bc

UJIAN CINTA

book_age18+
470
FOLLOW
1.8K
READ
HE
arranged marriage
drama
scary
like
intro-logo
Blurb

Cerita tentang Zacki dan Kiara, awalnya judulnya menggunakan nama mereka yaitu 'ZACKIARA' aku ganti jadi 'UJIAN CINTA'. Bukan di ganti juga sih sebenarnya judul aslinya gabungan dari kedua judul itu.

Kepanjangan penjelasannya, langsung baca aja semoga suka!

.

Kiara gadis manis yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan di salah satu rumah sakit di jakartà. Di dekati oleh seorang dokter tampan namun sudah beristri bernama Rayhan.

kedekatan mereka seringkali jadi bahan gosip rekan - rekan mereka. Namun Rayhan tak pernah peduli dengan gosip tersebut. karena tujuannya mendekati Kiara adalah untuk mengenalkannya dengan sang adik.

Kiara bahkan sudah dikenalkan oleh Rayhan pada istri dan bundanya. sampai suatu ketika Kiara bertemu dengan Zacki adik dari Rayhan saat sedang membantu Rayhan merawat ibunya yang sakit.

“ Zack… Bunda punya permintaan sama kamu"

“ Permintaan apa bun?”

“ Bunda ingin kamu…. Menikah dengan Kiara.”

“ Bun aku kan gak kenal sama kia! Ketemu aja baru 3x, kemarin pas bunda sakit, tadi pagi pas nganter bunda belanja dan sekarang"

“ Ya… emang harus bertemu berapa kali buat menikah? Harus pacaran dulu maksud kamu Zack?”

“ Bukan begitu bun… aku masih menunggu __”

“ Menunggu jawaban dari istikhoroh Zahra? Yang udah 3 tahun tak ada jawaban..”

Zacki akhirnya menyetujui keinginan ibunya untuk menikahi Kiara. setelah seminggu dia berpikir dan mencari jawaban lewat istikhoroh yang dia lakukan.

Akankah tumbuh cinta diantara mereka?

Apalagi kedatangan orang di masa lalu Zacki yang membawa dendam pada laki - laki itu membuat banyak masalah di rumah tangganya.

mampukah Zacki melindungi Kiara dari orang di masa lalunya yang menaruh dendam padanya?

Dapatkah Kiara bertahan di sisi Zacki? Ataukah dia memilih pergi dan hidup tenang tanpa Zacki dan masa lalunya?

chap-preview
Free preview
***KIARA POV***
Disinilah aku 1/3 waktuku dalam sehari ku habiskan. Mendengarkan teriakan ibu – ibu yang hendak melahirkan. Mendengar tangisan bayi – bayi yang baru saja melihat dunia yang fana ini. Melihat kepanikan – kepanikan keluarga pasien dan tenaga medis saat ada kegawatan terjadi. Menerima perintah dari dokter yang harus dikerjakan secepat mungkin. Cape… pasti, bosan… pasti, tapi inilah pekerjaanku. “ Ki…. Lelah banget sepertinya lo” Dokter Ray yang baru datang menatap wajahku yang tampak sudah tidak karuan. “ Lumayanlah dok hari ini banyak pasien… “ Jawabku sambil terus menulis laporan di atas meja. “ Udah cepet beresin laporan lo trus pulang sana… kasian gue liat lo, kerja mulu pacar ga punya” cibir dr. Ray sambil mengelus kepalaku. Aku meliriknya sambil mendengus kesal, ingin rasanya mengumpat. ‘No… Kiara dosa.’ Gumamku dalam hati. Dr. Ray adalah dokter jaga di ruangan aku bekerja. Dia baik orangnya selalu perhatian padaku, aku kadang suka berhayal seandainya saja dia belum punya istri… ingin rasanya di peristri olehnya. Hahaha… Astagfirullah, jangan berandai – andai Kiara dosa. Dia selalu mengajakku berbincang saat kerjaanku tidak terlalu banyak dan saat kami dinas bareng tentunya. Sebenarnya bukan padaku saja sih dia ramah tapi ke semua bidan yang ada di ruang bersalin ini dia seperti itu sikapnya. Hanya saja Cuma padaku dia berani mengelus kepalaku, entah kenapa??? Tapi aku biarkan dia melakukanya karena aku merasa nyaman. “ Lo belum pulang juga Ki?” tanyanya saat melihat aku masih ada di ruang istirahat petugas jaga. “ Iya dok nanti, dikosan juga males sendirian gak ada teman” aku menjawab dengan mata masih ke layar HP yang sedang aku mainkan. “ Makanya cari pacar sana… cewek udah umur 26 tahun belum punya pacar sama sekali. Lo trauma pacarana ya!” mataku mendelik ke arahnya aku kesal dengan ucapannya yang asal, mentang – mentang dia sudah punya isteri. “ Hobi banget ya dok ngatain aku terus” kataku dengan raut wajah kesal. Dr. Ray hanya terkekeh melihat ekspresiku. “ lo mau gak gue kenalin sama cowok?” tanyanya sambil menatapku serius “ Aku ga mau pacarana dok! Aku pengennya serius.” Jawabku dengan muka datar. “ Oke entar Gue kenalin sama cowok yang serius nikah, 3 kali ketemu langsung nikah. Anggap aja taarufan” sahutnya sambil senyum – senyum menatapku. ¬___ Setelah perbincangan dengan dr. Ray 2 hari yang lalu. Oh ya… nama lengkapnya Rayhan Adnan At Thariq. Cowok tinggi, gagah dengan d**a bidangnya, kulit putih, mata kecil alias sipit, rahang tegas, bibirnya tipis dengan senyuman mempesona. Banyak bidan dan perawat di tempat kerjaku yang suka dengan pesona dokter Rayhan, tapi mereka harus kecewa karena dokter ganteng ini sudah menikah 8 bulan yang lalu. Seandainya saja dia punya kembaran yang percis dengannya… hah…. Astagfirullahaladzim… sadar Kiara dosa, lagi – lagi berandai – andai. Hari ini aku dinas bareng dengannya, seperti biasa dia selalu saja mengejekku ngatain aku tidak laku lah, ga ada laki – laki yang mau karena aku terlalu pendiam tidak mau membuka diri, ngatain aku jelek karena ga pernah dandan dan banyak lagi ejekan – ejekan yang dia sering lontarkan. Malam ini aku rasanya ingin pulang ke kosan dan tidur diatas Kasurku yang empuk… tapi ga se empuk Kasur di hotel2 sih Cuma nyaman dan tenang. “ Udah deh dok jangan ngejekin aku terus” pintaku geram dengan celotehannya “ Wah si neng manis ini marah gue ejekin” tembalnya sambil cekikikan. “ Dok inget dok udah punya istri jangan ngegombalin cewek lain” kata Riri temanku. “ Biarin aja orang yang di gombalinnya juga Kia ini.” Sahut dokter Ray sambil senyum padaku Maksud Dr. Ray ini apa sih sebenarnya? kalo dia suka padaku rasanya ga mungkin karena aku pernah melihat istrinya sekali saat dr. Ray diantar oleh istrinya sebulan yang lalu. Istrinya begitu cantik, berhijab, sepertinya solehah. “ Besok ikut gua ya Ki gua kenalin dengan istri gua!” kata dokter Ray dengan suara pelan ke dekat telingaku. Baru aku hendak menjawab ajakannya dia langsung bilang “ Jangan Nolak! gua udah bilang istri gua kalau besok gua akan kenalin lo sama dia.” Makin ga ngerti deh ini ada apa… Keesokan harinya saat aku selesai dinas aku ikut mandi di ruangan kerjaku agar nanti nyampe kosan tinggal sarapan dan istirahat. Dr. Ray sudah menunggu aku di depan Ruangan sambil ngobrol dengan kepala ruangan dan Dr. spesialis kandungan. Melihatku keluar dari kamar petugas dia langsung berdiri dan berpamitan pada yang bertugas pagi itu. “ Bu aku pulang dulu ya” Kataku seraya berpamitan pada kepala ruanganku. “ Loh… Dokter jangan – jangan dari tadi belum pulang karena nunggu Kia ya?” Ujar Bu Fina kepala ruanganku. Dokter Ray hanya cungar cengir sambil menggaruk belakang kepalanya yang sepertinya ga gatal sama sekali. “ Ada urusan sedikit bu sama Kia” jawabnya singkat sambil mendorong bahuku ke luar ruangan. Hadeuhhhhh dok jangan mulai bikin orang berpikiran yang enggak – enggak sama sikap kamu dok terhadap aku. Nanti aku digosipin ngedeketin laki orang lagi trus dicap pelakor lagi. Dia mengajakku ke parkiran mobil dan disana sudah ada cewek cantik berhijab yang sudah menunggu dokter Rayhan. “ Assalamualaikum sayang…” Ucapnya seraya memeluk istri tercintanya dan mengecup dahinya. “ Walaikumsalam Abang…” jawab istrinya sambil meraih tangan kanan dr. Ray dan mengecup punggung tangannya. “ Iri ya lo liat gua mesra – mesraan sama istri gue?” ujarnya sambil terus memanasiku dengan merangkul bahu istrinya dengan erat. Dan istrinya hanya senyum senyum dengan kelakuan Dr. Ray. “ Oya sayang kenalin… ini Kiara Cewek yang aku certain ke kamu itu.” Wah… wah… wah… ada apa nih ko aku jadi topik pembicaraan suami istri ini. Tangan istri dokter Ray menjulur mengajakku berkenalan “ Safira…” katanya sambil tersenyum padaku. Kemudian aku jabat uluran tangannya sambil memperkenalkan diriku. “ Kiara.” Aku pun ikut mengulas senyum. Kemudian mereka mengajakku untuk sarapan bareng, awalnya aku menolak tapi Dr. Ray memaksaku dan mendorongku masuk ke mobil. Saat sarapan mereka menginterogasiku, menanyakan aku asli dari mana, orang tuaku di mana, punya berapa sodara, anak ke berapa, dan banyak hal lain yang mereka tanyakan padaku. Mungkinkah ini ada hubungannya dengan perkataan Dr. Ray waktu itu yang akan memperkenalkan aku dengan seorang laki – laki??? Entahlah… aku ga berani nanya. Istrinya Dr. Ray ramah dan orangnya asyik diajak ngobrolnya. Dia bisa membuat aku nyaman ngobrol dengannya. Padahal aku tipe orang yang susah bergaul, susah dekat dengan orang, aku harus merasa nyaman dulu dengan orang yang aku kenal baru aku bisa jadi cerewet. Dan pasangan suami istri ini sepertinya mengerti aku tuh orangnya kaya apa. Semenjak hari itu, Dr. Ray dan istrinya sering mengajaku main ke rumahnya dan dikenalkan dengan Ibunya Dr. Ray yang baiknya dan nyerocosnya aku pikir sama seperti dr. Ray. Dua kali aku bertemu dengan ibunya Dr. Ray dan saat yang kedua kalinya bertemu dengan beliau aku dimintanya untuk memanggilnya Bunda seperti anaknya memanggilnya. Hari ini aku Kembali dinas bareng lagi dengan Dr. Ray. Seperti biasa saat waktu senggang, Dr. Ray nyerotos ngobrol dengan para bidan. Kadang dia suka mentraktir kami para bidan jaga dengan banyak makanan dan minuman. Seperti sekarang ini, Tengah malam kami mengobrol sambil sesekali mengontrol pasien dengan ditemani martabak keju coklat, martabak telur dan s**u jahe merah hangat. “ Dok istri lo ga marah apa lo selalu bawa makanan banyak kesini?” tanya kak Gita 2 tahun lebih senior dari aku. “ Enggak… marah kenapa? Malah kadang dia yang nyuruh buat bawa makanan pas Gue dines.” Jawab Dr. Ray dengan alis terangkat. “ Trus istri lo tahu ga lo ngedeketin Kia?” tanya kak Gita lagi sontak membuat aku berhenti mengerjakan laporan dan melirik ke arahnya. “ Tahu… malah mereka udah deket! Iya kan Ki?” Dr. Ray menjawab dan langsung menatapku sambil tersenyum manis. Aku hanya mengulas senyum menanggapinya. “ Gila lo dok! Lo mau poligami ya?” ujar Sifa yang baru aja keluar dari ruangan pasien. “ Astagfirullahaladzim… “ kataku dan Dr. Ray berbarengan… “ Tuh kan kalian kompak banget… aku makin curiga kalo gossip tentang kalian beneran” sekarang fera yang bicara. “ Kalian jangan dengerin gossip dan jangan bergosip dosa tahu nanti amalan kalian hilang berpindah pada aku dan Kia selaku orang yang kalian gosipin” sahut Dr. Ray mengingatkan. Saat kami sedang asyik mengobrol HP Dr. Ray bergetar lalu dia menjawab panggilannya. “Assalamualaikum… Sayang” katanya lembut. Sontak kami yang lagi dinas bareng dengan dia langsung berkata “ Cie… Cie… So Sweet” “…………………….” “Apa? Trus sekarang gimana?” kata Dr. Ray dengan perubahan raut wajah 180 derajat yang awalnya senyum menjadi terlihat cemas. “ ……………………” “ Oke…. Oke…. Kamu tenang ya sayang aku coba usahain kesana” Dr. Ray mengakhiri panggilannya tapi kemudian dia menelpon seseorang lagi. “ Hallo Dik… gue butuh bantuan lo dong” ujarnya yang sepertinya sedang menghubungi Dr. Diki yang merupakan Dokter jaga di ruangan ini juga. “…………………..” “ Gantiin gue dinas sekarang, urgent ini dik masalah nyawa” katanya. “…………………….” “ Terima kasih Dik…. Gue tunggu ya!” katanya dengan ekspresi lega sepertinya Dr. Diki bersedia menggantikannya jaga malam ini. Kemudian dia merapikan barang – barangnya. “lo kenapa dok?” tanya Kak Gita “ Bunda Gue sakit” jawabnya sambil terus merapihkan barang – barangnya. Sontak aku yang terkejut entah kenapa aku juga merasa khawatir dengan keadaan bundanya Dr. Ray. Walaupun baru bertemu 2 kali tapi aku sudah merasa kenal dekat dengan beliau. “ Bunda sakit apa dok?” tanyaku “ Buang air terus, demam kata fira tadi malah sempat jatoh di kamar mandi tapi ga mau dibawa ke rumah sakit” jelasnya dengan wajah tampak khawatir. Dia terus mondar – mandir menunggu Dr. Diki datang, setelah 20 menit akhirnya Dr. Diki datang dan dia mengoperkan kerjaannya semua ke Dr. Diki. “ Ki lo ikut Gue ya, temenin gue” katanya sambil menarik tanganku. “ Eh… dok.. aku lagi kerja! Ga enak sama yang lain” kataku menolak ajakannya “ Git… Fer… Fa… pinjem Kia ya! Bunda gue kayanya butuh infus dan kalian tahu sendiri kan kalo gue jarang nginfus dan lagi gue ga tega nginfus bunda gue sendiri. Please………” pintanya sambil menyatukan kedua telapak tangannya dan meletakannya di depan mukanya seraya memohon. “ Yowis… Sana Ki ikut Dr. Ray biar pasien lo kita yang observasi.” “ Tapi kan Kak… nanti gossip itu tambah – tambah merebak. Aku gak mau dapat masalah” kataku masih mencoba nolak. “ Ngapain lo mikirin gossip itu? Harusnya lo bilang makasih sama yang ngegosipin lo. Soalnya mereka udah ngasih amalan – amalan mereka buat lo.” “ Tapi ___” “ Udah cepet ambil tas lo keburu Bunda kenapa kenapa” belum juga aku selesai ngomong dokter Ray sudah memotong ucapanku, mau gak mau aku menuruti perintahnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.3K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.1K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.2K
bc

CINTA ARJUNA

read
12.3K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.5K
bc

Ayah Sahabatku

read
21.0K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
21.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook