bc

POSESIF

book_age18+
603
FOLLOW
4.7K
READ
possessive
badboy
badgirl
drama
bxg
campus
city
others
selfish
like
intro-logo
Blurb

Ariska Dwi Pratama.

Kuliah tahun ketiga dijurusan sastra Indonesia disalah satu kampus ternama dikota Jakarta. Memiliki sebuah hubungan dengan seorang pria tiga tahun lebih tua dari dirinya.

Sudah berpacaran semenjak Ariska lulus dari sekolah menengah pertama. Memiliki hobi melukis yang berbeda jauh dengan program studi yang ia jalani kali ini, menjadikannya terkadang merasa bersalah karena telah salah memutuskan memlilh jurusan di kampusnya.

Ariska memiliki teman satu angkatan dengannya dan kini sudah biasa kemana-mana berdua. Setelah mendapat beberapa teman yang berbeda, akhirnya Ariska menetapkan Raniya Gadisrani sebagai teman dekatnya.

Berbagai lika-liku dunia pertemanan membuat Ariska begitu meneliti harus berteman dengan siapa. Berkelok-kelok kehidupan kampus juga tidak terlewat untuk Ariska teliti.

Ketika suatu saat, kehidupan baru muncul di lingkungannya. Ariska tidak mau salah memilih untuk yang kesekian kalinya setelah ia salah memilih jurusan di kampus.

Enam tahun bertahan dengan seorang Abraham Iqsa, ada seseorang yang menggugah hati seorang Ariska. Namun posisinya berada di tengah. Bersalah dan tidak.

Bersalah karena siapapun yang menarik perhatian seorang Ariska adalah mantan pacar dari Raniya. Dan tidak bersalah, dimana dirinya sudah menahan diri agar seseorang itu tidak bisa masuk ke ruang lingkup dirinya.

chap-preview
Free preview
LEMBAR 1
Ariska Dwi Pratama. Gadis berumur sembilan belas tahun yang kini memasuki dunia perkuliahan di tingkat ke tiga. Tingkatan dimana dirinya sedang di sibukkan untuk membuat proposal praktikum yang di uji cobakan untuk pembuatan skripsi di tahun akhir. Dan sialnya , Ariska tidak terlalu menyukainya. Bukan karena dirinya bodoh atau apa. Hanya saja, Ariska membenci keadaanya sekarang. Ariska tidak pernah berharap jika dirinya ada di sini. Jurusan sastra ? Tidak untuk Ariska. Banyak yang mengira bahwa Ariska itu sempurna tetapi kenyataannya Ariska tidak begitu.  Tidak sama sekali. Ariska memiliki beberapa masalah di kehidupannya selama dia hidup. Masalah rumahnya misal.   Bahkan Ariska sudah menganggap kalau dia tidak memiliki sebuah rumah untuk pulang. Orang tuanya yang sekarang entah dimana, mereka adalah orang yang gila kerja untuk Ariska dan hanya mengirimkan uang yang digunakan untuk membeli kebutuhan Ariska sehari - hari juga uang untuk kebutuhan kampusnya Ariska. Orang tuanya tidak tahu apa – apa tentang Ariska. Dan Ariska tentu saja tidak terlalu dekat dengan mereka. Karena untuk apa juga. Tidak ada gunanya. Itu yang ada difikiran Ariska. Ariska juga bukan orang yang sempurna dalam nilai mata kuliah yang dimana terdapat soal perhitungan di dalamnya, seperti fisika dan matematika. Sebenarnya, Ariska membenci pelajaran itu semenjak duduk di kelas satu sekolah menegah pertama. Ariska juga tidak terlalu suka jika dosen inti mata kuliah sastra ini mendongengkan beberapa cerita yang sebenarnya sudah dibacakan berulang kali oleh dosen tersebut dan kemudian diakhir perkuliahan dosen itu menugaskan membuat resensi dari apa yang telah dosen itu bicarakan. Oh baiklah, Ariska juga sebenarnya tidak terlalu pandai jika berurusan dengan rangkaian kata yang dapat membuat hati berdebar, atau bahkan membuat pembaca tersenyum sendiri seperti orang gila ataupun orang yang biasanya baru mendapatkan ijin pacaran dari kedua orang tuanya. Walaupun sebenarnya, Ariska tidak pernah merasakan bagaimana rasanya mendapat ijin kedua orang tua untuk berpacaran. Orang tua Ariska cukup mengetahui bagaimana pacar Ariska. Setelahnya, terserah Ariska. Harus Ariska tekankan, dirinya sudah salah membuat keputusan untuk tetap berada di kelas ini dan bersama temannya. Raniya Gadisrani. Raniya adalah temannya satu - satunya. Yang tersisa mungkin. Raniya yang setidaknya sabar dengan otak keras kepala dari seorang Ariska. Raniya yang selalu mendengarkan keluh kesah Ariska dan tidak lupa memberikan saran apa yang harus Ariska lakukan terhadap masalah apa yang sedang ia hadapi. "Sekarang apa lagi, Ran ?" Raniya tersenyum ketika Ariska bertanya. Pasalnya, sedari tadi raniya tidak duduk diam dengan tenang. Dirinya seperti gelisah memikirkan sesuatu. Dan Ariska bisa menebak itu tidak penting sama sekali. Kini keduanya sedang berada di café yang 'katanya'  adalah milik dari salah satu laki - laki kenalan Raniya. Ah ya, jangan lupakan Raniya yang selalu mencari alasan ketika di tanya, lelaki mana yang benar - benar lelakinya. Laki - laki yang di kenalnya lebih dari tujuh. Atau sepuluh? Bahkan Ariska tidak yakin akan mengenalnya satu per satu. "Ini, Radit ngajak ketemuan.” Kata Raniya. Tebakan Ariska menang telak. Tidak penting sama sekali. Ariska kini mendesah lalu memegang sedotannya dan meminum kembali jus alpukat pesanannya. Ariska tidak mengerti, apa yang Raniya cari ? Lelaki seperti apa ? Atau yang bagaimana ? Lelaki yang dikenalkan pada Ariska tidak jauh berbeda satu sama lain. Semuanya tampak mirip dan hampir semuanya baik. "Terus ? Kenapa emangnya ?" Ariska bertanya seraya mengeluarkan novel favoritnya. "Ya gitu, Radit janjiannya barengan sama janjiannya Vano. Waktunya sama, gue bingung mana yang bakal gue datengin," Lagi, Ariska menghembuskan nafasnya. Kemudian Ariska meniup poni tipisnya dan menatap Raniya tanpa menutup novelnya. "Lo tuh sukanya sama siapa ? Radit ? Atau Vano ?" Kini giliran Raniya yang menghembuskan nafasnya. Raniya kemudian duduk bersandar di kursinya lalu mengacak rambut depannya pelan. "Gue juga bingung, Ris. Dua - duanya okey. Dua - duanya tajir, ganteng bisa diajak main kemana - mana. Ya cuman itu sih, si Radit kalo jemput gue pake motor. Kalo Vano kan pake mobil tuh,"  ucap Raniya menjeda percakapannya. Ariska mengangguk sambil menunggu kelanjutan apa yang akan Raniya katakan. "Gue sama Vano aja deh. Sama Radit nanti rambut gue berantakan lagi." Ucap Raniya setelah memikirkan bagaimana nanti dirinya. Ariska bingung. Tidak cukupkah hanya satu laki – laki ? Seperti dirinya dengan Iqsa ?   Berbicara tentang Iqsa. Abraham Iqsa adalah laki – laki yang sudah menemaninya slema enam tahun kebelakang. Ariska sudah memperkenalkannya kepada orang tuanya sejak dirinya berpacaran dengan Iqsa hampir dua tahun. Dan orang tua dari Ariska membebaskan kepada Ariskanya sendiri. Iqsa sudah menemaninya selama enam tahun kebelakang. Tidak banyak hal yang bisa diambil dari hubungan keduanya. Datar dan simple. Jika ada salah satunya yang salah, mereka sadar diri. Hampir tidak pernah ada pertengkaran serius antara Ariska dengan Iqsa. Beberapa kali pernah bertengkar, namun Iqsa yang lumayan lebih dewasa dari Ariska lebih banyak mengalah. Tapi, pada tahun kedua sampai ketiga, Ariska merasa jika Iqsa memang pilihan yang tepat. Iqsa sangat menjaga Ariska. Apapun keingin Ariska, jika itu baik menurut Iqsa, maka Iqsa pasti akan mempebolehkannya. Dan itu menjadikan Ariska selalu bergantung pada Iqsa. Apapun ceritanya hari itu, Ariska akan selalu menceritakan kepada Iqsa. Dan Iqsa selalu menanggapinya dengan baik. Ariska selalu meminta apa yang terbaik untuk dirinya. Menceritakan apa yang terjadi apdanya hari itu pada Iqsa. Dan Iqsa bisa disebut oleh Ariska adalah orang yang bisa menggantikan orang tua bagi Ariska. “Emangnya mau kemana malam ini ?” Tanya Ariska kepada Raniya yang sudah memutuskan akan pergi dengan siapa malam ini. Raniya menggeleng. “Belum tau. Mungkin nonton.” Ucap Raniya. “Inget besok ada tugas.” Ariska mengingatkan. Sontak Raniya terkaget. Dan Ariska malah tersenyum membanggakan dirinya karena mengingatkan bahwa Raniya dan Ariska mengingatkan bahwa ada tugas yang harus dikumpulkan. “Jangan pulang malem – malem ya.” Kata Ariska masih dengan senyumanya. Raniya menggeleng, “maksud lo tugas itu tugas yang mana ?” Tanya Raniya. Kemudian Ariska menggeleng, “lo lupa sama tugas yang di aksih Prof Renny ? Guru matematika yang galak ?” Lagi. Raniya menggeleng, “maksud lo yang sepuluh soal essay ?” Ariska mengangguk . Seingat Ariska, ada kumpulan soal matematika dengan jawaban yang pasti sangat panjang. “Lo belom ngerjain ?” Sekarang Ariska menggeleng polos kemudian tersenyum, “gue kan nunggu lo kasih contekan.” Alis Ariska naik – turun menggoda Raniya. “Tugas itu udah dikumpulin ke Firman tadi, Ariska.” Sekarang, Ariska yang memberikan belototan matanya kepada Raniya. “Loh bukannya besok ngumpulinnya ?” Raniya menggeleng, “lo tadi boker lama amat si, jadi gue lupa mau ngasih tau lo kalo tugasnya dikumpul sore ini.” Kata Raniya membuat Ariska berdiri dari tempat duduknya, “Prof Renny minta dikumpulin dan besok di bahas di kelas.” Ariska menepuk jidatnya. Kemudian mendudukkan lagi bokongnya di kursi yang sempat ditinggalkannya. “Mampus gue besok.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.3K
bc

True Love Agas Milly

read
197.7K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.3K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.7K
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook