Prolog
Mulai sekarang cari kerjaan itu yang bener ARA! Lagian kamu itu masih muda apa susahnya cari kerjaan yang bener-bener nyata. Lagipula masa iya kamu mau terus-terusan main game sama nonton filem, apa kamu itu enggak mau kaya orang-orang bisa kesana dan kesini belanja sesuka hati.
Sudahlah, mau gimanapun Ara dia gitu-gitu juga kerja dengan hobinya. Dia dapat uang lima puluh bahkan bisa sampai ribuan dollar juga itu hasil keringatnya. Apa susahnya kita bersyukur lihat Ara. Gitu-gitu juga Ara kasih lihat ke kita gimana caranya disaat begini masih bisa dia kerja, jangan suka nuntut anak wanita. Gimanapun juga Ara itu wanita, yang penting pekerjaan itu aman buat dia terus uangnya jelas dan dia juga bahagia.
Halah kamu juga samanya jadi bapak enggak ada usaha buat nasehatin anak, dia itu anak wanita apalagi masih muda. Dia mau pergi ke Malaysia kek, ke Singapore kek bahkan udahlah dia pergi aja jadi TKW kalau bisa. Buktinya orang lain bisa sukses kok dengan mendapatkan gaji besar.
Kamu benar-benar enggak bersyukur dengan lihat Ara. Kamu belum tahu saja kehidupan diluar itu bagaimana, biaya besar karena kehidupan disana juga besar. Jaga omonganmu menjadi seorang ibu apalagi Ara anak perempuan, apa salahnya dia menjalankan pekerjaan dengan hobinya. Lagipula dia bekerja seperti itu dapat gaji juga dengan akun kepemilikannya sendiri. Tugas kita itu mendukung, anak masih bekerja halal saja kok di omeli.
Tak ada kata-kata lain selain pergi dari rumah, Ara yang menaruh beberapa pakaian miliknya dengan memasukkan beberapa pakaian ke dalam koper miliknya. Mau gimanapun akan selalu salah kecuali Ara pergi dengan kedua orangtuanya yang sadar kalau anak perempuannya itu berarti.
Helaan napas itu terasa dengan Ara yang bersandar di atas ranjang. Ruangan besar ini terasa hangat dengan niat ara untuk lebih mandiri di kota besar. Terpaksa, lagipula kalau ketakutan itu terus menerus di genggam Ara enggak akan bisa jadi orang. Orangtua maunya bukti, Ara dengan menenggelamkan pikirannya malam ini.
"Bangun Ara, ini sudah pagi. Mau sampai kapan kamu tidur terus. Jam lima aja kamu masih tidur, apa kamu itu enggak berkaca diri kalau orang-orang jam lima pagi udah kerja berangkat ke kantor buat tanggung jawab sama keluarganya. Kamu kok kayaknya enggak ada pikiran buat mikirin masa depan ya, kamar kamu bukannya di beresin. Setiap hari kerjaannya nonton filem sama main game, game enggak jelas kok di mainin!" Suara wanita itu terasa nyaring di telinga Ara. Ara yang selalu pengen buktiin kalau hasil filem sama hasil game itu bisa menjadi sebuah pekerjaan dan menghasilkan uang.
"Ya Ara bangun," jawabnya dengan nada rendah.
Wanita yang bagi Ara seorang ibu, tak seperti lainnya yang mendapatkan kelembutan seorang ibu. Rasanya seperti neraka dengan beberapa omelan yang datang terus menerus. Memperlihatkan gaji pun bagi Ara membuat Ara lebih baik menabung dengan cara dirinya sendiri.
'Lihat aja nanti Ara buktiin kalau main game sama review filem aja bisa jadi sumber uang,' bisik Ara dengan beranjak dari tempat tidurnya. Dengan bergerak lemas terlebih dengan hawa kantuk yang menjalar. Ara mengambil handuk dengan memasuki kamar mandi lalu membersihkan diri.
Tak lama.
Ara yang membereskan beberapa keperluan dengan membawa tas berisikan pakaian. "Gampanglah bisa di susul buat di ambil lagi," ucapnya singkat dengan membawa tas berisikan pakaian.
Suara motor itu terdengar dengan suara Aji yang sumringah melihat Ara. "Ra, gue enggak tidur semalaman dan lo chat gue subuh-subuh. Awas aja kalau lo enggak belikan gue nasi padang sebungkus," ketus Aji dengan suara melengos memarkirkan motornya.
"Gampanglah, lagian gue belum request gaji juga. Nanti kalau cair gue belikan nasi padang."
"Kelamaan Jamilah! Mau nunggu kucing gue beranak dulu si Jono baru itu nasi padang datang, bener-bener si Ara. Jono sama Cimiw aja masih mesra-mesraan anaknya belum terlahir, kucing gue dua itu kan memang manjanya kebangetan, dasar Jamilah!" Teriak Aji dengan gaya konyolnya. Tak lama dengan motor miliknya memasuki sebuah kontrakan. Lumayan dengan ukuran sedang yang penting pas untuk Ara bekerja.
"Nih, harganya terjangkau. Pas lah buat lo, kan yang penting lo bisa selalu nge-Utub sama main game juga. Review sekalian kan yang lihat ikutan juga tuh lihat lo," suara Aji dengan melihat Ara.
"Lo enggak mau temenin gue kedalam nih? Temenin gue kek kan lo yang kenal sama pemilik kontrakan."
"Duh beneran manja banget ya si Ara, bentar dulu gue parkirin dulu ini motor."
"Ye, buruan!" Ketus Ara dengan memegang tas ransel berisikan barang miliknya.
"Lo enggak izin ke nyokap soal lo pergi dari rumah?" Tanya Aji dengan memasuki kontrakan bertingkat dua.
"Yuhuuuu, spada ... bersama Aji Ivan disini," suara Aji yang berteriak. Tak lama Ara memukul lengan Aji dengan nada ketus.
"Enggak sopan, panggil tuh permisi pak ada orang disini? Atau gimana kek. Katanya Utubers," celoteh Ara dengan seseorang yang keluar dari salah satu kamar.
"Eh ada Mas Aji, gimana? Kontrakannya jadi? Buat dia ya?" Tanya seorang pria dengan usia yang sudah hampir menua.
"Mang Hendi," jawab Aji dengan melihat wajah Ara.
"Mang Hendi ini aslinya dari Bandung. Punya kepemilikan kontrakan, biasanya yang ngontrak disini itu pegawai. Nah karena semakin ramai jadinya di campur bisa sama mahasiswi juga. Ini kontrakannya khusus perempuan. Karena istrinya Mang Hendi ini lagi pergi ke Bandung selama seminggu jadinya suaminya, Mang Hendi ini yang nungguin kontrakan. Nanti lo ketemu sama istrinya Teh Oneng, lo liat-liat dulu aja deh kamarnya," suara Aji dengan Ara yang mengangguk paham.
"Kalau enggak bawa motor atau mobil ada fasilitas kok, ada wifi ada motor. Tapi kan motor suka di sewa aja sama penghuni kostan. Palingan pakai motor gogojek online itu sama gogograb," suara Mang Hendi dengan ditemani Aji memasuki salah satu ruangan kamar kosong yang menjadi tempat untuk di lihat Ara.
"Ada fasilitas kamar mandi, terus sudah ada tempat tidur sama lemari dan juga meja belajar. Kerja ya? Kalau kerja nanti mejanya diganti buat yang khusus kerja. Biasanya pakai kipas tapi kalau mau request ac juga bisa," suara Mang Hendi dengan Aji yang melihat ke isi ruangan. Cukup lumayan dengan fasilitas yang di lihat apalagi rumah kontrakan ini lumayan ramai.
"Kerja kok Mang Hendi, dia hampir sama deh persis saya. Aktif di sosial media," suara Aji dengan anggukan Mang Hendi. Apalagi Mang Hendi memang welcome dengan beberapa selebgram, sudah beberapa yang menjadi penghuni kontrakan dengan pekerjaan selebgram. Beberapa diantaranya pindah ke apartemen di pusat kota karena penghasilannya sudah di atas lima puluh juta.
"Iya enggak apa-apa di sini juga bisa. Ada beberapa juga yang jadi gamer dan Utuber disini. Aji juga kan memang suka ada di pos ronda di ujung jalan itu kalau malam. Tenang aja, Aji akrab sama penghuni kontrakan sini," suara Mang Hendi dengan melihat Ara.
Tak lama dengan satu jam Ara mengurusi tempat tinggal barunya dalam waktu setahun, pembayaran cash dengan Aji dan Ara yang duduk di salah satu meja dengan Mang Hendi yang menulis beberapa laporan di buku kas miliknya yang nantinya akan di lihat oleh istrinya Teh Oneng.
"Sudah bisa di tempati ya Mang Hendi," suara Aji dengan melihat Mang Hendi. Ada jabat tangan disana dengan menerima akad, Mang Hendi yang mengucapkan terimakasih terlebih dengan fasilitas kamar Ara yang akan di benari selama tiga hari.
"Tadi pertanyaan gue enggak lo jawab. Nyokap lo belum tahu lo pindah kesini? Enggak apa-apa?" Tanya Aji singkat dengan melihat Ara. Mang Hendi yang melayangkan kata permisi dengan memberikan kesempatan keduanya mengobrol sementara Mang Hendi menyuruh beberapa karyawannya untuk membenarkan kamar milik Ara.
"Gue bilang juga percuma kayaknya. Intinya gue kerja terus gue bahagia deh. Gue kerja bener kok, kecuali kalau gue kerjanya kerja enggak benar tuh baru boleh di komentari," jawab Ara melengos dengan menaruh tas miliknya di kamar barunya. Wajah itu melihat ke sekeliling dengan Ara yang melihat dinding.
"Lumayan kalau di hias mirip stagram ya, aesthetic gitu."
Aji Ivan yang masih melihat wajah Ara dengan melihat paham. "Kalau gue nanti ditanya bokap lo gue takut disangka gimana-gimana. Lo nanti bilang sama bokap lo kalau lo kontrak sekarang di sini," suara Aji dengan nada rendah.
"Ya bawel!" Ketus Ara dengan wajah memalingkan diri.
Seharusnya ini di publish nanti cuma karena banyak respon positif di publishnya sekarang aja ya :X
Jangan di tungguin karena memang lagi selesaikan My Famous Husband! Sama One Night In Shanghai with Mr.Billionaire.
Ditunggu komentar positif& negatifnya. Jangan lupa follow akun FBook & ** nya ya. Xiexie ^^
IG : @_________sx3
Fbook : Shi Xi