bc

LOVE ONE GET ONE LOVE

book_age16+
785
FOLLOW
5.2K
READ
others
drama
comedy
sweet
humorous
heavy
serious
like
intro-logo
Blurb

Nayara dibuat terkejut dengan kedatangan kekasihnya sembari merangkul mesra wanita yang sudah menjadi sahabatnya. Pernikahan mereka padahal tinggal menghitung hari dan calon suaminya, Reza mengatakan ingin menikah dengan dua mempelai wanita disisinya!

Usaha Nayara untuk menggagalkan keinginan suaminya tak berhasil, mereka akhirnya bersatu dalam satu atap, sebagai keluarga dengan dua ratu di dalamnya, akankah mereka bisa saling akur?

chap-preview
Free preview
KEPULANGAN REZA
Suara mobil terdengar begitu khas, Naya pemilik rumah langsung tersenyum cerah saat mengetahui mobil yang begitu ia kenali. Kekasihnya pulang. Pagi tadi, ia juga mendapatkan kabar jika Reza-kekasihnya, akan pulang hari ini. Setelah satu minggu pergi untuk pekerjaan kantornya. "Sayang.. kamu pulang? Aku kang—" terkejut bukan main Naya saat mendapati suaminya tidak sendirian. Ada seorang wanita yang juga berdiri di belakangnya. "Dara kenapa disini?" "Kenalin, Dara Wulandari. Kekasihku dan akan jadi partnermu." Naya menganga tak menyangka dengan yang didengarnya. 'Kekasih?' Naya menggeleng tak setuju. "Kamu habis dinaskan? kenapa pulang bawa dia?" "Dia akan tinggal disini mulai hari ini." "Mas! Kita udah mau nikah! Kenapa kamu malah—" Nayara tak habis fikir dengan calon suaminya. Di belakang tubuh calon suaminya, seorang wanita yang sangat ia kenal di dalam genggamannya. Gadis itu adalah sahabatnya sendiri. Dara, teman yang sudah menemaninya semenjak ia masuk dunia perkuliahan, Dara juga menjadi orang yang paling sering ia curhati mengenai hubungan percintaannya dengan Reza. "Kalian berteman bukan? ayolah, jangan dipersulit." "Sejak kapan kalian saling berhubungan?" lirik Nayara yang penasaran, Naya dan Reza sendiri sudah menjalin hubungan selama tiga tahun, keduanya mulai bertemu saat Naya mulai magang di perusahaan milik keluarga Reza. "Bu—bulan lalu," jujurnya menjawab pertanyaan Naya, sedangkan lawan bicaranya merasakan hatinya begitu perih. "Baru sebulan? Kau bilang bulan lalu? Mas! Kenapa kamu melakukan ini padaku!" teriak Naya tak terduga, kesetiaannya selama tiga tahun terasa sia-sia karena dengan mudahnya pria di hadapannya membawa wanita lain. "Aku—" "Naya ... aku bisa jelasin." "Apa! Apa yang mau kau jelasin Ra! Kupikir kau sahabat terbaikku tapi apa balasannya, kalian bahka—" Naya menjambak rambutnya kasar, terlalu sulit untuk meneruskan ucapannya. Air matanya tak terbendung, menggenangi pelupuk matanya, "Pernikahan kita saja belum mulai dan kalian datang untuk meminta izin menikah, apa yang kalian inginkan ...," lirih, nadanya begitu lirih. Tersayat perih dengan kenyataan yang dilihatnya. "Naya aku bisa jelas—" ucap Dara tertahan karena Naya langsung memotong ucapannya. "Aku paling kecewa denganmu Ra! kamu orang pertama yang paling mendukung hubunganku dan sekarang kamu juga orang pertama yang paling depan merusak hubunganku!" Dara terdiam, meskipun Naya menyalahkannya ia sama sekali tidak menyesalinya, karena ia memiliki alasan untuk melakukannya. "Apa salahnya sih kamu terima Dara? Dia sahabat kamu!" "Mas ... tapi kamu ijin acara kantor, kenapa harus bohong! dan lagi kamu bawa wanita lain sementara hari pernikahan kita sudah di depan mata!" "Apa kau akan mengizinkanku jika aku mengatakan pergi untuk mempersiapkan pernikahanku dengan Dara? Oh ayolah kalian bahkan sudah lama bersahabat, anggap saja aku melakukan ini agar kamu tak kesepian kedepannya." Reza terus berkelit tanpa merasa bersalah sedikitpun. "Aku tahu kamu kesepian, saat aku sibuk bekerja, Nay." "Kesepian katamu mas? Kesepian?! Alasan kamu ingin menikahi Dara, hanya karena aku kesepian?! Wah ... aku tak pernah mendengar perkataan sepengertian ini." Naya memutar tubuhnya, tangannya terus memukul keningnya, ia tak tahu pola pikir siapa yang keliru. "Jangan egois, Nay! Kamu ga lihat gimana Dara sebatang kara, aku membantunya. Lagipula jika aku membaginya, kalian tetap tidak akan kekurangan dan aku akan mencoba seadil mungkin untuk membagi waktuku bersama kalian berdua." "Itu alasanmu mas? Ra! Kamu dengar sendirikan ucapan mas Reza! Dia menikahimu karena mengasihanimu Ra! Apa kamu ga merasa terhina?" "A—aku ... aku juga ingin kehidupan yang lebih baik." Dara menundukkan kepalanya ia sama sekali tak berani menatap mata sahabatnya yang kini dipenuhi dengan sulutan kemarahan. Naya menghela nafas panjang, melirik pria arogan yang ada di depannya. Mas Reza memang cerminan pria yang hartanya tak akan habis tujuh turunan, tapi tetap saja. Mereka bahkan belum menikah —sudah merencanakan pernikahan dan calon suaminya membawa wanita lain untuk tinggal bersamanya. "Tapi Ra ... Kamu hanya menikahi mas Reza karena harta? Kau tak jauh berbeda dengan jalang disana yang menjual tubuhnya?!" gertak Naya tak habis pikir. Rupanya ucapan Naya membuat pria di depannya naik pitam, sebuah tamparan mendarat dengan sempurna di pipinya. Naya sontak terkejut mendapati tamparan pertama selama hubungan percintaan mereka. Tiga tahun lamanya Reza tak pernah melakukan hal seperti ini. "Jika kau tak mau, pergilah! Orang tuamu pasti akan sangat menyesal mendengar anaknya yang begitu membangkang!" Suara ketus dan angkuh Reza membuat Naya langsung menatap tajam pria di depannya. Ada penting ya ia tangkap dari ucapannya. "Orang tuaku akan menyesal kamu bilang?" "Kalian harus bersatu di pelaminan," ucap Reza menarik kedua tangan wanitanya, memasukan dalam ruangan yang ada di rumahnya dan menguncinya dari luar. Jeritan Naya begitu mendominasi berbeda dengan Dara yang cenderung lebih diam. tak bisa dipungkiri ia merasa bersalah, namun ia juga tak mau hidup dalam kepayahan terus-menerus. Ia tidak mengharapkan harta yang melimpah namun ia hanya ingin hidupnya berkecukupan seperti orang-orang lainnya. "Bertengkarlah sepuas kalian, yang jelas kalian akan tetap bersama di pelaminan! jangan merusak wajah kalian, karena itu aset berharga untukku" Reza mengunci pintunya dari luar dan menikmati harinya seperti biasa, di rumah besar dengan beberapa maid yang akan melayani kebutuhan hariannya. Jangan tanyakan kenapa Naya bisa tinggal bersama dengan Reza. Setelah magang Reza memberikan fasilitas gedung di lantai bawah untuk Naya, dengan dalih untuk membantu urusan perusahaannya. Sementara di dalam ruangan keduanya saling bersitegang. Naya mengepalkan tangannya, ia tak pernah semarah ini sebelumnya. pengkhianatan dari dua orang sekaligus dari dua orang yang sangat dekat dan sangat ia sayangi. "Kenapa kamu melakukan ini Ra! sejak kapan kamu mulai menyukai mas Reza dan sejak kapan kalian mulai merencanakan pernikahan," pelan Naya yang mengatakannya. semakin pelan Naya berkata semakin dalam kekecewaan yang ia rasakan. "Sejak ... sejak awal kalian rencanakan pernikahan, mas Reza selalu mengatakan kepadaku. Naya aku mohon jangan terlalu membencinya, aku yang memintanya untuk melepaskanku dari belenggu kemiskinan." Naya menganga. Sahabat yang ia percayai ternyata orang yang sangat mengkhianatinya, "Aku nggak apa-apa kok kalau mas Reza cuma sayang ke kamu, aku gak butuh perhatiannya, aku hanya butuh tempat yang nyaman, aku nggak mau dikejar rentenir lagi karena hutang peninggalan orang tuaku, aku nggak mau kerja di bar dan digoda banyak orang, aku cuman ingin hidup nyaman, aku ga mau di sebut jalang karena memakai pakaian minimalis dari bar." Kehidupan pelik sahabatnya ia tahu, tapi cara Dara membebaskan diri itu merugikannya. "Tapi Dara ... kau yakin tidak butuh kasih sayang mas Reza, tidak butuh perhatian darinya sedangkan dengan mata kepalamu sendiri kau lihat dia menamparku di depanmu." Dara langsung berlutut di depan Naya, kedua tangannya diangkat ke atas dengan pandangan menunduk sambil berucap, "Tampar aku! Kau juga boleh menamparku, dua kali lipat, tiga kali lipat bahkan sampai kau puas, aku tidak keberatan. Asal ijinkan mas Reza menikahiku. Aku tak keberatan jika nantinya aku diperbudak olehmu atau aku hanya dijadikan pembantu aku nggak keberatan Nay, tolong aku." Naya sudah lelah, pernikahan yang dibayangkan dengan begitu indah luluh lantah begitu saja. Ia tak bisa membayangkan jika bertemu dengan kerabatnya, keluarganya ataupun teman-temannya. Apa yang akan dikatakan teman-temannya nanti saat melihat mempelai pria mempunyai dua wanita di kanan kirinya dan menikah di waktu yang sama. Terlebih semua teman kuliahnya tahu jika Naya dan Dara bersahabat erat. "Nay, tampar aku." "Diamlah! kau hanya pengacau kehidupanku, aku bahkan ... tak bisa kabur darinya," gumam Naya melirihkan ucapan terakhirnya. meninggalkan Reza rasanya juga terlalu berat. Jika ia tahu keduanya berselingkuh sejak lama mungkin ia tak pernah menyetujui ajakan menikah dari Reza. "Sudahlah! jangan ajak aku bicara!" ucap Naya dan membaringkan tubuhnya di ranjang, tempat mereka dikurung memang di sebuah kamar, kamar Naya tepatnya. Dara tetap dalam posisinya berlutut dengan kedua tangannya yang diangkat ke atas, air matanya bahkan mulai mengalir. Perasaan bersalah terus menjalarinya tentu saja ia merasakan itu karena ia juga seorang perempuan yang tahu bagaimana perasaan hati perempuan ketika tersakiti namun sisi egoisnya dia juga tak bisa terus diam dalam posisinya. Ia lelah dengan kehidupannya yang terasa begitu berat di usianya yang masih muda dan seharusnya hanya kebahagiaan yang ada.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Ensnared by Love

read
103.9K
bc

A Secret Proposal

read
376.5K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
82.3K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.4K
bc

Accidentally Married

read
102.7K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
49.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook