bc

Atas Nama Cinta

book_age18+
734
FOLLOW
7.8K
READ
HE
love after marriage
heir/heiress
blue collar
bxg
lighthearted
small town
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Rafa Fauzan Muzakki, anak tunggal seorang pengusaha kaya terkemuka. Perjalanan hidupnya yang kelam, berubah 180 derajat saat ia bertemu teman masa kecilnya, Adiva Arsyila Savina.Adiva adalah anak semata wayang seorang Ustadz terkemuka, pengasuh sekaligus pendiri pondok pesantren yang ada di salah satu provinsi di pulau Sumatra, tepatnya di provinsi Jambi.Mereka pertama kali bertemu di sebuah bandara di ibu kota. Dan sejak pertemuan itu, Zakki sering berkomunikasi dengan Adiva, sampai akhirnya wanita itu bisa membawa Zakki untuk hijrah, kembali ke jalan yang benar.Di sela-sela menjalankan bisnisnya, Zakki akhirnya memutuskan untuk mengambil kuliah di salah satu universitas islam ternama di Jakarta, sampai ia lulus dan menyandang gelar Lc. Tidak hanya itu, Zakki juga berhasil menjadi seorang Hafiz dalam waktu yang bersamaan.Atas permintaan Ustadz Hasan, pengasuh dan pendiri pondok pesantren An-nur, yang tidak lain adalah ayah dari Adiva, akhirnya Zakki ikut mengajar di tempat itu, termasuk juga Adiva.Kebersamaan yang sering mereka lalui, menumbuhkan benih-benih cinta di hati Adiva, namun wanita itu menyembunyikan perasaannya.Tidak ada yang tau, ada sebuah perjanjian rahasia antara orang tua Adiva dan Zakki, yang merupakan sahabat dekat sejak dulu. Sebuah perjanjian, yang mengharuskan Zakki tunduk dan patuh menerimanya, sebagai bentuk baktinya kepada orang tua.Hingga pada suatu hari, salah satu sahabat Zakki meminta tolong kepadanya, untuk mengunjungi salah satu keluarganya yang tinggal di desa terpencil, yang ada di perbatasan kota Palembang-Jambi.Namun naas, di tengah perjalanan sekelompok begal menghadangnya. Mereka pun terlibat perkelahian sengit. Tidak di sangka, di saat Zakki memenangkan perkelahian tersebut, sekelompok begal lainnya datang untuk membantu.Zakki akhirnya memilih untuk melarikan diri, karna tidak mungkin baginya untuk melawan orang sebanyak itu.Pria itu terus melajukan mobil Range Rover miliknya, memasuki kawasan hutan, sampai ia tidak tahu lagi sedang berada di mana.Karena tidak paham dengan rute yang ia tempuh, membuat Zakki secara asal melajukan mobilnya, sampai ia tidak menyadari jika ada sebuah jurang yang menganga lebar di depannya.Tanpa dapat menghindar lagi, akhirnya mobil itu terjun bebas ke dalam jurang, dan tidak lama kemudian terdengar suara ledakan keras di bawah sana.Seharusnya Zakki meninggal saat itu juga, bersama mobilnya yang hancur terbakar. Namun takdir berkata lain, Allah mengutus seorang pria tua untuk menyelamatkannya.Saat Zakki membuka kedua matanya, hal pertama yang di lihatnya adalah senyum manis seorang wanita cantik di depannya. Wanita secantik bidadari, yang membuat jantung Zakki berdetak lebih cepat dari biasanya.Dialah Nayyara Nafiza Zain, anak kesayangan Pak Wijaya, pria tua yang telah menyelamatkannya.Hampir 1 bulan lamanya, Zakki tinggal di tempat itu. Di sebuah rumah sederhana yang berdiri di tengah-tengah kebun di pinggir hutan.Dengan tulus ikhlas, Pak Wijaya dan Nayyara merawat Zakki sampai lelaki itu sembuh dan bisa berjalan kembali.Lambat laun, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati keduanya.Dan dari sinilah kisah perjalanan cinta mereka pun dimulai. Saat Pak Wijaya merasa, jika ajalnya sebentar lagi akan tiba, pria tua itu memohon kepada Zakki agar mau menikah dengan putrinya.Dengan keyakinan yang mantap dan hati yang tulus, akhirnya Zakki pun menikahi Nayyara secara siri. Dan beberapa saat setelah ijab qobul selesai diikrarkan, Pak Wijaya menghembuskan nafas terakhirnya.Dengan berat hati dan perasaan sedih akhirnya Nayyara pergi meninggalkan tempat itu, mengikuti suaminya kembali ke kota.Sampai akhirnya Zakki membawanya ke sebuah pondok pesantren, memintanya untuk menimba ilmu di tempat tersebut.Nayyara tidak pernah tahu, bahwa ujian besar sedang menunggunya di tempat suci itu. Dan ia pun tidak tau alasan apa yang membuat Zakki merahasiakan pernikahan mereka, dan memintanya bersikap seperti orang asing di depan semua orang.Hingga kembalinya putri sang pengasuh pondok, Adiva, membuat Nayyara lambat laun mengetahui semuanya. Sampai akhirnya ia mengerti, alasan Zakki merahasiakan pernikahan mereka selama ini.

chap-preview
Free preview
Senyum dan Air mata
"Saya terima nikah dan kawinnya Nayyara Nazifa Zain binti Wijaya Zain dengan mas kawin yang tersebut di atas tunai." Suara Zakki terdengar lantang mengucap ijab qobul. "Bagaimana, saksi? Sah?" "Saah!" "Alhamdulillah." "Barakallahu laka wabaraka alaika wa jama'a baynakuma fi khayr." Do'a selesai di langitkan, beberapa warga dari kampung sebelah yang hadir dalam acara tersebut satu persatu mengucapkan selamat dan mendo'akan pasangan pengantin yang baru sah menjadi suami istri itu. Tidak ada jamuan mewah, hanya air putih, singkong rebus dan juga jagung muda sebagai hidangan ala kadarnya. Lelaki tua yang terbaring lemah di atas tikar pandan itu, nampak tersenyum bahagia hingga meneteskan air mata, menyaksikan pernikahan putri yang sangat di sayanginya. "Kemarilah, Nak," pinta Pak Wijaya dengan suara lemah. Zakki mendekat, di ikuti Nayyara di sampingnya. Wanita cantik dengan balutan kebaya sederhana itu, tak henti meneteskan air mata, serayak menggenggam tangan lelaki tua itu dengan erat. "Alhamdulillah ... terima kasih ya Allah. Akhirnya Bapak bisa melihat kalian menikah," ucap Pak Wijaya dengan nafas berat. "Nak, Zakki, tolong jaga Nayyara baik-baik, jangan pernah menyakitinya. Bapak titip Nayyara ya, Nak." Lelaki tua itu semakin terlihat kepayahan. Nafasnya tersengal-sengal, hingga membuat Nayyara semakin cemas dan ketakutan melihatnya. "Bapak tidak usah kuatir, inh sya Allah, saya akan menjaga Nayyara baik-baik. Saya berjanji akan membahagiakan hidupnya, inh sya Allah." Janji Zakki dengan segenap ketulusan hatinya. Lelaki tua itu tersenyum, tidak lama kemudian ia menutup mata selamanya setelah kalimat talqin terucap dari mulutnya. "Innalillahi wa inna ilaihi raji'un." Hari yang seharusnya menjadi hari bahagia buat Nayyara, akhirnya berubah menjadi hari yang menyedihkan baginya. Hari di mana dirinya mendapatkan seorang pendamping, di hari itu juga ia kehilangan orang tuanya. Sekarang ia tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini, kecuali Zakki. Pria asing yang kini menjadi suaminya. "Ayo kita masuk ke rumah, hari sudah mulai sore," ajak Zakki serayak mengusap pundak Nayyara dengan lembut. Wanita itu perlahan bangkit, lalu mengikuti langkah Zakki menuju ke rumah, yang hanya berjarak beberapa meter saja dari pusara tersebut. Kondisi rumah sudah sepi, hanya tinggal Pak Bahar dan Bu Halimah yang masih setia menemani mereka berdua. Keadaan rumah pun sudah rapi kembali, di tengah ruangan sudah tersedia nasi dan lauk pauk seadaanya untuk mereka. "Kalian makanlah dulu, sejak pagi kalian belum makan sama sekali," ujar Bu Halimah, istri Pak Bahar. Wanita itu dengan gesit menyiapkan piring dan sendok, serta menuangkan air ke dalam gelas. "Terima kasih ya, Bu. Maaf, kalau harus merepotkan Ibu lagi," ucap Nayyara lirih. Bu Halimah tersenyum, lalu mengusap bahu Nayyara lembut serayak berkata, "Kau sudah seperti anakku sendiri, Ibu dan Bapak melakukannya dengan senang hati. Jangan bersedih, ada Zakki yang akan menjagamu, dan ada kami sebagai orang tuamu." Nayyara mengangguk lemah. Hatinya begitu terharu mendengar ucapan Bu Halimah, hingga tanpa terasa air matanya kembali menetes. Pak Bahar dan Bu Halimah sudah seperti orang tua bagi Nayyara, bahkan Bu Halimah lah yang selama ini mengajarkan pendidikan tentang perempuan kepadanya. Mereka sering di tinggal berdua di rumah, saat Pak Wijaya dan Pak Bahar ke kota untuk sebuah urusan. Bu Halimah dengan telaten mengajarkan baca tulis kepada Nayyara, sebab Pak Wijaya tidak pernah berniat menyekolahkannya karna sebuah alasan. "Kalau begitu, Ibu sama Bapak pulang dulu ya. Air untuk mandi kalian sudah Bapak siapkan di belakang. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk mengatakannya kepada kami," ujar Bu Halimah serayak berpamitan untuk pulang. Suasana rumah kembali hening setelah kepulangan Bu Halimah dan suaminya. Nayyara seperti tidak berniat untuk memakan nasi di piringnya. Wanita itu hanya diam sambil menatap piring di hadapanya. Ingatannya kembali melayang pada masa-masa kebersamaannya dengan almarhum bapaknya, sampai ia lupa jika ada Zakki yang terus memperhatikannya sejak tadi. "Mau Mas suapin?" Nayyara berjengit kaget, tiba-tiba saja Zakki sudah duduk di sampingnya dengan jarak yang begitu dekat. Wajah mereka nyaris bersentuhan, saat dengan refkek ia menoleh ke samping. "Bi-bisa makan sendiri," sahut Nayyara gugup, lalu cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke arah piring di depannya. Zakki tersenyum. Pria itu lalu mengulurkan tangannya, membelai puncak kepala istrinya yang kini tertutup hijab. "Makanlah, dan habiskan makanan yang ada di piringmu. Jangan lupa, baca do'a sebelum makan. Mas mau mandi dulu," ucap Zakki dengan lembut, lalu bangkit dari duduknya dan beranjak masuk ke kamar Nayyara yang kini juga menjadi kamarnya. *** Malam yang dingin dan sunyi. Hanya suara jangkrik dan serangga malam yang menemani. Di dalam kamar yang sangat sederhana, hanya beralaskan kasur lantai tipis dengan penerangan lampu minyak seadanya, pasangan pengantin baru itu duduk berhadapan dalam diam. Nayyara terus menunduk, tak kuasa menatap wajah tampan yang sejak tadi menatapnya tanpa berkedip. "Sudah tiga hari, dan kamu belum juga hapal ayat kursi nya? Mau di hukum apa?" tanya Zakki serayak mendekatkan wajahnya, hingga Nayyara dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat. "Tidak mau di hukum, maunya di sayang saja," jawab Nayyara malu-malu. "Masya Allah, pintarnya istriku ini merayu," sahut Zakki terkekeh pelan sambil mencubit hidung istrinya dengan gemas. "Kalau istri pintar, suami senang. Kalau istri salah itu salah suami." Suara gelak tawa Zakki langsung terdengar di seluruh penjuru kamar senderhana itu, membuat Nayyara memberanikan diri menegakkan kepalanya, menatap pria tampan yang sedang menertawakannya itu. "Mau di cium?" tanya Zakki menggoda. Nayyara menggeleng cepat, tapi wajahnya sudah merah seperti tomat saat ini. Memiliki istri polos dan lugu seperti Nayyara, menjadi kesenangan tersendiri buat Zakki. Ia seperti sedang berhadapan dengan anak PAUD yang belum mengerti apa-apa. Zakki membutuhkan kesabaran dan kekuatan ekstra untuk mendidiknya mulai dari dasar. "Siapa nama suaminya?" tanya Zakki lembut. "Rafa Fauzan Muzakki," jawab Nayyara dengan lancar. "Panggil sayangnya, apa?" pancing Zakki menahan senyum. "Mas Zakki" jawab Nayyara malu-malu. "Masya Allah, pintarnya istriku," puji Zakki, membuat Nayyara tersenyum malu. "Sekarang, nama istrinya siapa?" Zakki kembali bertanya, dengan maksud menguji. "Nayyara Nazifa Zain. Panggil sayangnya ... Yara, saja." "Yara?" beo Zakki menaikkan sebelah alisnya. Nayyara mengangguk cepat. "Hanya Mas Zakki yang boleh memanggil seperti itu, yang lain tidak boleh," tegasnya. Zakki terkekeh pelan, pria itu semakin gemas di buatnya. Ia jadi tidak sabar ingin melakukan ritual malam pertama dengan istrinya itu. Namun ia harus tetap bersabar, sampai Nayyara benar-benar faham tentang hak dan kewajiban suami istri, dan sampai wanita itu sendiri yang dengan ikhlas menyerahkan miliknya untuknya. "Mau cium," pinta Nayyara tiba-tiba. "Hah?" Jantung Zakki seperti mau copot mendengarnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
93.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook