bc

Pernikahan Kedua

book_age18+
1.0K
FOLLOW
5.2K
READ
CEO
drama
sweet
school
like
intro-logo
Blurb

Shasa seorang remaja putri tingkat SMA bertemu dengan Sakha, cowok famous di sekolah dan bahkan di cafe tempat Sasha biasa nongkrong.

Pertemuan keduanya terjadi secara tak terduga, pasalnya Sakha yang banyak di gandrungi para gadis dan menjadi incaran para wanita, entah mengapa hari ini usil pada seorang gadis di sebuah cafe.

Sakha yang saat itu membawa stik drum, memukul pelan bagian rok mini yang di kenakan Shasa, membuat gadis itu mengumpatnya, bahkan memaki Sakha yang sama sekali tak perduli.

Pagi harinya, Sakha membuat geger SMA cipta Karya, dengan kehadirannya menjadi siswa baru di kelas Shasa, membuat gadis itu ingin membalaskan dendamnya. Alih-alih ingin membalas dendam, justru Sakha selalu memepet gadis incarannya yang tak lain adalah Shasa.

Bukan tanpa sengaja Sakha melakukan ini semua, dia melakukannya demi sebuah taruhan yang di sepakatinya bersama Febri, sahabatnya yang memiliki sebuah studio musik, yang menjadi markas Sakha dan para sahabatnya.

Sakha yang terkenal dengan aura sebagai pemikat wanitanya, nyatanya tergiur akan tawaran yang cukup fantastik dari Febri, yaitu sebuah studio yang menjadi markas mereka akan menjadi milik Sakha, bila ia mampu menjadikan Shasa sebagai kekasihnya. Entah apa yang membuat Febri bisa melalukan ini semua. Namun, hal itu tak menjadi masalah bagi Sakha.

Sasha yang hidup serba berkecukupan harus menelan pil pahit, akibat bisnis ayahnya yang hancur karena persaingan bisnis. Fandi tak mampu mempertahankan perusahaannya dan tinggallah sebuah restoran kecil yang menjadi sumber penghasilan keluarganya dan hal itu tak ada seorangpun yang tahu, karena Fandi membuka restoran itu dari hasil penjualan asetnya yang tersisa, selain rumah yang ia tempati.

Yang lebih menyakitkan lagi, Shasa harus menerima kenyataan bahwa ibunya harus meninggalkan mereka dan membawa sang adik ikut serta. Hanya karena ayahnya bangkrut, bukan perpisahan karena perceraian. Melainkan Raisa pergi karena tidak tahan menanggung malu, atas hinaan dari para teman sosialitanya.

Shasa yang membenci Sakha sejak awal, kini semakin muak dengan tingkahnya di sekolah yang terus saja mendekatinya. Segala upaya untuk menaklukan hati Shasa telah Sakha lakukan, hingga akhirnya Sakha mampu meluluhkan gadis tomboy yang mampu memikat para lelaki di sekolah. Tingkahnya yang terlihat seperti lelaki. Namun, berbanding terbalik dengan postur tubuhnya yang menawan dan berisi, membuat para lelaki mudah jatuh hati padanya. Apa lagi, Shasa memiliki paras yang cantik dan alami tanpa polesan skin care.

Keterpurukkan akibat ekonomi keluarga kerap kali Shasa rasakan, dimana sang kakak yang tak perduli demgannya dan selalu menuntut lebih pada sang ayah, membuat Shasa harus mencari kebahagiaannya sendiri, beruntung ada Feya dan Putri yang selalu membantunya, membuat Shasa mampu menjalani hidupnya.

Putri yang sejak awal menaruh hati pada Sakha, membuat persahabatan mereka mendapatkan pukulan berat, bahkan nyaris terpecah, saat Shasa sudah luluh pada Sakha, justru ia harus menerima kenyataan akan rasa Putri pada Sakha dan menjadikan awal mula retaknya persahabatan mereka.

Sandy yang menaruh hati pada Sakha, menolak keras taruhan Febri, bahkan ia sangat membenci Shasa walau dari awal Shasa sangat membenci lelaki yang Sandy cintai. Namun, akibat taruhan itu, berbagai kecurangan di lakukan Sandy untuk menjatuhkan Shasa.

Musibahpun datang, Sakha sakit dan meminta agar Shasa mau menikah dengannya. Namun, pernikahan mereka harus di uji setelah Sakha sembuh, hingga akhirnya perceraianpun terjadi, beruntung ada Gilang yang selalu menguatkan Shasa. Tapi, takdir berkata lain. Gilang justru pergi kepangkuan ilahi. Seiring berjalannya waktu. Sakha dan Shasa di persatukan kembali dan terjadilah pernikahan kedua yang membuat Sandy geram dan mengutus Gadis untuk menjadi duri dalam pernikahan mereka.

chap-preview
Free preview
Pertemuan menguras emosi
Lo pikir lo siapa? seenaknya mukul gue, udah lo yang salah, gak mau ngaku salah lagi, ini malah kayak gak ada kejadian, lo sehat?" maki Shasa saat bagian belakangnya di pukul pelan oleh seorang pria yang sama sekali tak ia kenal, saat Shasa baru saja bangkit dari duduknya. Mungkin ia hanya ingin menjahilin Shasa yang memang terlihat cantik dengan rok mininya, dengan dipadukan kaos berwarna jingga. Lelaki itu menoleh sejenak dengan kaki yang terus saja melangkah, "Sini lo, main kabur aja, dasar cowok sinting, beraninya sama cewek!" teriak Shasa memaki. Sungguh dia merasa kesal, selama ini tak ada seorangpun yang berani padanya. Shasa yang tomboy tak pernah sekalipun menggunakan rok, ini kali pertama untuknya, karena kalah taruhan dengan sahabatnya dan berakhir harus bersedia untuk menggunakan rok, sebagai pasangan atas kaos yang ia kenakan. "Udah Sha, dia emang gitu," ucap Putri menenangkan. Putri dan Feya adalah sahabat Shasa, mereka kemana-mana selalu bertiga. Namun, Feya lebih muda dari mereka dua tahun. "Lo kenal sama dia?" tanya Shasa terkejut, selama ini Putri tak pernah menceritakan soal lelaki yang begitu usil padanya. "Siapa coba yang gak tau dia? dia itu cowok famous di sekolah gue, bahkan disini juga, banyak cewek yang naksir sama dia, bahkan ngejar-ngejar dia Sha," jelas Putri dan Shasa mengerutkan keningnya. "Apa hebatnya dia? ganteng juga kagak, yang ada gue enek liat tampang dia yang sok cool itu," Shasa bingung, mengapa para cewek bisa tertarik sama cowok jahil bin ajaib seperti cowok songong itu. "Gak usah gitu banget nilai dia, yang ada entar lo bisa naksir sama Sakha loh," "Gak deh Put, amit-amit deh kalau gue bisa naksir ama dia," ucap Shasa bergidik. Tak lama berselang, Feya pun datang menghampiri kedua sahabatnya itu. "Lo dari mana aja Fe, kok baru datang?" tanya Putri ketika melihat Feya baru saja menduduki dirinya di kursi. "Lo kayak gak tau nyokap gue aja sih Put, mana tenang dia kalau ngebiarin gue keluar sendiri," "Lah, terus gimana caranya lo bisa kesini?" tanya Shasa, heran. "Pake pintu doaremon gue," celetuk Feya. "Mau dong, lo kok gak bilang-bilang temenan sama doraemon, kitakan juga pingin di kasih alat ajaib kayak lo," ceplos Putri, lugu. "Dih, ni anak percaya lagi, berobat lo Put, berobat." Faye gak habis pikir dengan kelakuan sahabatnya itu. Putri memang begitu, entah dia memang lugu atau berlagak begok. Sementara itu Putri hanya memamerkan giginya yang tersusun rapi. "Udah ah, gue balik deluan ya?" pamit Shasa yang masih kesal. Moodnya benar-benar ancur akibat ulah Shaka yang sengaja menjahilinya. "Lah, lo mau kemana Sha, gue baru datang juga, lo udah main balik aja," bingung Feya melihat Shasa yang langsung menyelonong pergi dan Shasa hanya menaikkan kedua bahunya, kali ini wanita berambut sebahu yang biasa ia kuncir kuda itu benar-benar kesal atas perbuatan Shaka. Ingin sekali ia membalasnya, karena ini kali pertama ia menerima perlakuan tidak baik seperti yang di lakukan Shaka padanya. "Dia pikir gue cewek apaan? cabe-cabean?" umpat Shasa yang kini sudah pergi meninggalkan cafe. Sementara itu, Shaka yang berada di teras rumahnya dengan merangkul gitar kesayangannya, tengah tersenyum membayangkan kejadian yang baru saja ia alami, sungguh Shaka sangat usil pada cewek yang sama sekali tidak ia kenal. Namun, menurut cerita teman-temannya Shasa merupakan cewek cantik alami, tanpa polesan. Bentuk tubuhnya yang terbilang pendek namun berisi, membuat teman-teman Shaka menaruh hati padanya. "Lucu juga tu cewek," pikir Shaka dalam benaknya, kemudian ia memetik gitar sembari membayangkan wajah kesal Shasa yang habis memakinya. Keesokkan paginya, Shasa bersiap berangkat sekolah, dengan sepatu hitam dan juga kaos putih yang ia kenakan tak lupa ia memakai parfum andalannya dengan tas yang berisi dengan buku pelajaran yang akan ia pelajari hari ini di sekolah. Shasa melihat dirinya pada pantulan cermin, wajah putih mulus dengan taburan bedak bayi di tambah dengan ikatan pada rambutnya, membuat Shasa berkata, "Perfect," cukup simple untuk remaja seusianya yang biasanya mereka berdandan untuk tampil memukau bagi siapa saja yang melihat. Terutama mereka memoles wajahnya untuk terlihat cantik di depan cowok incaran di sekolah. "Sha, buku matematikanya ketinggalan ni," teriak Fandi, saat melihat Shasa sudah melangkah pergi. "Astaga, gue bisa lupa," pikirnya dengan menepuk pelan keningnya dan melangkah kembali ke rumah. "Iya yah," sahut Shasa, "Makasih ayah," ucapnya kembali setelah menerima bukunya. Shasa adalah siswi kelas XII di SMA Cipta Karya, ia merupakan siswi pintar semasa duduk di bangku sekolah dasar dan juga di tingkat SMP. Namun, saat ia naik tingkat SMA, nilai-nilainya anjlok, entah karena Shasa yang malas belajar atau karena dirinya yang tidak mampu bersaing dengan teman-temannya. Hidup gadis remaja ini awalnya begitu bahagia. Namun, saat Fandi tak mampu bersaing dalam bisnisnya, membuat usahanya merosot dan nyaris bangkrut. Membuat keluarganya sekarang terpecah. Namun, bukan perceraian orang tuanya yang terjadi, justru perbedaan pendapat sering kali terjadi dalam rumahnya yang selama ini begitu hangat dan harmonis. Istananya hancur, saat ibunya pergi dari rumah bersama dengan adik laki-lakinya, menyisakan Fandi, Maura dan juga Shasa di rumah. Sesampainya di sekolah, Shasa yang tengah piket sibuk dengan sapunya, membersihkan ruangan kelas yang sangat berdebu. Tak ia lihat seorangpun teman piketnya yang hadir, membuat Shasa mendengus lesal harus mengerjakannya sendiri. "Sendirian aja Sha? gue bantuin ya?" tanya Ramon yang baru saja datang dan lalu meletakkan tas pada laci mejanya. Shasa menoleh, dan menghela napasnya kasar, melihat seorang cowok sekelasnya yang tak ingin ia lihat. "Gak usah Mon, gue bisa sendiri kok," tolak Shasa. "Udah gak papa, gak tega gue liat lo piket sendirian," Ramon lantas mengambil kemoceng untuk membersihkan kaca, sementara Shasa yang sudah berkali-kali menolaknya kini diam, dan melanjutkan tugasnya, membersihkan debu dilantai. "Huuu, carmuk lo," cibir Gilang yang baru saja datang, saat melihat Ramon tengah membantu Shasa. "Enak banget lo ya, udah tau piket, ini malah datang telat," protes Shasa. "Ya Sorry Sha, namanya juga macet." sahut Gilang, sementara itu Shasa hanya mendengus lelah dan tak lama berselang bel masukpun berbunyi dan pelajaran segera di mulai. "Selamat pagi anak-anak," sapa Dewi pada semua siswa di kelasnya. "Pagi bu," "Hari ini kalian kedatangan teman baru," ucap Dewi memberi tahu, membuat semua siswa yang ada di kelas tak sabar untuk melihat sosok teman baru mereka. Dewipun lantas memanggil siswa baru itu, kemudian semua siswi berteriak saat melihat ketampanan siswa baru itu, hanya Shasalah yang diam dan menatap sinis pada siswa batu itu. "Hai teman-teman, aku Arsakha Yaman, salam kenal semuanya," ucapnya memperkenalkan diri saat Dewi telah mempersilahkannya. "Lo liat pembalasan gue," batin Shasa mengumpat, menatap sinis pada Sakha.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook