Dangerous Revenge

Ryu tak pernah menyangka, takdir hidupnya harus berputar dalam lingkaran keluarga Aarav. Kehidupan yang tak pernah ia bayangkan, membawa Ryu yang malang dalam segala perlakuan buruk Elardo Aarav. Perjalanan untuk menjemput impiannya sebagai seorang model internasional, harus berakhir dengan banyak persoalan hidup yang tak rasional. Wanita cantik berusia 28 tahun tersebut tiba-tiba harus menikah dengan seorang pria asing, yang tak pernah ia kenali sebelumnya. Menilik dari berbagai sumber, pria tersebut adalah seorang pengusaha sukses, yang memiliki nama yang cukup di segani di kalangan para pengusaha. Swiss menjadi negara pilihan Ryu untuk mengepakkan sayapnya dalam dunia modeling. Bersama sang sahabat, Moza Cortez, Ryu banyak mempelajari seluk beluk kerasnya kota Zurich. Namun ia tak menyangka, hanya karena ingin menolong sang sahabat dari sebuah perjodohan. Membuat kehidupannya yang tenang berubah menjadi mencekam. Tanpa ia ketahui, jika Moza memiliki seorang kekasih yang amat sangat berkuasa. Bayangkan saja, seluruh kota menatapnya dengan tatapan hina dan penuh permusuhan. Karirnya hancur seketika. Askesnya untuk pulang ke tanah air pun tak bisa ia gunakan. Paspor berikut barang-barang berharga miliknya di ambil paksa, oleh orang-orang suruhan seorang pria yang menyatakan dirinya sebagai malaikat maut bagi Ryu yang tak tahu apa-apa. Dalam keputusasaan, Ryu hanya berharap sebuah keajaiban datang dan membawanya pergi lalu menghilang. Dalam cengkraman buas nan kejam Elardo, Ryu harus melakukan semua hal yang di perintahkan oleh pria bengis itu. Termasuk menjadi bu dak untuk melampiaskan har rat be jad nya. Ryu menyerah? Tentu saja tidak! Wanita itu terus berusaha untuk bisa melepaskan diri dari kerangkeng yang membelenggu kebebasan jiwanya. Meski setiap kali ia ketahuan hendak melakukan upaya pelarian, Ryu harus menerima hukuman yang tak manusiawi dari pria berhati iblis tersebut. Namun Ryu tak pernah menyerah. Baginya lebih baik mati untuk mengupayakan perjuangan bagi kebebasan hidupnya, daripada berdiam diri dan menyerah terhadap keadaan. "Aku harap kali ini kau benar-benar belajar untuk mengerti arti kata sakit, bi*tch! Jangan coba-coba untuk melakukannya lagi atau kau akan berakhir di rumah bordil sebagai ja la ng sejati!" Setelah puas menuntaskan has rat nya bia dabnya, Elardo meninggalkan tubuh kurus Ryu yang tergolek lemah di atas ranjang tanpa penutup apapun. Tak ada tetesan air mata. Ryu menatap kosong ke sisi jendela kaca yang persis menghadap ke sebuah tebing. Rupanya jiwanya sudah lama mati. Sejak berada dalam belenggu rantai dendam Elardo, Ryu sudah lelah mengiba belas kasih pria itu. Ryu tak tau apa kesalahannya, hingga harus menanggung semua kesakitan yang tak ia mengerti kenapa. Pria itu tak pernah mengatakan apa kesalahannya, hanya menudingnya sebagai seorang yang telah menghancurkan segalanya. Klek Seorang wanita bertubuh tambun masuk ke dalam kamar di mana Ryu terbelenggu, dengan membawa sebuah nampan berisi makanan. Tak lupa ada beberapa jenis obat yang harus Ryu konsumsi setiap harinya. "Mari saya bantu untuk membersihkan tubuh anda nona," ujar wanita itu dengan nada iba. Ryu menoleh kemudian tersenyum hangat. "Aku bisa melakukannya sendiri Marta. Berikan aku pil itu," pinta Ryu mengarahkan tatapannya pada sebuah mangkuk kecil berisi dua buah pil. Marta menurut lalu menyerahkan mangkuk tersebut kepada Ryu. Wanita cantik yang di bawa sang tuan tiga bulan yang lalu ke kastil dalam keadaan tak sadarkan diri. Yang ia ketahui, wanita cantik itu telah membuat kekasih sang tuan pergi menghilang entah kemana. Dan setelah kedatangannya, hari-hari wanita malang itu hanya di isi oleh penyiksaan fisik juga batin. Elardo tak segan-segan memberikan hukuman meski untuk kesalahan kecil yang tak sengaja di lakukan oleh Ryu. "Tolong berikan aku jubah itu Marta, kau pasti lelah melihat tubuh te lan jang ku hampir setiap hari." Ujar Ryu terkekeh hambar. Marta tak berkata apapun, wanita itu beranjak untuk mengambil jubah yang di maksud oleh Ryu. Jubah yang terlihat teronggok begitu saja di atas lantai. Sudah bisa di pastikan, jika sang tuanlah yang melakukannya. "Anda yakin tak ingin aku bantu nona?" Tanya Marta terlihat khawatir. Tubuh Ryu semakin kurus dan tampak pucat pasi. Siapa yang tak tersiksa jika berada di bawah tekanan dan siksaan bertubi-tubi. "Aku bisa melakukannya sendiri, aku sudah terbiasa dengan keadaanku saat ini. Aku hanya kurang tidur saja, tuanmu terlalu ganas tadi malam. Aku sedikit kewalahan mengimbangi keganasannya," cerita Ryu dengan kekehan kecil yang terasa bagai sayatan sembilu di telinga Marta. Andai ia punya sedikit keberanian, akan ia bebaskan wanita malang itu. Namun sayang, seluruh keluarganya akan berada dalam bahaya, bila ia berani bertindak sebagai pahlawan kesiangan. Langkah Ryu tertatih menuju kamar mandi. Hati Marta menjerit iba namun tak bisa berbuat apa-apa. Sesampainya di dalam kamar mandi, Ryu menyalakan keran shower guna meredam suara tangisannya. Di dalam sana, Ryu menumpahkan segala kesesakan batin yang telah menyiksa jiwanya. "Bunda... papa... Ryu merindukan kalian semua...semoga saja Tuhan masih memberikan Ryu mukjizat, jika tidak, mohon maafkan Ryu jika terpaksa memilih jalan pintas untuk kembali pulang." Suara isakan tertahan coba ia redam oleh suara gemericik air yang terus mengalir membasahi tubuh ringkihnya. Di tempat lain, Elardo tampak duduk di sisi jendela sebuah restoran yang berada di pusat kota Zurich. Bersama dua orang pria yang merupakan sahabatnya. "Sampai kapan kau akan menyiksa wanita itu, El? Kau yakin Moza pergi karena wanita malang itu?" Elardo melirik sekilas kepada sang sahabat sambil menghisap rokok elektrik mahalnya. Tatapan mata yang menyiratkan ketidaksukaan atas kalimat yang di ucapkan oleh sahabatnya. "Sampai aku mendapatkan Moza kembali. Dan wanita itu harus membayar setiap hari penuh kehampaan dalam hidupku setelah dia menyingkirkan Moza entah kemana." Tandas Elardo kejam. David menggeleng samar mendengar penuturan sang sahabat. Ia tak menyangka Elardo mampu menyiksa seorang wanita seperti hewan peliharaan. "Kau bisa membunuhnya El, wanita itu tak akan bertahan selamanya. Apa kau sadar, penyiksaan fisik di sertai penyiksaan batin bisa membuat seseorang mati dengan cepat?" Nasihat Asegaf mengingatkan sahabatnya. Intonasi suaranya sedikit meninggi, David menyentuh lengan sang sahabat untuk meredakan emosi Asegaf. Pria itu membuang pandangan kesal ke arah jendela. Menghadapi sikap keras kepala Elardo terkadang bisa membuat emosi seseorang terpancing. "Aku tak peduli. Wanita itu memang pantas untuk mati, tapi tidak sekarang. Aku masih belum puas bermain-main dengan tubuh jeleknya. Dan selama Moza belum kembali, wanita itu akan menjadi pelampiasan dari segala rasa letih dalam hidupku. Aku rasa itu cukup sebanding. Wanita itu telah membuat pernikahanku hancur lebur. Jangan lupakan itu!" Ungkap Elardo dengan tekanan suara yang berat. Kedua sahabatnya hanya bisa menggeleng pasrah. Elardo bukanlah orang yang bisa di ajak berkompromi dengan keadaan. Terutama jika menyangkut Moza sang kekasih. Meski keduanya yakin, kepergian Moza tak ada sangkut pautnya dengan wanita malang yang Elardo sekap di kastilnya. Namun mereka tetap bungkam, selama belum ada kejelasan tentang kemana perginya Moza. Bahkan seluruh stasiun televisi menyiarkan berita kehilangan wanita itu. Berita-berita itu kian menyulut amarah Elardo, hingga ia semakin kejam memperlakukan Ryu sebagai bentuk dari sebuah hukuman. Kemarahan yang tak pernah Ryu pahami, sehingga ia pantas untuk mendapatkan perlakuan sedemikian keji dari pria adikuasa tersebut. To be continue Cerita ini berlatar belakang negara luar. Mohon maaf bila alur kisahnya banyak mengandung kata-kata frontal, vulgar dan makian yang mengerikan. Novel ini hanya sebatas kisah fiktif belaka. Tak ada anjuran untuk meniru berbagai adegan juga kata-kata yang tak pantas. Mohon bijaklah dalam memilih bacaan, sekiranya alur novel ini tak sesuai dengan harapan pembaca. Silahkan meninggalkan novel ini dengan penuh kedamaian. Bagi yang berkenan mampir dan masih ingin melanjutkan bacaan kisah novel ini, terimakasih banyak sebelumnya. Harapan author hanya satu, dapat memberikan bacaan yang bisa menghibur di waktu senggang kalian. Dipersilahkan untuk baper, tapi sekedarnya. Jangan authornya yang di maki, atau di hujat dan di jatuhkan mentalnya. Gunakan kolom komentar yang tersedia untuk menyatukan kita dalam sebuah diskusi tentang para tokoh yang mungkin menyebalkan, manis dan terkadang bersikap menggemaskan. Jangan jadikan kolom komentar sebagai ladang untuk menciptakan sebuah kesalahpahaman, dan rasa tak nyaman diantara pembaca dan penulis. Mohon berikan dukungan kalian, karena author sangat berharap dapat selalu berkarya disini dengan senyum lebar setiap saat. Salam penulis, Rabu, 23 Agustus 2023 Author, Rose_Ana Novel ke_5, semoga bisa di terima dengan baik oleh pembaca semua. Penuh cinta untuk pembaca kesayangan akak Rose-Ana.