bc

Terpaksa Menikahi Bocil

book_age18+
908
FOLLOW
4.3K
READ
contract marriage
love after marriage
badboy
CEO
comedy
highschool
office/work place
assistant
like
intro-logo
Blurb

Bella Audrey, perempuan 27 tahun seorang sekertais salah satu CEO perusahaan periklanan terpaksa harus menikahi bocah tengil bernama Arseno Salvador yang berusia 19 tahun dan terkenal gonta-ganti pacar.

Kutukan keluarga soal perempuan tidak akan bisa menikah setelah melewati usia 28 tahun membuat Bella harus menerima perjodohan yang dibuat oleh orang tua dan keluarga besarnya.

Arseno Salvador adalah mahasiswa semester 1 dengan hobi bermain game, menjahili teman-temannya, dan juga terkenal playboy di kampus.

Arseno tahu soal perjodohan itu, tetapi berbeda dengan Bella. Ia menerima perjodohan itu karena dia sudah lama mendambakan pernikahan agar bisa menikmati malam pertama secara sah.

Sementara itu, Bella menjadikan pernikahannya kali ini hanya sebagai penyangkal kutukan itu.

Bella : “Ingat ya, pokoknya gue mengiyakan pernikahan ini untuk nyelamatin sepupu-sepupu gue supaya mereka bisa menikah. Pernikahan ini tanpa dasar cinta.”

Arsen : “Oke, Mbak! Tapi Mbak juga harus ingat, istri wajib memberikan kesenangan secara batin, hehe. Arsen tetep dapat jatah malam pertama, kan Mbak?”

Bella : “Dasar otak m***m!”

Apakah mereka akan tetap bersama setelah mereka berhasil mendapatkan apa yang mereka inginkan?

chap-preview
Free preview
PROLOG
Bella Audrey sedang tertidur pulas di kamar tidurnya ketika tiba-tiba pintu kamarnya diketuk keras oleh seseorang. Dan ternyata orang itu adalah para sepupunya. Mereka membangunkannya secara paksa. Kemudian, menyeret Bella ke ruang tamu dan didudukkan di salah satu sofa sendirian di hadapan seluruh keluarga ayahnya. Bella justru merasa seperti sedang berada di ruang interogasi. Ia merasa geram dan ingin meluapkan amarahnya saat itu juga, terlebih lagi penampilannya masih berantakan; wajah berminyak, rambut awut-awutan dan ia masih memakai piyama semalam, jauh dari kata baik-baik saja. Entah mengapa, Bella merasa keluarga ayahnya yang kebetulan memang berkunjung ke rumah Bella selama beberapa waktu, seperti tak punya rasa kasihan padanya. Karena penasaran mengapa ia dibangunkan secara tiba-tiba, Bella bertanya apa yang sedang terjadi. Bella menguap lebar karena masih mengantuk, kemudian bertanya, “Kenapa sih kalian bangunin Bella kayak nggak punya perasaan banget?” Ia memperbaiki rambutnya denan setengah kesadaran. “Tolong cepet bilang ada masalah apa? Bella masih ngantuk soalnya.” Dia menatap satu-persatu orang di hadapannya yang menatap dengan wajah tegang. Apa yang sudah ia perbuat? Seingatnya, sebelum tidur Bella tidak melakukan kesalahan. “Kamu nggak lupa kan kenapa seluruh keluarga ayah kamu datang ke rumah ini dan menginap?” salah satu tante Bella yang bernama Ajeng itu bertanya. Bella mengangguk. Mengapa Bella harus lupa? Setiap satu tahun sekali akan ada diadakan acara pertemuan seluruh keluarga ayah Bella dan tahun ini keluarganya menjadi tuan rumah. “Bagus kalau Kak Bella masih ingat. Itu artinya, kita semua nggak usah ingetin Kak Bella lagi.” Bella menggaruk kepalanya dengan ekspresi masih bingung. Ia tidak paham mengapa sepupunya berkata seperti itu? “Bella ngelakuin kesalahan apa ya sampai dibangunin tiba-tiba begini? Ini juga masih pagi, loh.” Kalau saja Bella bukan anak yang baik, dia sudah mengamuk karena waktu tenangnya diganggu oleh mereka tanpa rasa bersalah. "Kapan kamu akan menikah, Nak?" Suara perempuan dengan nada bergetar itu lantas membuat duduk Bella tidak nyaman. Dia adalah nenek Bella, perempuan 79 tahun yang masih sehat sampai sekarang meski kulit tubuhnya tidak sekencang saat muda. Sekarang Bella tahu alasan ia dibangunkan tanpa perasaan. Mereka berusaha membahas persoalan yang sama akhir-akhir ini. Mereka melakukan ini karena beberapa hari terakhir, Bella selalu berusaha menghindari mereka. Bella berdeham berusaha menetralkan suaranya. “Nenek tenang aja, ya? Bella pasti akan nikah, kok.” “Iya kita semua tahu, Kak. Tapi kita butuh kepastian waktunya!” “Kak Bella jangan bikin kita marah, ya?” “Bella, kita semua sudah menunggu janji-janji kamu terlalu lama, loh….” Mendengar komentar-komentar seperti itu, Bella refleks menutup telinga lalu menghela napas lelah. Ia selalu dihadapkan pada pertanyaan yang sama akhir-akhir ini dan itu membuatnya muak. "Semoga kamu nggak lupa kalau usia kamu udah mau 28 tahun, Bela. Jangan sampai kutukan itu nanti kena kamu dan seluruh generasi kita bakal susah dapat jodoh. Kamu harus mementingkan adik-adikmu." “Papa tenang aja---” “AAH! Dari tadi Kak Bella bilang tenang-tenang terus! Gimana kita bisa tenang kalau Kak Bella mengancam masa depan kita semua?” gerutu sepupu laki-laki Bella yang pada akhirnya memilih untuk pergi dari sana. Bella melihat kemarahan itu. Bella menghela napas pelan, menatap jari-jari kakinya yang terasa tak bertulang. “Bella masih belum dapat yang cocok. Kalau Bella udah dapat, pasti langsung Bella bawa ke rumah.” "Kamu ini aneh ya, Bell. Kamu pikir cari jodoh itu kayak cari pakaian? Sampai kapanpun, kamu nggak akan menemukan yang cocok kalau masih pilih-pilih,” sahut ayah Bella yang juga ikut menginterogasinya seperti tidak ada waktu lain. Mereka semua menjadi marah seperti itu karena dalam keluarga Bella ada sebuah tradisi di mana seseorang harus menikah sebelum mereka mencapai usia 28 tahun. Sebetulnya, itu adalah kutukan dari seseorang yang ditujukan untuk generasi Bella terdahulu yaitu kakek Bella. Jika salah satu anggota keluarga Bella dari ayahnya belum ada yang menikah saat usianya lewat dari 28 tahun, maka itu akan mempersulit seluruh anggota keluarga lainnya yang belum menikah untuk mendapatkan jodoh bahkan akan sulit sampai ke tahap pernikahan. Bella tidak sepenuhnya percaya pada hal semacam itu. Ia cukup rasional untuk menanggapi apapun. Sementara keluarganya, masih saja berusaha menyakinkan Bella bahwa kutukan itu benar adanya. Padahal, Bella berusaha untuk menunjukkan pada mereka bahwa kutukan itu tidak benar yaitu dengan melanggar tradisi yang ada. Tapi, bukan berarti Bella sengaja tidak menikah. Ia punya alasan tersendiri. “Lagian kenapa sih harus percaya sama kutukan itu? Kenapa harus ada tradisi-tradisi semacam itu? Ayolah sekarang udah tahun berapa?” “Berapa kali Papa bilang jangan sekali-kali menyalahkan sesuatu yang sudah ada! Apalagi itu menyangkut tradisi keluarga kita!” Bella menundukkan kepala setelah dibentak oleh ayahnya. Suasana berubah semakin tegang. Atsmosfer di ruangan itu tampak mencengkam. Ayah Bella akan terlihat semakin seram saat bersikap tegas. “Begini saja ….” Semua memusatkan pandangan pada Beni---ayah Bella. Seolah tahu apa yang akan dikatakan ayahnya, Bella lantas berdiri. “Sampai kapanpun, Bella nggak akan mau dijodohkan,” tegasnya. Bella sudah hapal betul apa niat mereka semua. Selalu berakhir pada keputusan yang hanya disepakati oleh mereka sendiri. Tanpa pernah mau menanyakan apa yang ia inginkan. “Kalian semua tenang aja,” kata Bella menatap para sepupunya yang berjumlah 8 itu dan kebanyakan berusia 18-20 tahun. “Bella tetap akan nikah dan tetap akan dapat jodoh sebelum waktunya tiba. Lagi pula, ulang tahun Bella kan masih beberapa bulan lagi.” Bella melangkah untuk meninggalkan mereka. Tapi, langkahnya terhenti saat ia mendengar suara para sepupunya. “Kalau nggak, gimana?” “Iya, kalau nggak Kak Bella mau tanggung jawab?” Bella melirik, kemudian menyeringai. “Ya… kalian siap-siap nggak nikah.” “Kak Bella!”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook