bc

Third Eyes Mission

book_age16+
28
FOLLOW
1K
READ
dark
powerful
independent
brave
drama
no-couple
mystery
scary
horror
spiritual
like
intro-logo
Blurb

Cerita tentang seorang anak dengan kebutaan yang dialaminya dan pada akhirnya mendapat donor mata yang membuatnya jadi anak indigo. Menyelesaikan beberapa misi menyeramkan yang menganut hikmah-hikmah tersembunyi.

Ikuti cerita Kiera menyelesaikan misi menyeramkan.

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Tragedi
Bab 1 - Tragedi        Hantaman keras terdengar melengking. Decitan ban dengan rem beradu mengerikan. Semua penumpang yang ada di dalam sebuah mobil berwarna silver elegan itu berteriak histeris hingga terasa pita suara mereka terlepas tak terkendali.      Takut.      Pasrah.      Seolah kematian telah menyambut mereka dengan tangan terbuka. Hanya tangis yang mendera. Hingga akhirnya semua gelap gulita. Tak ada suara yang mendenging di telinga. Semua telah berakhir. Berakhir di penghujung kematian. ###      Berbagai alat medis menemaninya. Detak jantung yang awalnya melemah kini telah berdetak normal. Selang oksigen masih terpasang rapi untuk membantunya memasok udara. Matanya terbuka. Perlahan namun pasti. Akan tetapi, semua terlihat gelap. Beberapa kali ia mengerjapkan mata namun tak ada satupun tak terlihat.      "Papa? Mama?" Suara paraunya terdengar. Membuat beberapa tenaga medis yang mengawasi akhirnya bertindak langsung. Mereka melakukan tugas masing-masing kemudian sang dokter menyimpulkan keadaan yang telah terjadi.      "Bagaimana keadaan adik saya, Dok?" tanya seorang lelaki dengan suara ber-tone berat. Suara yang sangat dikenali olehnya. Hingga membuatnya terperajat ingin segera bangun dari katil namun tubuhnya masih terlalu lemah. "Kakak? Itu kamu, Kak?" tanyanya yang masih bingung dengan apa yang terjadi. "Kak? Kenapa semua gelap?! Kenapa, Kak?!"      Terdengar suara helaan napas berat dari sang dokter membuat hatinya semakin gelisah. Bukan hanya dirinya, sang kakak pun merasakan kegelisahan di dalam sana. "Keluarga pasien, mari ikut saya ke ruangan dokter." Sang kakak dan sosok berjas putih itu pun meninggalkan ruangan ICU. Meninggalkannya yang masih ketakutan karena semua dunia terasa gelap baginya. Dengan mata yang terbuka lebar namun tak ada satupun yang bisa terekam, hal itu begitu mengerikan dari kabar apapun yang ia terima dari sang perawat.      Kecelakaan hebat telah merenggut sang ibu. Ayahnya mengalami kelumpuhan permanen. Sedangkan dirinya sempat tak sadarkan diri selama sepuluh jam. Hingga akhirnya, setelah kedua mata terbuka, ia diperkirakan mengalami kebutaan permanen yang hanya bisa diobati jika ada orang yang mau mendonorkan matanya.      "Tak ada yang lebih mengerikan selain kebutaan yang gue alami." ###      Flashback. . .      "Keira? Kamu mau, kan, pergi bersama papa sama mama? Kami akan menghadiri acara hari jadi perusahaan kita, Sayang." Sanha -ayahnya masuk ke kamar bernuansa pink soft itu sambil menata dasi. Sedangkan seorang gadis yang masih duduk di ranjang sambil bersantai terlihat tak peduli pada kehadiran sang ayah. "Kei?"      "Hmm?" Hanya dehaman yang terlontar. Gadis bernama Keira Minna Sanha memanglah gadis dengan penuh kebencian pada kedua orang tua yang terlalu sibuk dengan dunia mereka msaing-masing. Ia tampak seperti gadis sebatang kara yang hidup soerang diri di rumah dengan luas yang tak terkira itu.      "Kamu ikut, kan?" tanya Sanha kembali untuk memastikan. Keira menghela napas berat. Ia melirik sekilas ke arah sang ayah lalu bangkir dari ranjang. "Iya, iya, bawel banget, sih. Sana keluar. Keira siap-siap dulu." Sanha tersenyum tipis mendengar jawaban putrinya. Bukan hanya sekali atau dua kali ia menerma perlakuan seperti itu dari sang anak. Hingga ia mulai terbiasa mendengar ujaran kekesalan bahkan kebencian. Sanha tetap tak peduli, ia menghiraukan semua sikap Keira karena yang terpenting baginya hanyalah mencari uang dan menafkahi.      Beberapa menit kemudian, Keira keluar dari kamar. Melihat kedua orang tuanya sudah rapi dan siap untuk berangkat. Senyuman yang terlontar dari sang ibu hanya ia tanggapi dengan lirikan malas. Ia memang sudah tak merasa bahwa kedua orang yang ada di depannya itu adalah kedua orang tuanya. Semenjak kepahitan yang ia alami beberapa tahun lalu.      "Cantiknya Anak Mama. Ya udah, yuk, kita berangkat." Minna -sang ibu berusaha meraih pergelangan tangan Keira. Namun, dengan cepat gadis 17 tahun itu menepis kasar tangan Minna dan berjalan lebih dulu. ###      Tepat pukul delapan malam, mereka hampir saja sampai di sebuah gedung yang menjadi tempat pergelaran pesta Perusahaan Sanha. Jalanan begitu tampak sepi. Tak ada motor atau mobil yang berlalu. Kemungkinan karena mereka memilih tempat yang jauh dari keramaian kota. Sehingga saat pesta dimulai, pesta akan berjalan dengan lancar dan khidmat.      Awlanya perjalanan yang mereka lalui terasa tenang. Namun, saat detik-detik akan sampai di tempat, mobilnya mendadak oleng dan sang sopir membanting stir. Sanha, Minna, dan Keira berteriak bersamaan karena terkejut mobilnya terperosok hingga ke jurang. Entah apa penyebab mengapa sang sopir mendadak membanting stir tanpa aba-aba. Memasukkan seluruh keluarga Sanha ke dalam celaka.      Mobil silver elegan itu terguling hingga mengalami kerusakan parah. Sanha yang duduk di depan tergeletak dengan kedua kaki terjepit. Sang sopir terpental karena terlihat berusaha melarikan diri saat mobil hampir terguling. Minna yang duduk di belakang bersama sang putrinya terjepit diantara pintu kaca mobil yang terbuka. Sedangkan Keira dengan penuh darah di bagian wajah karena terhempas ribuan kaca mobil yang pecah berkeping-keping.      Flashback off. . . ###      Ruangan putih bersih dengan semua serba berbau obat itu tampak hening. Keduanya tampak saling diam. sang dokter mencoba untuk menyampaikan sebuah hal yang terasa sedikit mengejutkan bagi pihak keluarga pasien. Kecelakaan yang merenggut nyawa sang ibu dan merenggut kedua kaki sang ayah pasti telah membuat hati Keylo -sang kakak dari Keira hancur berkeping-keping. Bahkan sekarang sang dokter masih menyampaikan kabar buruk untuknya. Jika sang adik telah mengalami kebutaan permanen.      Pecahan kaca yang masuk ke kedua mata Keira merusakkan bagian kornea gadis tersebut. Kerusakan yang terjadi sudah dipastikan bahwa Keira akan bangun dalam keadaan buta. Namun, hal itu masih disimpan rapat oleh sang dokter sebelum Keira terbangun untuk memastikan diagnosanya. Dan ternyata benar terjadi, Keira bangun dalam keadaan buta total.      "Jadi, Keira mengalami kebutaan permanen, Dok?" Sang kakak tampak sangat gelisah mendengar kabar itu. ia meremas tangannya dan mencari cara bagaimana sang adik bisa melihat kembali.      "Jika ada donor mata yang cocok, kami bisa segera menjalankan operasi sehingga Pasien Keira dapat melihat kembali."      Ucapan sang dokter kembali membuat Keylo -kakak Keira memutar otak. Ia teringat akan satu hal yang kemungkinana besar bisa membantu Keira melihat kembali. Hanya itu yang bisa dilakukan. Akan tetapi, hatinya sempat merasa ragu. Ia takut jika apa yang ia pikirkan ternyata gagal. Namun, jika belum mencoba maka takkan pernah tahu bagaimana hasil yang akan didapatkan.      "Dok, saya punya satu cara. Tapi, bisakah cara saya dipakai?" Sang dokter menaikkan satu alisnya. Penasaran dengan apa yang akan disampaikan oleh sosok di depannya itu. Ia melipat kedua tangannya di d**a dan mulai menyimak penjelasan Johan.      "Saya tahu, Dok, yang bisa mendonorkan mata untuk adik Saya." ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
94.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.0K
bc

Suami untuk Dokter Mama

read
18.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook