bc

Penyihir Agung Perkotaan

book_age16+
detail_authorizedAUTHORIZED
1.3K
FOLLOW
7.9K
READ
revenge
kicking
straight
genius
male lead
supernature earth
special ability
poor to rich
weak to strong
like
intro-logo
Blurb

Bagaimana bisa kesialan menimpa hingga bertubi-tubi seperti ini?

Ibuku sakit parah dan hampir di penghujung nyawanya. Pacarku menggelapkan seluruh tabunganku dan pergi selingkuh dengan anak orang kaya.

Aku melihat pasangan tak tahu malu itu berciuman tepat di depanku ... dan hanya bisa bersedih mendengar ibuku menangis kesakitan di ranjang rumah sakit ....

Akan tetapi, ini bukan akhir segalanya!

Akulah sang pewaris penyihir takdir. Di tangan kiriku adalah sihir penyembuhan dan membangkitkan orang mati. Di tangan kananku adalah sihir hitam dan teknik membunuh tanpa terlihat.

Menyelamatkan orang, membalas dendam, tak ada yang sulit dilakukan. Harta, wanita, dan kekuatan tanpa batas, akan kudapatkan semuanya. Lihatlah bagaimana aku membalik keadaan dan mencapai puncak tertinggi dalam hidupku!

chap-preview
Free preview
Bab 1 Warisan
Tuan Muda Zaky, yang sedang merangkul mantan pacarku, Shasha, duduk di sofa di bar dan berkata kepadaku, “Jika kau berlutut dan memohon padaku, aku akan mempertimbangkan untuk mengembalikan uang itu padamu.” Mendengar kata-kata ini, aku gemetar marah karena merasa dihina. Meskipun leluhur pernah berkata bahwa pria sejati tidak boleh bertekuk lutut dengan mudah kepada orang lain, tapi aku harus melakukannya. Karena ini demi merawat ibuku. Jadi, apa pun konflik yang bergemuruh di dalam hatiku, aku tetap berlutut. Demi ibuku. Puff! Aku adalah anak dari orang tua tunggal. Ibuku bekerja keras untuk membesarkanku dan membiayai kuliahku. Aku baru saja lulus tahun ini dan sebelum aku bisa memperoleh uang untuk membalas jasanya, dia jatuh sakit. Kondisinya sangat serius. Ibuku mengalami gagal ginjal dan harus segera melakukan cangkok ginjal. Seorang pendonor ginjal yang sesuai telah ditemukan di rumah sakit tapi biaya pengobatannya diperkirakan 800 juta rupiah. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Aku sudah pergi ke mana-mana untuk mencari pinjaman uang. Tapi, setiap kali kerabat dan teman-teman mendengar kalau aku mau meminjam uang, mereka pasti langsung mengusirku. Shasha adalah mantan pacarku. Ketika aku masih kuliah, aku menghasilkan puluhan juta rupiah dengan kerja kerasku sendiri dan semua itu kuberikan padanya untuk disimpan. Tetapi, pada akhirnya, Shasha langsung putus denganku begitu dia dekat dengan Zaky, seorang anak orang kaya. “Kamu benar-benar berlutut? Dasar sampah tak berguna!” “Shasha, lihatlah mantan pacarmu yang tidak kompeten itu. Dia mau berlutut demi sedikit uang. Pantas saja kau putus dengannya dan memilih Tuan Muda Zaky. Kau beruntung bertemu dengan Tuan Muda Zaky.” Melihatku berlutut, beberapa teman Zaky melihatku dan tertawa mengejek. Shasha, yang melihatku berlutut, menutup mukanya, malu. Gadis itu marah dan berkata, “Dasar sampah! Untung aku putus denganmu. Keluar dari sini! Sekarang kita sudah tidak ada hubungan lagi.”  “Shasha, selama empat tahun kita bersama, aku telah memberikan segalanya kepadamu tanpa penyesalan. Bisakah kamu kembalikan uangku? Aku mohon. Ibuku sedang sakit parah dan membutuhkan uang untuk operasi.” Aku memohon dengan suara rendah, “Tuan Zaky, uang puluhan juta rupiah bagimu mungkin tidak berarti, tetapi bagiku, uang itu bisa menyelamatkan nyawa ibuku.” Shasha melirikku dengan jijik dan memarahiku, “Aku sudah menghabiskan semua uangmu yang tak berguna itu. Pergi dari sini! Aku tidak ingin melihatmu lagi–” Sebelum dia selesai berbicara, Tuan Muda Zaky menghentikannya. Tuan Muda Zaky memasukkan tangannya ke pakaian Shasha, meremas payudaranya beberapa kali, lalu berdiri. Dia menatapku dari atas ke bawah dan berkata sambil tertawa keras, “Kamu benar. Bagiku, puluhan juta rupiah itu seperti uang saku, tetapi mengapa aku harus memberikannya kepadamu?” Dia melangkah maju, mengambil gelas anggur di atas meja kopi, lalu menuangkan anggur itu ke lantai dengan santai. Di depan mata semua orang, dia mengeluarkan penisnya tanpa sedikit rasa malu, mengarahkannya ke gelas anggur yang sudah kosong, dan mengencinginya hingga penuh. Lalu, dia mengelap tangannya, berbalik, dan kembali duduk. Dia berkata sambil tertawa, “Kamu ingin uang 80 juta yang kau berikan ke Shasha kembali, ‘kan? Minum itu dan aku akan memberimu 100 juta rupiah.” “Hahaha, luar biasa!” “Bagus, Zaky!” “Aku hampir mati tertawa. Apa yang kau tunggu? Minum dengan cepat, dan aku akan memberimu 10 juta.” Aku masih berlutut di lantai dan mendengarkan suara tawa dan ejekan dari orang-orang di sekelilingku. Kesedihan dan kemarahan di hatiku memuncak hingga ke kepala. Aku tak tahan lagi. Aku berdiri dan mengambil botol anggur di atas meja. Dengan mengerahkan seluruh tenagaku, aku berteriak pada Zaky lalu menghantam botol itu di kepalanya. “Apa yang kau lakukan, b*****t?!” Buk! Setelah memukul Zaky, aku bisa melihat darah berceceran di mana-mana. Zaky menutupi dahinya yang terluka dan berteriak histeris, “b*****t kau!” Aku berbalik lalu berlari kencang, meninggalkan Zaky yang masih meneriakiku. Tujuh hingga delapan orang mengejarku dan mencoba menghentikanku. Aku yang hanya seorang diri tak mampu melawan banyak orang. Awalnya masih ada peluang untuk melawan, namun akhirnya aku dipukuli juga. Aku dengan cepat terlempar ke lantai dan meringkuk di sudut sambil melindungi kepalaku. Tapi, karena aku hanya melindungi kepalaku saja, bagian lain tubuhku pun menjadi sasaran empuk mereka. Mereka meninju dan menendang tubuhku bertubi-tubi. Dikarenakan serangan bertubi-tubi itu, pertahananku melemah. Aku mendapat pukulan keras di kepalaku hingga mataku berkunang-kunang, lalu aku pun pingsan. Yang tidak ku ketahui adalah bahwa darahku mengalir ke leher dan menyentuh liontin kayu kuno yang kupakai. Liontin itu memancarkan cahaya terang yang aneh. Liontin itu adalah hadiah yang aku terima tahun lalu saat aku memberikan makanan kepada seorang tunawisma yang sekarat.  “Aku adalah penyihir takdir. Mulai sekarang, kau akan menjadi ahli warisku.” Bersamaan dengan suara itu, sejumlah besar informasi masuk ke dalam pikiranku. Ketika aku terbangun, aku masih terbaring di dekat tempat sampah di gang belakang bar dengan tubuh penuh luka. Tiba-tiba saja, ada sihir ‘Ilmu Gaib Takdir’ dalam benakku. ‘Ilmu Gaib Takdir’ terbagi menjadi dua buku. Buku pertama adalah ‘Teknik Cahaya Suci’ yang berisi tentang metode penyembuhan suci. Buku ini bisa menyembuhkan tubuh dan tulang manusia dalam sekejap mata. Buku berikutnya adalah ‘Sihir Hitam’ yang berisi tentang sihir hitam. Dengan buku ini, aku bisa membunuh siapapun tanpa jejak hanya dengan memikirkannya saja. “A-Aku tidak bermimpi, ‘kan? Ini terlalu ajaib untuk jadi nyata!” Aku tidak percaya bahwa fantasi semacam ini akan terjadi padaku. Supaya lebih yakin ini mimpi atau kenyataan, aku memakai ‘Teknik Cahaya Suci’ yang baru saja ku pelajari untuk diriku sendiri. Seerrr! Lingkaran cahaya terang tiba-tiba muncul dan dengan cepat berkumpul di sekitarku, seolah-olah tubuhku bermandikan cahaya suci. Aku menghela napas dan merasa sangat nyaman. Krak!  Aku bisa mendengar tulangku mengeluarkan suara yang keras dan aku juga bisa merasakan tulangku yang awalnya patah sembuh secara otomatis. Pada saat yang sama, ada semacam arus hangat di organ dalamku. Aku merasa tubuhku seperti berjemur di bawah sinar matahari di musim dingin. Terasa hangat dan nyaman. Setelah sekitar satu menit, lingkaran cahaya itu menghilang dari atas kepalaku, bersamaan dengan rasa sakit di tubuhku. Aku terkejut saat semua lecet di tubuhku benar-benar menghilang. “Tunggu dulu! Ini sangat luar biasa!” Aku sangat senang dan bersemangat. Orang lain dapat memperbaiki furnitur, mesin, dan mobil, tapi aku dapat memperbaiki tubuhku. Ini sangat luar biasa! Betapa beruntungnya aku menjadi kesayangan Tuhan! Tanpa banyak berpikir, aku bangkit dan berlari menuju rumah sakit. Yang lebih luar biasa adalah aku bisa dengan mudahnya berlari dengan kekuatan penuh selama sepuluh kilometer tanpa terengah-engah. Liontin kayu misterius di leherku ini tidak hanya memberikanku warisan sihir, tetapi juga mengubah tubuhku. Aku bisa merasakan seluruh tubuhku penuh dengan kekuatan yang tidak ada habisnya. Ketika aku sampai ke ruang rawat inap, aku langsung ke kamar ibu. Melihat ibu yang masih dalam keadaan koma, aku langsung meletakkan tanganku di perutnya. ‘Teknik Cahaya Suci!’ Lingkaran cahaya terang itu muncul lagi. Tapi, kali ini cahaya itu terkumpul di sekitar tubuh ibuku. Aku dapat melihat dengan mataku sendiri bahwa wajah ibuku yang awalnya pucat pasi berangsur-angsur menjadi kemerahan. Setelah tiga menit, lingkaran cahaya itu menghilang. Bersamaan dengan menghilangnya cahaya itu, ibuku perlahan membuka matanya. Setelah melihatku, dia tersenyum dan berkata, “Nak, Ibu agak lapar.” Aku tahu ini adalah reaksi normal pemulihan. Aku tiba-tiba terasa terharu dan menjawab, “Ibu lapar? Tunggu sebentar, aku akan membelikanmu makanan.” Ada toko roti di sebelah rumah sakit, jadi aku membeli sekotak s**u dan roti untuk ibu. Begitu aku berbalik, aku melihat sebuah mobil yang bergerak cepat dan akan menabrak seorang lelaki tua yang sedang menyeberang jalan. “Hati-hati!” Aku berteriak keras. Pengemudi mobil yang sadar akan menabrak lelaki tua itu, segera menginjak rem. Namun, sudah terlambat. Mobil tersebut bergerak tak karuan di jalanan dan akhirnya menabrak lelaki tua itu. Bam! Orang tua itu langsung tertabrak dan terlempar dua hingga tiga meter jauhnya. Kendaraan yang lewat dan pejalan kaki berhenti dan berlari menuju orang tua yang tertabrak itu. “Sudah berakhir! Mustahil kakek itu bisa bertahan hidup terkena tabrakan seperti itu.” “Jika itu seorang pria muda, seharusnya tidak menjadi masalah besar. Tapi, seorang kakek? Kakek yang malang.” Orang-orang yang menonton sibuk berdiskusi. Pengemudi yang menabrak kakek itu terlihat gugup. Dia gemetar ketakutan dan bingung ketika mendengar diskusi orang-orang yang mengelilinginya. Pada saat ini, lelaki tua itu sudah sekarat. Bibirnya terlihat ungu dan wajahnya menjadi semakin pucat. Aku bergegas mendekati lelaki tua itu, berjongkok di depannya, dan meletakkan tanganku di atas tubuhnya. ‘Teknik Cahaya Suci!’ Aku memanjat di dalam hatiku dan cahaya terang kembali muncul di atas lelaki tua itu. “Hei, lihatlah dia. Apa yang dilakukan orang ini pada kakek itu?” “Dia meletakkan tangannya di atas orang tua itu. Apakah dia akan pakai metode ini untuk menolong kakek itu?” “Pertolongan macam apa itu? Sepertinya dia orang gila!” Mendengar cemoohan mereka, aku tidak merasa marah sama sekali. Aku hanya tertawa kecil dan kembali fokus menyembuhkan kakek di hadapanku. Sebenarnya, aku merasa khawatir kalau teknik cahaya suci ini akan diketahui oleh orang lain. Namun, tampaknya kekhawatiranku berlebihan karena hanya aku yang bisa melihat cahaya terang itu. Cahaya terang itu menembus ke dalam tubuh orang tua itu. Melalui kontak cahaya itu dengan tubuhnya, aku bisa merasakan perubahan di tubuhnya. Kakek itu pun mendapat berkah tersembunyi. Tulang rusuknya yang patah tidak hanya diperbaiki, tapi juga beberapa masalah lama di tubuhnya disembuhkan dalam waktu singkat. Setelah aura itu menghilang, kakek itu membuka matanya dan menatapku dalam-dalam. “Terima kasih, nak.” “Saya tidak melakukan apa-apa. Saya sangat bersyukur Anda tidak mati dan baik-baik saja.” Tanpa menunggu jawaban dari kakek itu, aku tersenyum padanya, bangkit, lalu pergi. Ketika aku kembali ke bangsal, ibuku tidak ada di tempatnya. Setelah bertanya kepada pasien lainnya, aku mengetahui bahwa dia telah dibawa oleh dokter untuk pemeriksaan. Aku pun pergi ke tempat pemeriksaan untuk mencari ibuku. Saat aku berjalan di koridor, aku mendengar suara terkejut dan kebingungan dari beberapa dokter. “Ya Tuhan! Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa dia sembuh?” “Ini pasti berkat Tuhan!” “Sa-saya tidak dapat menemukan penjelasan lain kecuali ini adalah berkat Tuhan.” Beberapa dokter melihat laporan pemeriksaan di tangan mereka dengan ekspresi takut di wajah mereka. Aku bisa melihat betapa senangnya ibu mengetahui dari dokter bahwa tidak ada yang salah dengan kesehatannya. Setelah melalui prosedur pemulangan, kami meninggalkan rumah sakit dengan perasaan senang. Ketika kami berada di pintu taksi, tiga mobil mewah mendekati kami. Melihat ini, aku buru-buru menarik tangan ibuku karena tiga mobil mewah itu melewati kami dan hampir menabrak kami. “Hei! Bisa nyetir tidak?” teriakku dengan marah sambil mengerutkan kening. “Nak, tenanglah. Jangan membuat masalah.” Ibu memegang tanganku untuk menenangkan emosiku. Namun, ketiga mobil mewah itu tidak pergi. Justru, mereka berputar dan berhenti di samping kami secara bergantian. Sosok familiar perlahan turun dari mobil mewahnya dan berkata, “Tenanglah. Mobilku tidak akan membunuhmu.” Dunia memang sangat sempit. Orang di depannya adalah salah satu teman Zaky. Kemudian, Zaky, Shasha, dan orang-orang di bar keluar dari mobil mereka satu per satu. “Yo! Ferry, hidupmu benar-benar cukup sulit, ya? Sangat menakjubkan kau belum mati sampai sekarang.” Tuan Muda Zaky, dengan perban di kepalanya, melihatku dengan ekspresi marah di wajahnya, dan berkata dengan nada mengancam. “Yah, bagaimana aku bisa mati jika kau saja belum mati?” Aku menatap Zaky dan menjawab dengan dingin. Setelah mendapatkan warisan sihir itu, mentalku berubah dan aku tidak takut lagi padanya. “Ah, dia ibumu yang tidak beruntung itu, ‘kan? Kenapa dia belum mati?” Tuan Zaky menunjuk ke ibuku dan tersenyum mengejek, “Apa dia baru keluar dari rumah sakit? Pulanglah dan tunggu sampai dia mati. Omong-omong, mau aku sumbangkan tanah kuburan?” Teman-teman Zaky yang berdiri di dekatnya tertawa terbahak-bahak ketika mendengar kata-katanya. Wajahku memerah karena marah dan mengumpat, “Persetan denganmu!” “Siapa kau berani memakiku, hah?” Tuan Zaky menendang tubuhku dan kembali mengumpat, “Berani-beraninya kamu memakiku!” Sekelompok orang mengepungku lalu memukul dan menendangku. “Waduh! Anak muda, teganya kalian mengeroyok satu orang?” Ketika ibuku melihat aku dipukuli, dia buru-buru melangkah maju untuk menghentikan mereka. “Pergi kau, Nenek Tua!” Tuan Muda Zaky meraih lengan ibuku dan mendorongnya. Ibuku terjatuh ke tanah dan kepalanya menabrak sudut dinding. Darah segar langsung mengalir dari kepalanya. “Ibu!” Melihat keadaan ibuku, amarah langsung muncul di hatiku, “Kalian keterlaluan!” Aku berteriak dengan marah dan kekuatan fisikku pun melonjak. Aku menerobos kerumunan yang mengepungku dan bergegas mendekati Tuan Zaky. Aku mencekik lehernya, mengangkat tubuhnya dengan mudah, dan melemparkannya ke sembarang arah. Buk! Tubuh Zaky menghantam kap mobil mewahnya, menghancurkan kap mesin itu hingga membentuk lubang besar. Dia kemudian jatuh tak berdaya ke tanah. “Ah!” Zaky menjerit kesakitan. Tapi, aku tidak akan melepasnya begitu saja. Aku berjalan ke arahnya dan menginjak pahanya dengan keras. Krak! Bersamaan dengan suara nyaring dari tindakanku, aku tahu bahwa kaki kiri Zaky langsung patah. Bisa ku tebak rasa sakitnya pasti sampai ke sumsum tulang. Jeritan histeris Zaky menyadarkan orang-orang di sekitarnya. “b*****h gila! Bunuh dia!” Semua orang bergegas ke arahku pada saat bersamaan untuk menyerangku lagi. Karena tidak tahan lagi, aku langsung mengayunkan tinjuku, memukul seseorang, dan menerbangkannya. Kemudian, aku berbalik dan menendang yang lainnya. Dalam waktu kurang dari sepuluh detik, enam hingga tujuh orang tergeletak tak berdaya di tanah, baik dengan tangan atau kaki patah. Shasha dan gadis-gadis lain, yang tidak melakukan apa-apa, menatapku dengan takjub. Bukan hanya mereka, aku sendiri pun masih tidak mengerti dan takjub akan perubahan pada diriku yang tiba-tiba menjadi begitu kuat. Padahal sebelumnya aku sangat lemah dan mudah dilecehkan. Aku mengabaikan mereka dan berjalan langsung ke arah Tuan Muda Zaky yang kesakitan dan menahan malu. Tuan Muda Zaky, yang tidak pernah dipermalukan seperti ini sejak dia masih kecil, berteriak, “Awas saja kau! Berani menyentuhku sekali lagi, kau akan tahu konsekuensinya!” Bam! Aku langsung menampar wajahnya, meraih lehernya, lalu mengangkatnya, “Oh, ya? Coba katakan padaku, apa konsekuensinya?” “Ferry, cukup!” Shasha berdiri dan menatapku dengan marah, “Apa kamu tahu berapa banyak masalah yang kamu sebabkan? Jika kamu terus memukulinya, kamu benar-benar tidak akan mampu menanggung konsekuensinya!” Bam! Aku kembali menampar wajah Tuan Muda Zaky dan berkata, “Hei, cepat katakan padaku, berapa banyak masalah yang telah aku sebabkan?” Tuan Muda Zaky meraung, “b*****t kau!” “Sepertinya kamu masih tidak puas kutampar, ya?” Aku mengayunkan telapak tanganku dan menamparnya lagi. Sudut mulut Tuan Muda Zaky berdarah dan matanya penuh dengan tatapan marah. “Jika kau punya nyali, kau akan membunuhku hari ini. Jika tidak, aku yang akan membunuh seluruh keluargamu!” Mataku bergidik dan aku berpikir diam-diam, ‘Sihir Hitam!’ Tiba-tiba saja, awan asap hitam muncul dan dengan cepat berkumpul di sekitar Zaky. Kemudian, awan asap itu menembus ke dalam tubuhnya. Aku melemparnya ke tanah seperti sampah dan dia menjerit seperti babi yang sedang digorok. Aku tidak tahu dia berteriak karena kakinya yang patah atau karena asap hitam dalam tubuhnya. Shasha buru-buru berlari mendekatiku dan menanyakan apa yang terjadi pada Zaky dengan nada prihatin. Aku menatapnya dan berkata, “Dia hanya seorang pria sekarat. Apa gunanya peduli padanya?” Aku berbalik dan menatap ibuku. “Ayo pergi, Bu.” “Baiklah.” Ibu dengan lembut mengangkat kepalanya dan pergi bersamaku. Orang-orang yang terlempar ke tanah olehku hanya bisa melihatku melewati mereka dan menggeliat satu per satu untuk memberiku jalan. Bagus. Tidak ada yang berani menghentikanku sekarang!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
694.2K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.8K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.2K
bc

JIN PENGHUNI RUMAH KOSONG LEBIH PERKASA DARI SUAMIKU

read
4.1K
bc

Marriage Aggreement

read
81.1K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
624.9K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook