korban baru terus bertambah. Meskipun mereka tidak membunuh dan memakan manusia-manusia itu, mereka tetap sudah bertindak di luar batas dan melanggar aturan dengan menyerang manusia tanpa sebab. Luka yang dibuat di tubuh korban-korbannya itu juga hampir selalu sama; sebuah cakaran besar. “Untuk itu pada pertemuan ini, kami berharap kalian semua dapat membantu menangkap mereka dan melawan mereka. Tapi, jika ada salah satu dari keluarga kalian yang berubah menjadi Abyssal, perlu kalian ketahui bahwa Abyssal sudah kehilangan sebagian besar jati dirinya, dan berperilaku sangat liar. Kami mohon pada kalian semua, karena ini demi keselamatan kalian dan agar eksistensi kita tetap terjaga dari manusia. Kami akan terus berusaha untuk mencari Alpha dari para Abyssal ini dan menghentikan tindakan mereka. Terima kasih.” Setelah berpidato, pria itu berbalik dan melangkah menuju ketiga pria yang ada di belakangnya, dan kembali berdiri diantara mereka. Sebagian orang mulai berbisik-bisik, berbicara mengenai hal yang baru saja dibicarakan pria tua tersebut. Kemudian salah satu pria lain dari keempat pria itu melangkah maju, membuat semua kerumunan kembali terdiam dan menatapnya. “Aku tahu ini sulit,” katanya mulai berbicara. Pria yang berpidato kali ini memiliki suara yang begitu tegas dan memiliki aura gelap yang sangat misterius. Saat berpidato, dia bahkan tidak menampakkan ekspresi apapun. “Demi Tuhan, aku tahu dia! Bukankah dia Werewolf Voref?” bisik seorang pria muda yang berdiri di depan wanita muda bermata biru cerah tersebut. “Bagaimana kau bisa tahu?” tanya pria di sampingnya yang juga sambil berbisik. “Aku tahu rumor tentang mereka, tapi aku belum pernah bertemu mereka secara langsung.” “Kita semua tahu rumor tentang mereka,” jawabnya yang masih berbisik. “Dia berbeda dengan yang lain. Dia memiliki aura gelap di sekelilingnya dan mata pembunuh yang menakutkan.” “Abyssal mungkin jauh lebih kuat, tapi mereka tetap memiliki kelemahan,” lanjut pria yang berpidato. “Kuharap kalian semua bisa membantu. Terima kasih dan selamat siang.” Dan dengan itu, keempat pria itu berbalik dan berjalan masuk ke dalam kastil. Kerumunan orang-orang yang ada di lapangan mulai bersuara kembali. Mereka berbicara satu sama lain mengenai pidato yang baru saja dua pria tadi sampaikan. Dari keempat pria tadi, pria yang baru saja memberikan pidato masih berdiri di atas sana. Dia sedang berbicara dengan dua pria. Tidak banyak dari kerumunan orang-orang di lapangan yang bisa melihatnya karena mereka sedikit berada di dalam. Namun begitu ketiga pria itu keluar dan turun dari tebing untuk menuju lapangan, tiba-tiba semua suara membisu. Mata semua orang tertuju pada ketiga pria yang sedang berjalan di samping kerumunan orang-orang yang berkumpul di lapangan. Ketiga pria itu sedang membicarakan sesuatu yang serius, dan mereka jelas-jelas tidak mempedulikan semua mata yang menatap mereka. Mereka bukanlah jutawan, selebriti, atau orang terkenal. Ketiga orang itu sama seperti mereka semua, Werewolf. Namun mereka bukan sekedar Werewolf. Mereka Werewolf Voref. Ketiga pria itu hanya mengenakan pakaian biasa. Tidak seperti beberapa kerumunan lain yang berpakaian modis dan rapi, juga ada beberapa yang berpakaian biasa. Tetapi yang membedakan cara berpakaian ketiga pria itu adalah, mereka tidak mempedulikan gaya dan penampilan. Pria yang memberikan pidato tadi hanya mengenakan sebuah kaus, jaket hitam, celana jins biru tua dan sepatu. Gaya yang cukup berbeda memang untuk seseorang yang sedang dalam pertemuan dan akan memberikan pidato. Tapi dia tidak peduli. Sementara dua pria muda di hadapannya hanya mengenakan sebuah kaus dan celana jins, dan tanpa alas kaki. Benar, tanpa alas kaki. “Ya Tuhan, aku sangat takut…,” bisik seseorang diantara kerumunan itu. Wanita muda bermata biru cerah itu juga menatap ketiga pria itu. Dibandingkan takut ataupun terkejut, dia hanya menatap mereka dengan ekspresi biasa. Dia juga tahu siapa mereka, dan seperti apa mereka. Aura gelap, misterius, dan membunuh yang mereka bawa secara otomatis membuat kerumunan yang ada di dekat mereka menjauh karena takut. Sebagian besar orang-orang disana menyadari bahwa ini adalah pertama kalinya mereka melihat ras Voref memperlihatkan diri dan berkumpul diantara mereka. “Jangan bilang mereka disini untuk membunuh kita,” kata salah satu kerumunan disana. Meskipun kerumunan itu berbicara tentang mereka dengan suara yang sangat pelan, ketiga pria itu tetap bisa mendengarnya dengan jelas. Tetapi ketiganya tidak mempedulikannya karena mereka memang tidak peduli dengan hal-hal seperti itu selain hanya berburu dan bertarung. “Wow, lihat! Sepertinya banyak yang sudah bertemu dengan mate-nya dalam pertemuan ini,” kata wanita di samping wanita bermata biru cerah itu. Wanita itu mengalihkan pandangannya dan menatap kerumunan di depannya. Memang, banyak dari mereka yang sudah bertemu dengan mate-nya. Ada yang sudah mengobrol berdua untuk mengenal satu sama lain, ada yang masih saling memandang malu-malu, dan ada yang masih mencari dengan melihat sekeliling. “Kenapa kau tak mencarinya juga disini?” tanya wanita berambut coklat gelap. Wanita bermata biru cerah itu menggeleng tanpa menatapnya. “Aku tidak berpikir aku memiliki seorang mate.” “Julia, jangan berpikiran seperti itu. Kita semua memilikinya, termasuk kau.” Wanita bermata biru cerah yang dipanggil Julia itu menatapnya. “Lu, kau tahu sendiri selama ini mate orang-orangku hanya ada di lingkungan kami sendiri. Tenang saja, aku tidak akan melajang selamanya. Aku masih bisa menikah dengan manusia.” “Itu artinya keturunanmu nanti tidak akan sama denganmu,” balas wanita yang dipanggil Lulu itu dengan menghela napas. Kerumunan orang-orang itu kini mulai berhamburan untuk pulang. Beberapa karena mereka takut akan kehadiran serigala Voref yang mungkin bisa menyerang mereka kapan saja. Mereka takut akan serigala-serigala itu karena rumor yang mereka dengar soal serigala Voref adalah serigala pembunuh. Sebenarnya mereka tidak sepenuhnya salah. Diantara Werewolf yang hidup menyebar di seluruh dunia, Werewolf Voref adalah salah satu yang hidup tersembunyi. Ras ini memiliki bulu hitam pekat layaknya malam dan mata kuning menyala. Dan yang membedakan mereka diantara Werewolf lain adalah, mata kuning mereka masih tetap setia menetap bahkan dalam wujud manusia. Benar, ketiga pria itu memiliki mata kuning yang menakjubkan sekaligus menakutkan. Orang-orang disana sebenarnya juga bertanya-tanya, mengapa serigala Voref sampai hadir pada pertemuan ini? Bahkan keempat pimpinan sampai membuat salah satu dari mereka berpidato. Apakah Abyssal sesulit itu untuk dilacak sehingga mereka meminta bantuan Werewolf Voref? “Itu mengingatkanku,” ujar Julia. “Hanya tiga pimpinan yang keluar, dan yang satu adalah Voref. Kemana pimpinan yang keempat?” “Mungkin sedang ada urusan, atau sakit,” jawab Lulu. “Ayo, kita juga harus pulang.” Mereka berdua melangkah pergi dari lapangan tersebut. Selama berjalan keluar dari tempat tersebut, Julia menyadari bahwa ketiga Werewolf Voref tadi berjalan di belakangnya masih sambil membicarakan sesuatu. Dan Julia mendengar sedikit pembicaraan mereka. “Ini sangat menyebalkan! Aku sedang memakan rusa buruanku tadi dan tiba-tiba kau memanggilku kemari hanya untuk sebuah pertemuan yang tidak penting! Bagus karena kau sudah membuat hasil buruanku yang masih tersisa kini dimakan oleh beruang!” “Bisakah kau tenang? Aku juga tidak akan kemari meskipun jika pimpinan-pimpinan itu sampai harus memohon padaku. Aku harus mencari tahu sesuatu,” jawab seseorang yang Julia pikir adalah pria yang berpidato tadi. “Kenapa serigala-serigala sialan ini sampai harus tercipta?” “Itu yang perlu dipertanyakan. Kalian berdua ikut naik ke dalam mobil?” “Nah! Aku lebih suka berlari. Aku ingin membunuh beruang-beruang itu yang mungkin kini sudah menghabiskan buruanku. Aku akan pergi dengan Rafael.” Ketiga pria itu lalu berjalan melewati mereka berdua. Salah satu dari mereka menyenggol Julia hingga membuatnya berhenti dan menoleh menatapnya. Bukannya meminta maaf, pria itu malah menatap Julia. Begitu juga dengan Julia yang menatap balik pria tersebut. Kedua pria di depan berhenti dan menoleh ke belakang. “Rafael, ada apa?” tanya pria muda di depan. Pria yang dipanggil Rafael itu tidak menjawab. Dia hanya menatap Julia dari tadi, begitu juga dengan Julia yang sedari tadi menatapnya balik. Julia tahu, Lulu yang sedang berdiri di sampingnya itu merasa bingung dengannya karena sedari tadi dia hanya menatap pria di depannya. Tapi bagi Julia, hanya satu kata yang bisa diungkapkan ketika melihat Rafael. Mate.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.3K
bc

A Secret Proposal

read
376.5K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.8K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.6K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.9K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

The Unwanted Bride

read
111.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook