bc

Sweet Teacher (BAHASA INDONESIA)

book_age16+
1.7K
FOLLOW
14.3K
READ
possessive
arranged marriage
dominant
badgirl
comedy
sweet
bxg
humorous
highschool
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

ikatan masa lalu yang belum kunjung terselesaikan membuat Renjun berpikir dua kali untuk melakukan rencana gilanya. hingga saat ia bertemu dengan tunangan kecilnya, ia dikejutkan dengan status tunanganya yang masih SMA.

lantas bagaimana kelanjutannya?

chap-preview
Free preview
Bab 1
Sinar matahari masuk lewat jendela kamar seorang gadis manja yanng bernama- Mimi. Mimi yang merasa terusik karena sinar matahari, pun bangun dari tempat tidur nya dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah. "MORNING ALL!!" Teriak Mimi, yang membuat orang tua Mimi hanya menggeleng-geleng kan kepala. "Ini masih pagi kak, jangan teriak! Nanti tetangga marah tau rasa." Kata Bunda Laras. Bunda Laras itu enggak bisa punya anak lagi. Karena itu Mimi adalah anak tunggal, dan Bunda Laras ingin memanggil Mimi dengan sebutan kakak. "Hehehe... maaf bun." "Udah-udah makan! Nanti telat." Kata Ayah Haris "Siap yah." Keluarga Mimi pun mulai menyatap makanan dengan tenang tanpa gangguan apapun. Mimi selesai sarapan, lalu berangkat ke sekolah diatar sang ayah. "AYO CEPET MI! ENTAR TELAT!!" "INI YAHH!! LAGI BENTAR! NAH UDAH!" Setelah acara teriak-teriakan antara bapak dan anak itu pun, Mimi berangkat ke sekolah. "Mimi sekolah dulu ya yah," "Iya, sana! Inget jangan cari masalah sama siapa-siapa! Ayah enggak mau di panggil sekolah." Kata sang ayah sambil mencium puncuk rambut Mimi. Setelah itu mobil ayah Mimi mulai menjauh dari sekolah Mimi. Mimi berjalan di sekitar koridor dan bertemu dengan Kedua sahabat nya. Satu bernama Celin dan satu nya lagi bernama Zaufa. "MIMI!" Panggil mereka "Ada apa?" Tanya Mimi sambil menatap ke dua sahabat nya itu. "Enggak, cuma manggil." Kata Celin "Ihh! ngeselin ya kalian." Kata Mimi sambil cemberut ke arah Celin dan Zaufa. "Udah woy. ayo lah masuk! Masdep ngajar hari ini." Kata Zaufa "Masdep? Mas Depri? Tapi bukan nya nanti yang ngajar pak Rendi" Tanya Mimi Celin dan Zaufa melempar tatapan mata dan setelah itu Celin dan Zaufa menjitak dahi Mimi. Mimi yang dahi nya dijitak hanya meringis kesakitan. "Aduh! Kalian kenapa sih?!" "Enggak ada, ayo masuk!" Kata Celin sambil menyeret Mimi ke dalam kelas. Akhirnya bel sekolah berbunyi dan sebentar lagi Pak Rendi bakal masuk kedalam kelas. "Assalamu'alaikum," "Wa'alaikumsalam pak!" Teriak semuanya "Hilal tolong tagih pr kemarin! Nanti berikan ke saya!" Kata Pak Rendi Hilal menangih pr kemarin sesuai yang di perintahkan Pak Rendi, dari meja ke meja. Lalu Hilal memberikan nya ke Pak Rendi. "Siapa yang tidak mengumpulkan?!" Setelah mengatakan itu Mimi dengan pede nya mengangkat tanganya. "Kamu? Kenapa tidak mengerjakan tugas?" Tanya Pak Rendi "Buat apa ngerjain tugas kalo ujung-ujung berada di dapur." Kata Mimi dengan muka polos. "Kamu ya! banyak lho wanita karier diluar sana. Sudah duduk kita lanjutkan belajar" Kata Rendi Pelajaran selesai, ada beberapa orang yang ke kantin. Tapi Mimi malah berjalan ke arah meja guru, dan berbicara kepada Rendi yang sedang merapikan buku nya. "Pak Renjun." "Berapa kali saya bilang nama saya, Rendi bukan Renjun." Kata Rendi yang tak terima di panggil Renjun. "Kan nama bapak Rendi Juniardi. Ren..Jun." "Terserah kamu. Terus kamu ngapain disini?!" "Calm down pak, santuy." "Berani ya kamu ngejawab!" "Kan di tanya yaudah saya jawab." Kata Mimi Rendi tak memperdulikan perkataan Mimi, melainkan meninggalkan Mimi disana. "Pak! Pak! Ih kenapa Mimi di tinggal." Mimi tidak mengikuti Rendi lagi tetapi ia berjalan ke arah kantin. "Guys!" "Kenapa lagi lo?" Tanya Zaufa "Pak Renjun." Kata Mimi sambil mengerucutkan bibir. "Kenapa lagi sama pak Rendi? Di tolak?" Tanya Celin "Enggak sih. Tadi enggak sempat mengungkapin." "Udahlah mending nyerah aja deh Mi." Kata Celin "Enggak ya!" Kata Mimi "Buat apa sih perjuangin pak Rendi? Dia udah tua tau." Kata Zaufa "Ekhmm... siapa yang tua?" "Ehh pak Rendi. Enggak ada pak." Kata Zaufa sambil cengengesan. Rendi hanya menatap Zaufa dingin dan lanjut jalan. "Seram banget tu guru." Kata Zaufa sambil mengelus d**a nya. "Menurut gue sih enggak." Kata Mimi sambil senyam-senyum. "Yeuu, yang bucin mah beda ya Fa." Kata Celin "Iya." Kring kring "Udah bunyi itu bel, ayo masuk!" Kata Mimi sambil menarik lengan Celin dan Zaufa. Mereka bertiga masuk kedalam kelas dan melanjutkan pelajaran seperti biasa. Bel pulang berbunyi, Semua anak di pulangkan. "Celin nebeng boleh enggak?" Tanya Mimi "Sorry ya Mi gue di jemput." Kata Celin "Zaufa?" "Gue naik sepeda enggak muat." Jawab Zaufa "Yah terus gue pulang gimana?" Tanya Mimi "Enggak tau." Kata Celin dan Zaufa sambil mengendikan bahu. Mimi berjalan kearah halte bus. Di depan bus Mimi lupa jika ia belum mengisi saldo kartu bus nya. "Dek jadi naik enggak?" Tanya Mas-Mas supir bus "Hmmm.. bisa ngutang dulu enggak pak?" Tanya Mimi "Enggak bisa dek." "Yauda-" "Pak dia sama saya." Seorang laki-laki memotong perkataan Mimi. Setelah menggesek kan kartu, Laki-laki itu meninggalkan Mimi disana yang ke bingungan. Mimi menghampiri laki-laki tadi dan duduk disebelah nya. "Hmm makasih ya untuk yang tadi." Kata Mimi "Hmm," "Nama lo siapa?" Tanya Mimi "Argaka Dimas." "Gue, Mimi Kholifah." "Ohh." Mimi turun dari bus, dan berjalan kaki kearah rumah nya. Mimi melihat seseorang yang terlihat seperti Rendi dan Ayah nya, tapi Mimi merasa dia salah orang dan melanjutkan perjalanan nya. Belum ada selangkah Mimi ingin masuk kedalam rumah nya, tetangga nya Memanggil nya. "Oyy bocil!" "FAIQQ!!" Teriak Mimi "Lah betulkan lu bocil, udah SMA masih di antar ortu." Kata Faiq sambil menjulurkan lidah nya. Mimi yang tak suka di panggil seperti itu melemparkan batu kearah jendela kamar Faiq. "Enggak kenapa wlee." "Aduh!" Lemparan Mimi yabg terakhir berhasil terkena seseorang yang berada dirumah Faiq. "SIAPA SIH YANG LEMPAR BATU SEMBARANGAN?!" Seseorang yang terkena lemparan batu itu menampakan dirinya di depan jendela kamar Faiq. "Mampus! itu pak Renjun." -Batin Mimi "Kamu?!" "Ehe.. santuy pak Calm down. Emang bapak tega marahin calon istri." Kata Mimi dengan lantang nya. "Calon istri? Saya enggak sudi punya calon istri yang manja kayak kamu!" "Halah! Enggak percaya saya pak. Besok kalo dapat calon istri yang manja bapak tau rasa." "Ngejawab lagi kamu!" "Bapak ini gimana sih! Enggak dijawab nanti marah. Dijawab juga marah. Sebenci itu bapak sama saya." "Iya!" "Awas lho pak ketelan ludah sendiri baru tau rasa." Setelah mengatakan itu Mimi masuk kedalam rumah nya. Sedangkan Rendi sedang merendamkan amarah nya. "Assalamu'alaikum." "Wa'alaikumsalam. Kamu tadi berantem ya? Sama siapa? Ribut banget." Kata Bunda Laras "Sama calon imam." Jawab Mimi ngasal dan meninggalkan Bunda Laras yang menghela nafas. Di kamar Mimi mulai membersihkan dirinya. Selesai membersihkan dirinya, Mimi mengerjakan tugas sekolah yang di berikan oleh Pak Renjun kalo kata Mimi. "Hhh... tu bapak galak ngeselin banget sih! Awas aja gue doa'in ketelan ludah sendiri." Setelah mengatakan itu Mimi bersiap-siap untuk tidur.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bukan Cinta Pertama

read
52.3K
bc

MOVE ON

read
95.0K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
54.1K
bc

Mrs. Rivera

read
45.4K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.1K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.5K
bc

Accidentally Married

read
102.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook