bc

I Hate You Mr. D!

book_age18+
1.2K
FOLLOW
10.4K
READ
forced
badgirl
boss
drama
bxg
city
affair
sisters
like
intro-logo
Blurb

"Aku tidak percaya akan mengambil keputusan ini, aku dan pria itu menjalin sebuah hubungan." Gumam Erlin Joe sambil menatap punggung sosok pria yang kini resmi menjadi kekasihnya.

Derent Jake memutar tubuhnya, pria itu membawa sebuket bunga mawar serta kotak cincin untuknya.

"Menikahlah denganku!" Tanpa menunggu persetujuan dari Erlin Joe, Derent memakaikan cincin tersebut pada jemari manisnya.

Erlin Joe tersenyum manis, gadis itu menatap cincin berlian tersebut pada jemari manisnya. Lima detik berikutnya dia menarik lepas, dengan sangat kasar melemparkan benda senilai dua miliar dolar tersebut pada wajah Derent.

"Tak! Tlang!" Cincin tersebut jatuh berdenting menggelinding ke lantai.

"Aku bukan wanita gila yang akan menerima lamaran dari pria yang sudah berkeluarga!" Erlin menatapnya dengan tatapan marah, hatinya hancur berkeping-keping. Rajutan cinta yang dia susun hancur beberapa menit yang lalu sebelum keduanya bertemu.

Erlin mendapatkan telepon dari seorang wanita bernama Evrina Marloy, wanita itu mengaku kalau dirinya adalah istri syah dari Derent. Dia juga mengatakan kalau keluarga mereka sangat bahagia selama ini.

Akankah rajutan cinta Erlin Joe kandas saat dia menaruh harapan besar terhadap Derent Jake? Mampukah dia berkelut dalam kisah menyakitkan tatkala tak mampu menepis perasaannya sendiri lantaran dia terlanjur memiliki perasaan teramat dalam terhadap sosok Derent Jake?

6 Februari 2021

chap-preview
Free preview
Ch-1
Universitas Australia, 20 September.. Melbourne Yes, my name is Erlin Joe.. Seorang gadis muda dua puluh dua tahun dengan tinggi badan 160cm, berjalan santai menuju ke dalam kampus. Gadis tersebut mengenakan sweater rajut merah maroon lengan panjang serta celana jeans abu muda. Berambut pirang lurus sepanjang bahu. Pagi ini Erlin sedang berada di kampus bersama beberapa rekannya mereka terdiri dari Enjel Marley, Katy Sweet, Jena Carl, dan Vei Arne. Usia mereka hampir sebaya. Mereka mengambil jurusan manajemen bisnis. Alasan mereka mengambil jurusan tersebut karena ingin masuk ke beberapa perusahan top di kota tersebut. Di sisa waktu setelah kuliah, Erlin bekerja paruh waktu di sebuah hotel Larosse berkat bantuan Enjel Marley salah satu rekannya di kampus. Dia sudah menjalankan aktivitas tersebut kurang lebih selama tujuh bulan lamanya. Erlin menjadi resepsionis di hotel tersebut. Sepulang dari kampus para wanita itu berkumpul di sebuah kantin. "Bagaimana kabar pacarmu?" Enjel membuka percakapan, pertanyaan tersebut dia lemparkan pada salah satu rekannya di sana. Katy Sweet. "Hubungan kami baik-baik saja. Mungkin nanti malam kami akan bertemu." Sahut Katy. Pembicaraan tersebut terus berlangsung. Hanya Erlin yang sejak tadi terdiam dan hanya menjadi pendengar setia. "Hei, Erlin? Kamu tidak ingin menceritakan sesuatu kepada kami?" tanya Jena padanya. "Ah, iya. Aku sedang dalam proses pendekatan dengan seseorang." Sahutnya pada keempat rekan kuliahnya sambil tersenyum tipis. Sepulang dari kampus, Erlin kembali ke rumah. Gadis 22 tahun tersebut tinggal seorang diri di sebuah kontrakan. Inisiatif untuk hidup mandiri sengaja dia putuskan lantaran tidak ingin menjadi beban keluarganya. Gadis itu sedang terpaku di depan layar komputer miliknya. Matanya menatap sebuah situs online yang menawarkan jasa kencan buta dengan seseorang yang terdaftar di situs tersebut serta perkenalan lain yang mungkin membuat beberapa orang tertarik untuk mendaftar di sana. Erlin Joe termenung lama, dan hanya menatap situs tersebut tanpa melakukan sesuatu sama sekali. Dan tiba-tiba percakapan dari rekan kuliahnya kembali menyapa lubang telinganya. Membuat Erlin Joe mengambil keputusan untuk mendaftar di dalam situs tersebut sebagai seorang klien. "Klik, daftar." Erlin memilih seorang rekan untuk menyewa jasanya, partner yang dia pilih bernama Mr.D. di dalam situs tersebut. "Hah? Gadis ini menawarku dengan harga dua puluh dolar untuk sebulan?" Ucapnya sambil menatap layar laptopnya dengan tatapan mata tidak percaya. Bagi Derent itu hal yang sangat gila. Pria kaya raya dan terbiasa memegang uang nilai miliaran dolar kini ditawar senilai dua puluh dolar untuk sebulan melalui situs online tempat dia mencari kesenangan. Derent menggunakan nama samaran Mr.D. Akhirnya Derent memutuskan untuk menerima tawaran Erlin. Lantaran Erlin adalah klien pertama yang dia dapatkan dari situs tersebut. Erlinlah yang sudah menyewa jasa Mr.D. Semenjak mendaftar di sana Erlin sering bertukar pesan dengan pria bernama Mr. D tersebut. Bagi Erlin, Mr. D hanyalah teman untuk mencurahkan semua hal yang dia lalui sehari-hari. Malam ini Erlin kembali membuka layar komputernya. Seperti biasa, jadwal yang sudah dia ambil pada jam-jam tertentu untuk mengobrol dengan pria yang tidak dia tahu wajahnya tersebut. "Hai, cantik!" Sapa Mr. D lewat pesan pada situs tersebut. "Hai, Mr.." Balas Erlin sambil tersenyum. Hanya melalui chat, semakin hari keduanya semakin dekat. Meskipun Erlin Joe tidak tahu siapa sosok Mr. D tersebut, dia merasa cukup nyaman untuk terus berhubungan satu sama lain hanya melalui obrolan panjang selama beberapa jam pada jadwal yang dia tentukan. Di sisi lain, Mr. D sebenarnya merupakan seorang pria kaya raya bernama Derent Jake. Derent pemilik hotel Larosse, serta beberapa resort ternama. Derent sudah menikah dengan seorang wanita bernama Evrina dan memilki dua orang anak dari hasil pernikahan tersebut. Pria itu masuk ke dalam situs karena kesepian. Derent menggunakan akun dengan nama samaran Mr. D. Derent juga masih tidak tahu kalau ternyata gadis yang menemaninya lewat situs tersebut merupakan pekerja paruh waktu di hotel Larosse, miliknya. Evrina begitu sibuk dengan karirnya sendiri. Wanita itu bahkan sering pergi keluar kota selama berminggu-minggu lamanya. Suatu malam, chat antara Derent dan Erlin terasa hambar. Erlin mulai bosan, sama halnya dengan Derent. "Bagaimana jika aku mengakhiri obrolan kita yang sudah berjalan selama beberapa bulan ini?" Tanya Erlin melalui chat pada situs tersebut. Derent mengusap wajahnya berkali-kali. Pria itu masih duduk di dalam ruangan kerjanya sambil menatap layar laptopnya yang masih menyala. "Kenapa?" Tanya pria itu melalui chatnya. "Kamu bosan denganku?" Tanyanya lagi lantaran Erlin tak kunjung membalas pesannya. "Kita hanya partner bicara di sini, Mr. Dan di dalam kontrak antara kita bisa berakhir ketika penyewa jasa memutuskan untuk mengakhirinya." Balas Erlin. Entah kenapa perasaan Derent sangat tidak nyaman membaca pesan chat tersebut. Hatinya merasa sangat gelisah. "Ya, aku hanya teman bicara di sini. Aku melupakan hal itu Erlin. Aku lupa karena sudah terlalu nyaman berbicara denganmu selama beberapa bulan terakhir. Kamu gadis yang ceria, menyenangkan juga sukses membuat jantungku berdebar selama beberapa bulan terakhir." Balas Derent padanya. Erlin membelalakkan matanya membaca pesan tersebut. Dia merasa sudah melukai perasaan Derent. "Bagaimana kalau kita bertemu?" Tawar Erlin tiba-tiba. "Kamu mau memberikan tambahan untuk membayarku? Kamu tahu aku tidak menyewakan jasa gratis dalam bentuk apapun." Derent mengukir senyum senang pada bibirnya. Dia bukan tipe pria yang melakukan segalanya karena uang semata, tapi Erlin baginya sangat menarik dan dia senang setiap membaca pesan dari gadis tersebut seolah merajuk padanya. "Seratus dolar Mr. Aku hanya bisa memberikan harga seratus, kamu tahu situasiku. Hanya pekerja paruh waktu." Balasnya pada Derent. Derent senang sekali. Pria itu tertawa terpingkal-pingkal. Erlin membuat hari--hari sepinya kembali bewarna. Tanpa ragu Derent memberikan nomor ponselnya pada Erlin. Mereka akhirnya melakukan panggilan secara langsung di luar situs online tersebut. Dalam hati Erlin Joe dia ingin mengakhiri semuanya. Itulah kenapa dia setuju untuk bertemu dengan partner yang sudah dia sewa jasanya tersebut. Erlin Joe segera melakukan panggilan pada nomor yang diberikan Mr. D padanya beberapa menit lalu. "Halo? Mr?" "Halo Erlin?" Sahut Derent sambil berdiri dari kursinya, pria itu berjalan menuju jendela ruangan kerjanya. Nada suara seorang gadis yang kini dia dengar melalui ponselnya terdengar sangat merdu sekali. Bagai sebuah obat bagi Derent yang kesepian. "Di mana kita akan bertemu?" Tanya Erlin padanya, dengan nada kaku dan canggung. Malam ini adalah pertama kalinya bagi Erlin menelepon seorang pria. Suara renyah dari Derent Jake seberang sana terdengar menyenangkan dan membuatnya sangat nyaman. "Aku akan menyewa motel." Sahut Derent dengan nada tenang, pria itu sudah menahan tawanya membayangkan sosok gadis muda di seberang sana begitu syok lantaran jawaban tersebut. "Motel?!" Teriak Erlin spontan. "Kamu bercanda denganku? Aku tidak mau Mr." "Apa yang kamu pikirkan? Apa kamu cemas karena harga sewanya? Kali ini aku yang traktir." Sahut Derent sambil terkekeh geli. Pria itu memukuli keningnya sendiri karena sudah tidak bisa menahan gelak tawanya. Erlin menyewanya senilai dua puluh dolar. Serta memberikan harga seratus dolar untuk bertemu dengannya. Sementara motel yang dia sewa untuk bertemu dengan Erlin lebih dari lima ratus dolar. "Bukan hanya harga Mr. Apa mungkin kamu menilaiku serendah itu? Motel? Kamu tahu tempat apa itu?" Jelas Erlin dengan nada sedikit ragu. "Ah, jadi kamu cemas karena tempatnya? Aku hanya tidak ingin terekspos di depan publik Erlin. Apa kamu berpikir aku seorang pria gila yang tidak bisa menahan diri?" Derent menanyakan hal itu dengan nada serius. "Apakah percakapan kita yang sudah berjalan selama berbulan-bulan tidak cukup bagimu untuk mengenali sosok diriku?" Nada suara Derent terdengar sedih. "Maafkan aku Mr, aku tidak bermaksud menilaimu begitu. Ya, kamu benar. Kamu tidak pernah berbicara macam-macam padaku. Selama ini kita bisa bicara normal layaknya partner." Erlin menggigit bibirnya sendiri. "Dan pertemuan kali ini adalah pertemuan pertama kalinya dengan seorang pria Mr." Jelasnya lagi pada Derent. "Aku senang kamu berpikir begitu, wanitaku." Ucap Derent sebelum mengakhiri panggilan antara mereka berdua. Erlin menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidurnya. Dia tidak mengira akan membuat janji temu dengan sosok pria yang hanya dia kenal melalui situs jasa tersebut. "Kenapa jantungku berdebar? Aku tidak mungkin jatuh cinta dengan Mr. D kan? Dia hanya teman bicaraku selama ini. Ya, hanya teman untuk bertukar kabar. Saling bertukar cerita." Ujarnya sambil menatap langit-langit kamarnya. Di sisi lain, Derent meremas tengkuknya sendiri. Sulit dipercaya dia memutuskan untuk menemui Erlin Joe. Dia melupakan keluarganya! Entah kenapa baginya Erlin sangat menyenangkan. Gadis unik, lucu, imut, dan manja!! Keesokan harinya.. Tibalah saat janji temu mereka. Derent mengatur sebuah kamar menjadi tempat pertemuan antara dirinya dengan Erlin Joe. Erlin Joe masuk ke dalam, dia mendapati ruangan tersebut sudah disiapkan untuknya. Seorang pria sedang duduk dengan sebuah topeng di seberang meja. Nyala lilin, anggur, serta steak daging sudah terhidang di atas meja. Nuansa malam berkelas dan sangat romantis. "Duduklah." Ucap Derent padanya. Awalnya Erlin Joe terkejut, lantaran Mr. D mengenakan topeng dalam pertemuan tersebut. "Kamu mau menipuku? Lepaskan topengmu!" Ucap Erlin padanya. Derent mengukir senyum pada bibirnya, pria itu beranjak berdiri lalu mendekati Erlin. Dengan kedua tangan bertumpu pada sandaran kursi yang kini tengah diduduki oleh Erlin Joe, Derent segera berkata.. "Aku tidak bisa melakukannya, karena harga yang kamu bayar akan semakin mahal." Ucapnya pada Erlin. Erlin menelan ludahnya, apa yang dilakukan Derent sukses membuat jantungnya semakin bergemuruh. Erlin bisa melihat wajah di balik topeng tersebut. Pria dewasa yang sangat tampan. Erlin memberanikan diri mendongak membalas tatapan intens tersebut. "Mr, kamu membuatku takut." Ucapnya dengan suara pelan. Derent bergegas menarik diri sambil mengukir senyum. Pria itu segera kembali duduk pada kursinya. "Kamu masih kuliah?" Tebak Derent pada Erlin. "Aku baru saja selesai ujian, dan sebentar lagi akan wisuda." Ucapnya sambil menyuap potongan daging ke dalam mulutnya. "Apa kamu butuh biaya untuk kelulusan?" Tanya Derent padanya. Erlin mengukir senyum sambil meneguk minuman. Dia mulai terbiasa dengan percakapan Derent yang begitu frontal seakan-akan melakukan jual-beli. Padahal dia tahu pria itu tidak pernah melewati batasan selama ini. "Kamu ingin membeliku, Mr?" Sahut Erlin yang hanya menganggap pertanyaan dari Derent berupa candaan semata. "Untuk memperpanjang kontrak kita." Sahut Derent dengan nada tenang. "Kita sudah bertemu, dan aku rasa kita bisa berbicara secara langsung entah melalui telepon atau bertatap muka hanya sekedar makan bersama." Ucapan Derent barusan membuat Erlin terdiam. Dia ingin mengakhiri hubungan online antara dirinya dan Derent. "Aku membutuhkanmu Erlin." Ucap Derent dengan nada serius. "Mr, sebenarnya aku ingin melakukan kencan buta. Ya, aku mengambil janji temu ini untuk mengakhiri hubungan kita." Ucap Erlin dengan nada pelan. Derent tersentak! Pria itu terkejut setengah mati, dia mengira kalau Erlin menyukainya selama ini. Erlin juga terlihat nyaman saat berbicara panjang lebar pada chat yang mereka lakukan hampir setahun lamanya. "Hah? Kamu tidak menyukaiku?" Tanya Derent tiba-tiba. Pria itu sudah melupakan statusnya yang bukan lagi seorang lajang. "Mr? Kita hanya teman, okay? Teman! Tidak lebih! Mr dan aku hanya partner." Sahut Erlin mulai bicara dengan nada sedikit meninggi. "Aku kira kita lebih dari sekedar partner!" Nada suara Derent terdengar begitu dingin. "Maaf Mr, aku harus segera pulang. Sudah sangat larut malam." Ucapnya sambil berdiri dari kursinya. "Kamu ingin meninggalkanku? Membuangku?" Tanya Derent dengan nada dingin seraya meneguk segelas anggur dari dalam gelasnya. Pria itu terlihat sangat marah. "Aku ingin memiliki teman kencan yang nyata, dan itu tidak mungkin kamu." Sahut Erlin padanya. "Jika aku mengajukan diri sebagai teman kencan butamu? Apakah kamu tetap berkeras menolakku?" "Aku tidak mau berkencan dengan pria bertopeng." Malam itu Erlin Joe merasa sudah mengakhiri segalanya dengan sosok Mr.D. Gadis itu masih belum mengenal sosok Derent. "Aku akan menunjukkan wajahku di depan matamu, Erlin Joe! Dan kamu harus membayarku dengan harga yang sangat mahal!" Ucapnya seraya mengunyah steak daging dalam mulutnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Crazy Maid ( INDONESIA )

read
206.1K
bc

Nafsu Sang CEO [BAHASA INDONESIA/ON GOING]

read
884.3K
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

Call Girl Contract

read
324.5K
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
569.1K
bc

OLIVIA

read
29.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook