bc

My Husband is Gay (Tamat)

book_age18+
3.4K
FOLLOW
14.1K
READ
love after marriage
age gap
second chance
arranged marriage
drama
sweet
humorous
highschool
coming of age
school
like
intro-logo
Blurb

Pemuda adalah gambaran pria impian banyak wanita. Tampan, mapan, dan rupawan. Namun di usinya yang menginjak 41 tahun dia masih tetap melajang, bukan karena tidak memiliki pasangan namun kekasihnya adalah seorang pria. Yup, Pemuda adalah pria gay yang didesak segera menikah oleh ibunya.

Gadis, seorang perempuan desa polos yang berjuang untuk hidup dan masa depannya. Cita-citanya sederhana yakni dapat melanjutkan kembali pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Namun semenjak kedua orangtuanya meninggal dunia dia justru harus rela bekerja menjadi seorang pembantu hingga suatu hari majikannya meminta dia menikahi putra semata wayangnya yang berusia dewasa.

chap-preview
Free preview
BAB 1
"Gadis, saat ini umur kamu berapa?" tanya Nyonya Desi kepadaku saat aku sedang memijat kakinya yang kelelahan sepulang dari pasar beberapa waktu yang lalu. "19 tahun Nyonya Desi." "Sudah cukup umur untuk menikah dan mempunyai anak kalau begitu." aku sedikit bingung dengan peryataan Nyonya Desi barusan. Peryataan wanita paruh baya yang sudah setengah tahun ini menjadi majikanku. Perkenalkan namaku Gadis. Gadis Ayu Wulandari. Seorang yatim piatu, gadis lulusan SMA, dan saat ini tengah bekerja sebagai seorang pembantu rumah tangga. Semenjak setahun yang lalu kedua orangtuaku telah tiada. Bapak meninggal karena mengalami kecelakaan. Beliau ditabrak sebuah mobil ketika sedang menyeberang jalan hingga akhirnya terpental beberapa meter dan tewas di lokasi kejadian sementara Ibu meninggal karena sakit. Semenjak Bapak tiada, Ibu menjadi sering sakit-sakitan hingga beberapa bulan setelahnya Ibu akhirnya menyusul beliau dan meninggalkanku sendirian. Sejak kepergian keduanya, aku pun memutuskan untuk tidak melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi terlebih karena aku yang memang tidak memiliki uang. Jangankan untuk biaya kuliah, untuk biaya makan sehari-hari saja aku mengalami kesulitan sehingga aku memutuskan untuk bekerja sebagai buruh di sawah milik Pak Kades untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun sayangnya semua itu tidaklah mencukupi terlebih Bapak pergi meninggalkan beberapa hutang. Dengan tekad yang kuat, aku pun akhirnya meminta kepada salah seorang tetanggaku untuk mencarikan pekerjaan di kota, apa pun. Dan disinilah aku sekarang menjadi seorang pembantu. "Bagaimana Gadis, kamu bersedia?" Tunggu, bersedia untuk apa? "Maaf Nyonya Desi, maksudnya apa ya?" tanyaku sedikit gugup, takut ketahuan jika sedari tadi diriku sedang melamunkan hal lain di saat beliau sedang berbicara denganku. "Menikah dengan anak saya, Pemuda." Menikah dengan tuan Muda? Ya Allah Gusti, mimpi apa aku semalam? *** "Iya Bu, nanti ya. Saya masih sibuk. Insyaallah akhir pekan nanti saya pulang ke rumah." "......." "Iya. Sudah ya Bu saya masih harus bekerja. Assalamualaikum." kuputuskan sambungan telepon dari Ibu. Ini sudah pertanyaannya yang ke-25 kali dalam dua minggu terakhir. Pertanyaan yang sama, “Kapan menikah?”. Sesungguhnya bukan aku yang tidak ingin menikah hanya saja apa Ibu akan menyetujui pasanganku? Hai, perkenalkan namaku Pemuda. Pemuda Putra Perkasa. 41 tahun dan seorang gay. Di usiaku saat ini banyak teman-temanku yang sudah menikah dan memiliki beberapa orang anak, sedangkan aku? Sebenarnya aku memiliki seorang kekasih namanya Richard Andreas dan kami sudah bersama hampir empat tahun lamanya. Berulang kali dirinya juga selalu mengajakku untuk menikah namun aku tidak pernah menerimanya. Selain takut akan pandangan orang-orang, aku sebenarnya lebih takut akan pandangan Ibu jika beliau mengetahuinya. Bagaimanapun aku tidak ingin mengecewakannya, mengecewakan wanita yang paling aku sayangi dan cintai selama ini. Wanita yang memiliki takhta tertinggi dalam hati dan hidupku meski nyatanya aku memang telah melakukannya, melakukan sesuatu yang menyakitinya secara tidak langsung. Saat sedang melamun tiba-tiba saja Vita datang dengan perut besarnya. "A' ini laporan yang elo minta kemarin sekalian gw mau ngingetin kalau selama gw cuti nanti jangan ajak gw ngobrol soal kerjaan." ucap Vita seraya mengelus perut besarnya dengan penuh kasih sayang. "Hari terakhir? Kapan lahiran?" "Perhitungannya masih dua minggu lagi tetapi bisa lebih cepat atau mungkin sebaliknya kalau kata dokter kemarin." "Kenapa enggak cuti dari kemarin-kemarin saja sih Vit?" "Enggak apa-apa kepengen saja. Sabtu ini jadikan kita syukuran rumah baru elo?" "Enggak, gw mau pulang ke Bandung. Tadi Ibu telepon dan nyuruh gw untuk pulang ke rumah." "Disuruh kawin lagi ya elo?" "Menikah Vit. Elo pikir gw kambing apa pakai istilah kawin segala? Yah, begitu deh. Pusing gw sekarang jadinya." Vita tiba-tiba saja duduk di kursi yang berada di depanku dan setelahnya dia pun menatapku dengan lekat. "A’, memangnya elo enggak mau jujur saja sama Ibu? Maksud gw mau sampai kapan elo sembunyiin ini semua dari beliau?" “Enggak semudah itu kali Vit lagian elo tahu sendirikan bagaimana kondisi Ibu selama ini? Gw takut penyakit jantungnya bakalan kumat dan membuat Ibu kenapa-kenapa kalau sampai beliau tahu soal diri gw yang sebenarnya.“ “Tapi gw rasa Ibu berhak tahu yang sebenarnya karena jika tidak maka beliau akan selalu berharap dengan sesuatu yang bahkan elo sendiri enggak yakin untuk bisa elo berikan atau penuhi yakni kehadiran seorang menantu dan cucu. Gw tahu gw enggak punya hak apa pun dalam masalah ini tetapi sebagai sahabat elo gw hanya ingin yang terbaik buat semuanya, buat elo dan tentunya Ibu.” “Sebenarnya selain Ibu, Richard adalah masalah lain yang gw pikirkan.” “Pak Richard? Apa dia masih belum juga menyerah A’ buat mengajak elo menikah dengannya?” “Iya dan sepertinya Richard makin serius dengan rencananya tersebut.” Richard dan Ibu. Dua orang yang paling penting dalam hidupku saat ini. Wanita yang melahirkan dan membesarkanku dengan cinta serta pria yang membuatku jatuh cinta. Namun keduanya justru membuatku harus memilih, memilih antara cinta siapa yang harus aku pertahankan dan korbankan. Andai saja semuanya bisa aku dapatkan, baik cinta Ibu maupun cinta kekasihku Richard. *** Menikah dengan Tuan Muda? Ya Tuhan, pemikiran dari mana yang didapat Nyonya Desi? Apa dia sebegitu putus asanya karena putra satu-satunya belum juga menikah sampai saat ini? Tuan Muda, dia bukan hanya kaya raya tetapi juga sangat tampan. Dia ramah dan baik hati. Aku ingat ketika awal bertemu dengannya yakni ketika dirinya baru pulang ke rumah ini dan saat itu aku merasa jika Tuan Muda begitu memesona. Tetapi apa aku pantas dengannya? Aku kan jelek dan miskin? Bagaimanapun aku harus sadar diri, siapa aku dan siapa dirinya. Selain itu perbedaan usia kami sangatlah jauh. Dia tampan tetapi tua. Ah, apa yang aku pikirkan? Belum tentu juga Tuan Muda mau dengan gadis sepertiku. Dia pasti selalu dikelilingi banyak wanita cantik dan pintar di dekatnya kan? Teman-temannya saja yang pernah aku lihat ketika mereka berlibur ke sini beberapa bulan lalu semuanya berwajah tampan dan cantik. Mungkin benar orang tampan dan cantik hanya akan berteman dengan sesamanya, apalagi menikah? Lagi pula aku juga masih ingin melanjutkan pendidikanku karena aku tidak ingin hanya menjadi lulusan SMA saja. Bagaimanapun aku ingin membanggakan Bapak dan Ibu. Baiklah, akan kuanggap jika permintaan Nyonya Desi kepadaku hanya sebuah gurauan belaka. Ingat, aku di sini untuk bekerja dan mencari uang yang banyak agar bisa kembali bersekolah. Ibu-bapak, Gadis rindu. Tanpa sadar aku pun mulai menangis. Memang akan selalu seperti ini setiap kali diriku memikirkan mereka berdua. Kuhapus air mata ini dan memilih mengambil air wudu untuk selanjutnya menunaikan ibadah salat isya kemudian pergi tidur. Bagaimanapun besok aku harus kembali bekerja sehingga aku harus segera memejamkan mata agar bisa bangun pagi dan menyiapkan sarapan. Setelah menunaikan salat isya, lagi-lagi aku justru memikirkan Tuan Muda. Entah mengapa rasanya sulit untuk tidak memikirkannya saat ini terlebih setelah diriku mendengar permintaan Nyonya Desi beberapa waktu yang lalu. Jika aku menikah dengan Tuan Muda, apa aku bisa kuliah nantinya?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.1K
bc

My Secret Little Wife

read
92.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook