bc

Mencintai Anak Majikan

book_age18+
916
FOLLOW
5.2K
READ
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Bagi Pelangi, mustahil mencintai Keenan.

Perbedaan status mereka sangat jauh, Pelangi sadar diri jika dia hanyalah anak dari seorang sopir keluarga, sedangkan pria yang dicintai adalah anak dari majikan sang ayah.

Mengetahui jika Keenan dijodohkan membuat Pelangi memutuskan untuk keluar dari rumah Keenan, mencari pekerjaan lain. Dia tidak bisa melihat pria yang disukainya bersanding dengan wanita lain.

Namun, semesta membawa Keenan kembali pada Pelangi. Mereka dipertemukan lagi, dengan Pelangi yang tengah memiliki kekasih. Akankah Pelangi dan Keenan bisa bersatu?

chap-preview
Free preview
Anniversary pernikahan orang tua Kenan
Di sebuah ballroom hotel ternama di ibu kota terlihat ramai sekali dengan orang-orang yang hadir dari kalangan atas. Mereka terdiri dari para petinggi perusahaan dan juga rekan bisnis Pak Renal ayah dari keenan. Mereka begitu asik berbincang-bincang sambil menikmati hidangan yang tersedia. Di hotel tersebut sedang diadakan acara perayaan ulang tahun pernikahan Pak Renal dan istri yang ke 28 tahun. Dari jauh terlihat seorang gadis cantik duduk di pojokan sambil melamun. Keenan anak dari sang empunya acara mendekat kearah gadis tersebut. Lantas dia pun menyapanya. "Hai,cantik.Sendirian aja nih, boleh ditemani, nggak?" goda Keenan sambil tertawa. Gadis itu menoleh dan tersenyum hambar. "Mas Keenan...! ngagetin aja, Langi kira siapa?" ujar gadis tersebut sebab merasa terkejut dengan kehadiran Keenan. "Emang kamu berharap siapa yang datang adik cantik , atau adik nya Mas ini lagi ada yang ditunggu nih, hayoh ngaku?" goda dia kembali. "Apaan sih Mas nggak ada, aku cuma lagi pingin sendiri aja," jawab sang gadis. "Beneran kamu nggak kenapa -napa dari tadi Mas perhatikan kamu tuh murung, apa kamu sakit atau laper belum makan? Mas ambilkan ya," tawarnya. "Gak usah Mas biar nanti kalau Langi lapar bawa sendiri gampang itu mah," tolak halus Pelangi. "Biar Mas ambilkan kamu cukup diam disini, Mas juga sama belum makan kita makan bareng. Awas kamu jangan kemana -mana tunggu Mas!" titah Keenan tak mau dibantah. Pelangi hanya bisa pasrah karena meski ngotot menolakpun percuma,Keenan tak mau dibantah.Sebelum Pelangi menjawab pun Keenan telah berlalu pergi menuju tempat hidangan. Tak lama berselang dia datang bersama petugas katering sambil membawa makanan untuk dia dan Pelangi. Keenan mengucapkan terima kasih pada petugas tersebut karena telah membantu membawakan makanannya. "Terima kasih Mas udah bantuin." "Iya Pak sama-sama, itu sudah kewajiban saya kok memberikan pelayanan terbaik. Saya permisi dulu mari Pak, Bu," pamit si petugas, Keenan dan Pelangi mengangguk bersamaan. "Mas aku jadi ngerepotin nih, maaf ya." "Siapa yang ngerepotin gak ada Langi, ayo kita makan. Nih Mas ambilkan ya, makan yang banyak biar cepet tumbuh," godanya. "Enak aja cepet tumbuh apaan aku ini udah dewasa loh Mas," sembari mengerucutkan bibir Pelangi merajuk. Keenan hanya tertawa udah bisa ngisengin Pelangi. "Iya, iya yang udah dewasa sebentar lagi adik Mas ini bakalan nikah dong, terus kalau kamu udah nikah apa kita masih bisa sedekat ini?" "Langi belum mau nikah Mas, lagian orang yang Langi suka juga udah dimiliki orang lain. " Pelangi berucap lirih menyerupai sebuah bisikan. "Oh jadi ceritanya adik Mas ini menyukai seseorang tapi dianya udah punya pasangan gituh,gak usah khawatir kalau jodoh nanti juga kalian bersatu. Ayo habiskan makanannya, nanti habis makan kita temui Papa dan Mamanya Mas. Kamu belum mengucapkan selamatkan pada mereka, bukan?" tanya Keenan seraya menolehkan wajah. "Iya Mas baik. Mhh, ngomong -ngomong Mbak Sindy mana, apa nggak nyariin dari tadi Mas kan sama aku?" tanya Pelangi merasa tak enak hati pada tunangannya Keenan. "Ada tuh sama Mama juga Papa, biarkan saja orang dia tau kok kalau aku sama kamu." Keenan menjawab tak acuh. "Ohh, ya udah atuh kalau Mbak Sindy udah tau mah tadinya aku nggak enak sama dia," jawab Pelangi kembali dengan logat sundanya. Keenan hanya menganggukan kepala rasanya bagi dia malas jika membahas tentang Sindy tunangannya itu. Keduanya pun diam tak ada obrolan lagi, mereka menikmati hidangan yang di bawa Keenan tadi.Suasana jadi hening yang terdengar hanya suara denting sendok yang beradu dengan piring saja. Setelah menghabiskan makanannya mereka berdua pergi menemui kedua orang tua Keenan. *** Tiba dihadapan kedua orang tua Keenan, Pelangi langsung mengucapkan selamat kepada keduanya.Kedua orang tua itu menyambut hangat Pelangi dengan begitu antusias. Rani Ibunya Keenan langsung berseru kepada Pelangi sambil merentangkan kedua tangan. "Eh ada anak gadisnya Mama. Sini Sayang dari mana aja kok baru keliatan? mana Ayah sama Bunda kamu? " Bu Rani bertanya. "Ayah ada disitu sedang ngobrol sama temennya, kalau Bunda nggak ikut beliau lagi nggak enak badan Mah." "Maksudnya Bunda kamu sakit, sakit apa? ada yang serius nggak kok Mama baru tahu?" Bu Rani begitu hawatir mendengar istri dari sopir sekaligus temannya itu sakit. "Nggak kok Mah, cuma kecapean aja di bawa istirahat juga nanti sembuh." "Iya memang orang tua seperti kami ini suka cepat lelah kalau banyak kegiatan tuh, suruh istirahat aja Bunda mu jangan terlalu cape." "Baik Mah. Oh, ya selamat ya Mah, Pah atas anniversarynya. Maaf nih Langi nggak bisa ngasih kado dihari pentingnya Mama sama Papa, hanya do'a semoga Mama dan Papa panjang umur, dikasih kesehatan terus cepat punya cucu," seraya terkekeh kecil Pelangi melirik kepada Keenan. "Gak pa-pa Sayang do'a udah cukup kok bagi Mama sama Papa, sini duduk deket Mama. Aamiin semoga do'a kamu tuh dikabulkan sama Alloh Mama udah nggak sabar pengen nimang cucu. Semoga Mas mu Keenan cepet mau nikah dan ngasih cucu sama Mama." Pelangi pun duduk di dekat Bu Rani, sementara Keenan mendengar ucapan mama nya hanya menghela napas kasar, wajahnya pun ditekuk sedemikian rupa. Tak ada sepatah kata pun yang terucap dari bibirnya. Pelangi dapat melihat perubahan air muka Keenan, segera dia mengalihkan pembicaraan dengan menyapa Sindy tunangannya Keenan. "Mbak Sindy apa kabar? Maaf tadi Mas Keenan malah sama aku nggak nemenin Mbak." "Alhamdulilah baik Langi, santai aja Mbak nggak pa-pa kok, kamu udah makan belum? Kalau belum kita barengan. Keen kamu mau makan apa? biar aku ambilkan." "Emm Langi udah makan Mbak tadi barengan sama mas Keenan, iya kan Mas?" tanya Pelangi. "Iya Sin aku udah makan kok barengan sama Langi kasian dia nggak ada temennya maaf, ya. " "Oh, ya udah kalau udah pada makan biar aku barengan sama Mama, Papa aja." "Selagi kalian makan aku temui tamu dulu ya, kamu mau ikut Mas atau nunggu disini Langi?" Keenan bertanya lagi pada Pelangi. "Disini aja Mas, lagian aku nggak pada kenal kok." Keenan pun bangkit dari duduknya menuju para tamu yang hadir untuk sekedar menyapa mereka. "Langi beneran kamu nggak mau makan lagi? Ini menunya enak-enak loh." "Nggak Mbak terima kasih aku udah kenyang, " jawab Pelangi. Karena merasa ingin buang air kecil Pelangi pamit ketoilet kepada mereka. "Pah,Mah, Mba Sindy aku izin mau ketoilet dulu, " mereka pun mengangguk berbarengan. "Iya Sayang silakan, kamu tau kan tempatnya? " Bu Rani bertanya. "Iya tau kok, Mah." Pelangi menjawabnya. Pelangi pun beranjak pergi ketoilet, dilorong dia bertemu dengan seseorang yang tanpa sengaja telah menyenggol bahunya hingga membuat dia hampir terjatuh. Namun, dengan sigap seseorang tersebut menangkap badannya dan disepersekian detik mereka saling pandang. Merasa tak nyaman, buru -buru Pelangi melepaskan diri dari dekapan orang tersebut. Orang yang telah menyenggol dia kaget, pria itu langsung bertanya sebagai bentuk rasa tanggungjawabnya karena telah membuat Pelangi hampir terjatuh. "Maaf Nona tidak apa-apa? tadi saya tidak sengaja menyenggol bahu Nona. " "Tidak apa-apa Tuan, saya yang salah jalannya terburu -buru." "Beneran nggak kenapa-napa atau ada yang sakit? biar saya lihat barangkali ada yang luka, " tanya orang tersebut penuh kehawatiran. "Emm, kalau boleh saya tahu siapa nama Nona?" "Saya Pelangi, atau orang-orang suka memanggil saya Langi nggak usah ada embel-embel Nona cukup panggil nama aja. Dan terima kasih atas perhatian Anda, beneran saya tidak kenapa -napa, kok." "Oh, oke. Saya Samudra, sama nggak usah pake Tuan, kamu boleh panggil saya Kaka atau senyamannya kamu aja. Baik lah saya jadi lega kalau tidak ada yang terluka." "Mmh, gimana kalau saya panggil Kaka saja, soalnya Anda mengingatkan saya pada kaka laki-laki saya yang sedang bertugas." "Ohh, emang Kakak kamu tugas dimana?" "Dia sebagai TNI angkatan laut yang selalu mengarungi samudera." "Pantesan, kamu keinget sama Kaka kamu karena nama saya Samudera?" Samudera menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum kecil. "Hi,hi,hi." Pelangi terkekeh kecil mendengar perkataan Samudera barusan. "Ya begitulah Kak, maaf." "Kenapa harus minta maaf, justru saya senang biar kamu ingat saya terus." "Ah, Kaka mah ada -ada aja nggak gituh juga kali, saya senang kok bisa mengenal Kaka. Itu suatu kehormatan bagi saya bisa ketemu dan mengenal pengusaha seterkenal Kaka. Ya sudah saya permisi Kak mau ketoilet dulu." "Iya silakan maaf udah ganggu waktunya, semoga kapan -kapan kita bisa ketemu lagi. tapi sebentar kamu tau tentang saya?" tanya Samudra penuh heran. "Semua orang pasti tau Kak, kenapa... ? karena Kaka orang terkenal. Kaka nggak nyadar?" Pelangi berkata sambil tersenyum geli karena melihat Samudra yang hanya bengong. "Saya pamit Kak." Pelangi pun berlalu dari hadapan Samudera. Sedang Samudera hanya diam terpaku ditempatnya melihat kepergian Pelangi. Dalam hati Saumdera berbicara sendiri. 'Kenapa aku jadi begini sebenarnya siapa gadis itu? kenapa hati ini berdebar saat melihat dia padahal ini pertemuan pertama kami. Aku harus cari tau karena baru kali ini aku merasakan lagi rasa itu setelah seseorang pergi untuk selamanya.' ******

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook