bc

Sugar Baby Sang Mafia

book_age18+
1.6K
FOLLOW
7.6K
READ
HE
age gap
arrogant
mafia
drama
bxg
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

Apa jadinya jika seorang mafia kejam dikerjai gadis pecicilan seperti Chacilia.

“Awas, Om! Kodok loncat!” teriak Chacilia sambil ngibrit. Sontak membuat Lucas panik, ikut lari ke dalam mobil.

Senyap! Tidak terjadi apapun.

Sadar dirinya dikerjai, Lucas memukul stir keras. Rahangnya berdiri kokoh. Menatap gadis yang saat ini sedang berlari itu seperti mangsa. Ingin memakannya hidup-hidup.

---

Bosan dengan hidupnya yang gitu-gitu aja alias penuh dengan drama, Chilia memutuskan untuk mencari sugar daddy, pria dewasa, kaya dan tampan yang akan ia ajak gila nantinya. Tapi siapa sangka, sugar daddy yang ia pilih di club itu ternyata pria menyeramkan yang pernah ia jaili dulu.

Akan seperti apa nasib Cilia setelah ia tahu jika pria yang menerimanya sebagai sugar baby itu ternyata dia?

Ikuti terus kisahnya…

chap-preview
Free preview
Penghianatan
“Gimana kalau lo jadi sugar baby.” “Sugar baby?” “Ya! Sugar baby, peliharaan sugar daddy. Cewek cantik kayak lo gue jamin bakal laku.” Seorang gadis bernama Cilia tersentak kaget saat mendengar nasihat temannya. Pasalnya, temannya itu tidak tega melihat Cilia terus terusan menangis setelah tahu kekasihnya selingkuh. Tidak tanggung-tanggung, pria itu selingkuh dengan adik tiri Cilia sendiri. Bukan hanya perselingkuhan yang didapat gadis itu, tapi dia juga harus menerima skors dari kepala dekan karena terlibat perkelahian dengan adik tirinya. "Enggak mau, ah, Lu! Lo pikir gue cewek apaan." “Ih dengerin gue dulu, bukannya lo mau kasih sayang. Ini nggak asli, lo main-main aja sama tu cowok. Kalo lo udah bosen lo tinggalin aja. Gampang, kan?" Lulu mengedipkan mata centilnya, membuat Cilia diam berfikir. “Sugar baby?” Terdiam sebentar “Hm. Boleh juga.” “Tapi Alex gue … aaaaa." “Bukannya lo suka cogan.” “Ya sukalah, tapi si Alex sialan itu ….” “Ish ko nangis sih. Lo ini kan cantik, sexy. Sayang dong kalau nangisin cowo sialan itu.” Belum sampai kepalanya mendarat di atas meja, mendengar suara tantangan Lulu membuat kepalanya kembali berdiri. “Lo bener.” “Nah, lo buktiin kalau lo juga bisa dapetin yang lebih dari dia," ujar Lulu menyuluti jiwa bar-barnya. Cilia manggut-manggut. “Yang lebih tampan," jawab Cilia sambil membayangkan wajah Lee Min Ho. “Betul!” “Yang lebih kaya,” sambung Cilia. “Cakep!” “Yang lebih berotot!” “Oke!” “Eh tunggu! Berotot apanya?” lanjut Lulu seperti ada yang aneh. “Anunyalah.” “Hahahahahaha.” Lulu dan Cilia pun tertawa sangat renyah. Sosok Lulu memang selalu menghibur Cilia yang sedang down. Hingga akhirnya, mereka berpelukan. “Lo tenang aja, gue ada banyak stok cogan.” “Stok?” Dahi Cilia mengkerut. Stok dari mana, pacar aja kaga ada dia. “Hehe. Maksud gue daftar nama cogan dan gue pastiin lo bisa dapetin cogan yang masuk dalam daftar kriteria lo.” “Boleh-boleh, di mana gue bisa dapet cogan-cogan itu.” “Nanti malem lo ikut gue.” “Oke, sugar daddy! I am coming!” teriak Cilia dengan semangat 45. *** Setibanya di club malam, Cilia mulai merasa tidak nyaman berada di sana. Hingar bingar dari suara orang-orang, ditambah kelap-kelip lampu di ruangan itu benar-benar membuat Cilia jadi ingin segera pergi dari sana. “Lo gila ya ngajak gue ke tempat kayak begini." “Suttt, udah kaga usah berisik. Noh lihat! Cogan impian lo, kan?” Menunjuk pria muda yang sedang minum sendiri di meja bar. Wajahnya memang tampan, bentuk tubuhnya juga oke. Tapi, Cilia menggeleng beberapa kali. Dia akhirnya sadar dan tak peduli, dia memang ingin menjadi sugar baby seperti kata Lulu. Mendapat kasih sayang dari pria dewasa yang tampan dan juga kaya, tapi tidak di tempat seperti ini. “Sebentar, gua ambilin minum buat lo deketin dia." “Eh, eh. Lu! Gue nggak mau sendiri.” Buru-buru berbalik dan ingin mengejar sahabatnya, namun tiba-tiba tubuh Cilia terpental ke lantai akibat menabrak seseorang. “Gila! Tubuh apa batu si. Kuat bener,” dumel Cilia sambil mencoba berdiri. Otaknya sudah menyusun rapi kata makian tersadis yang siap ia lontarkan. “Lo ini gak punya ot-.” Cilia tidak melanjutkan ucapannya, susunan kata yang tersusun rapi tadi langsung sirna saat melihat pelaku yang menabraknya. Matanya tersihir, bahkan tangannya yang sudah menunjuk-nunjuk diam di udara. Bibirnya menganga. "Perfect!" Malah kata itu yang keluar dari mulut Cilia membuat Lucas di hadapannya mengerutkan dahi. "Gila, keren banget sih ni cowo. Matanya biru, bibirnya tipis kemerahan, rahangnya kokoh dengan sedikit bulu tipis serta hidung yang mancung. Ah gila! Ini sih lebih dari kriteria gue," batin Cilia ribut sendiri. Cilia mulai menghampiri tubuh pria yang kini ada di hadapannya. Pria yang terlihat lebih tinggi dan tegap dari pria Indonesia pada umumnya. Stelan yang dia pakai juga terlihat bening dan mengkilat. "Sempurna! Dia pasti tajir, bukan hanya tujuh turunan sepertinya ini mah tujuh tanjakan gue panjat," batin Cilia kagum. Cilia sejenak mengalihkan pandangannya, melihat aksi perempuan yang sedang menggoda seorang pria yang tak jauh dari tempatnya. Terlihat perempuan itu bergelayut manja seraya mengajak ngobrol. Membuat sebuah ide seketika muncul dalam pikirannya, tanpa berlama-lama, Cilia menghampiri pria tampan itu dan menggenggam lengan kekarnya. “Eh om tampan! Apa om mau Cilia temenin?” ajak Cilia dengan nada sensual yang di buat-buat. “Aku bisa temenin om ke mana pun lho," ujar Cilia lagi. Tangannya bergerak mengelus d**a bidang yang sempat ia kata batu itu tadi. "Dia bukannya gadis itu ya …." Pria bernama Lucas yang sejak tadi hanya diam, kini terlihat mulai mengerutkan dahi, wajah gadis itu mengingatkannya pada kejadian satu minggu yang lalu. Saat itu, di tengah keramaian mahasiswa, seorang gadis berjalan tertunduk-tunduk sambil menutupi wajahnya dengan tas ransel. Cilia berjalan tergesa-gesa berharap dirinya tidak ketahuan. "Eh tu bukannya Cilia! gadis yang udah buat rusak pesta kita semalem," ujar Sersan pada teman-temannya. "Eh iya, bener tuh cewek semalam. Eh woy! berhenti." "Haduh, ketauan lagi." Cilia langsung ngibrit ketika orang yang sejak tadi dihindari menyadari keberadaannya. "Eh eh, jangan lari woy." "Ciaaaatttttt!" Cilia lari sekencang mungkin. Diikuti oleh Sersan dan teman-temannya. Mereka mengejar Cilia karena kesal dengan gadis pengrusak tersebut. Alih-alih hati ingin berpesta dan menikmati tubuh gadis cantik, Cilia datang menolong si gadis hingga semuanya gatot alias gagal total. Tak hanya itu. Sebelum kabur, Cilia juga menumpahkan semua botol minuman mereka hingga tak tersisa. Hal itu tentu membuat mereka murka dan bertekad akan memberi pelajaran pada Cilia "Misi, misi." Tangan lurusnya maju lebih dulu untuk mendapatkan celah. "Buset, antek-anteknya banyak bener udah kayak zombie." Cilia terus berlari mengabaikan orang-orang yang ia tabrak demi bisa menerobos jalan. Hingga akhirnya Cilia berhasil keluar dari keramaian dan sudah tiba di parkiran kampus. Namun, tiba-tiba sebuah guci kristal berwarna biru yang elok dan mewah terlepas dari tangan kokoh seorang pria. Ya, karena tidak lihat-lihat Cilia menabrak seseorang. "Ops!" Refleks Cilia menutup mulut dengan tangannya. Matanya menatap nanar pecahan benda yang tercecer di mana-mana akibat ulahnya itu. "Aduh, Cilia! Belum juga kelar masalah satu, udah muncul satu lagi. Aelah, atu-atu napa, ngantri dulu." Matanya bergerak menatap sepatu hitam mengkilat dihadapannya. Cilia yakin jika itu pasti pemilik guci yang ia pecahkan itu. Perlahan wajahnya mendongak menatap wajah korban kedua dari ulahnya "Hehe, Om." Cilia nyengir kuda. Berharap emosi pria yang kini menatapnya tajam itu bisa mereda. "Cilia! jangan lari, woy!" Suara Sersan kembali terdengar. Sontak membuat Cilia langsung lari dan bersembunyi di belakang si pria tadi. "Lepas!" sentak si pria ketika Cilia tiba-tiba menggenggam lengan dan bersembunyi di belakangnya. Nyali Cilia sedikit menciut mendengar suaranya yang tegas. Namun, kedatangan Sersan membuat Cilia mau tak mau tetap pada posisinya. "Eh jangan ikut campur lu. Cepat serahkan dia!" Sersan menunjuk-nunjuk wajah si pria yang terlihat tenang meski pasukan Sersan banyak. "Ambil saja," jawabnya santai. "Hah?" Cilia membulatkan mata. "Aelah om tega bener. Tolongin napa, mereka mau jahatin aku, Om, aku janji bakal nurutin semua perintah Om kalau Om mau tolongin aku." Tangan mungil Cilia masih menggenggam lengan si pria, bersembunyi di belakang tubuhnya yang tegap. Berharap jurus rayunya manjur. "Heh gadis pengganggu, sini lo! Lo harus tanggung jawab!" Teman Sersan maju menghampiri Cilia dan menarik tangannya kuat-kuat. "Aduh, aduh. Lepas! Om tolongin aku, Om." Cilia terus memohon dengan tangan yang masih menggenggam lengan si pria. Risi dengan suara Cilia yang cempreng, si pria langsung menarik Cilia dan menempatkannya di belakang tubuhnya. "Jangan ikut campur lo!" ancam Sersan, si pria tak menjawab. Masih diam dengan wajah datar. "Sial, habisi dia," titah Sersan pada teman-teman nya. Si pria mendorong mundur tubuh Cilia, kemudian maju melawan teman-teman Sersan. Seperti seorang petinju, si pria itu membuat Cilia terkagum-kagum berkat aksinya yang cepat sigap dan pintar. Si pria dengan mudah mengelak setiap serangan dan memukul telak teman-teman Sersan. Melihat teman-temannya babak belur, Sersan maju dan meninju si pria. Namun, seperti gerakan slowmo, si pria menghindar kemudian menang hanya dengan satu elakan dan pukulan balik. Sersan langsung jatuh terpental hingga tertimbun barang-barang yang terjatuh dari atasnya. "Waduh dia menang lagi." Melihat keadaan emas, tak enggan Cilia melewatkannya. Gadis itu ingin kabur, tapi langsung dicekal. “Mau ke mana, kamu?” “Ikut saya, kamu akan melakukan apa pun seperti yang kamu ucapkan!” Mampus! Cilia mati kutu, kan. “Awas, Om! Kodok loncat!” teriak Chacilia sambil ngibrit. Sontak membuat Lucas panik dan ikut lari ke dalam mobil. Senyap! Tidak terjadi apa pun. Sadar dirinya dikerjai, Lucas memukul stir dengan keras. Rahangnya berdiri kokoh. Menatap gadis yang saat ini sedang berlari itu seperti mangsa. Ingin memakannya hidup-hidup. Ya, Pria yang di jaili Cilia tempo hari adalah Lucas. Pucuk dicinta ulam pun tiba. Kini dia tak perlu mencari gadis sialan ini lagi, dia bahkan datang sendiri dan menawarkan dirinya. Awalnya Lucas ingin menolak, tapi sepertinya akan seru jika dikerjai balik. Tak lama bibir tipisnya sedikit terangkat semakin membuat Cilia klepek-klepek. “Air! Air mana, woy! Gue bisa pingsan lihat senyumannya ini,” batin Cilia berteriak. Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook