bc

Menikahi Nona Muda

book_age18+
4
FOLLOW
1K
READ
family
HE
tragedy
bxg
campus
city
bodyguard
substitute
like
intro-logo
Blurb

"Axel … aku mohon menikahlah dengan anakku. Aku percayakan dia padamu.” Bagas Enriawan

“Maaf Tuan, saya tidak bisa! Saya tidak pantas bersanding dengan Nona Disya.” Axel Hafrizal Wibowo

“Aku tidak mau Pa. Bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang dingin seperti dia.” Disya Enriawan

Bagaimana nasib pernikahan yang tak di inginkan keduanya ini?

Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.

chap-preview
Free preview
Pengantin Pengganti
"Ada apa Pa?" tanya Disya yang baru saja masuk ke ruang kerja Bagas. Disya berjalan menghampiri Papa nya yang sedang duduk di atas sofa, wajahnya terlihat pucat dan panik. "Revan kabur dan pernikahannya di batalkan," ucap Bagas dengan suara berat dan menghela nafas panjang. DEG! Bagai tersambar petir di siang bolong. Disya membeku dengan tatapan kosong, lidahnya begitu keluh seolah tak mampu berucap. Bagaimana mungkin Revan pergi meninggalkannya sedangkan pernikahan ini adalah impian mereka yang sudah lama di rencanakan. Hari ini adalah pernikahan Disya dengan Revan kekasihnya. Mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Keduanya telah menjalin hubungan selama 4 tahun dan memutuskan untuk menikah. Revan Pradipta adalah anak salah satu anak dari pengusaha terkaya se Asia. Bagas sendiri seorang pengusaha yang tak kalah sukses dari Revan. Disya dan Revan mulai menjalin hubungan sejak di bangku kuliah. Kebetulan mereka kuliah di kampus yang sama. Revan sosok pria yang baik, sopan, sabar, dan yang pasti dia sangat tampan. Disya beruntung karena Revan telah memilih Disya sebagai kekasihnya. "Apa? Tidak, Papa pasti bohong!" Disya bersuara setelah beberapa saat bengong. Butiran kristal mulai menggenang di kelopak matanya. "Papa tidak bercanda! Dan untuk apa Papa berbohong untuk hal serius ini. Tadi keluarga Revan datang dan meminta maaf karena Revan kabur dan entah kemana. Dan pernikahan ini di batalkan," ucap Bagas lagi dengan suara yang tercekat di kerongkongan. "Tapi kenapa dia pergi meninggalkanku Pa? Kenapa? Apa salahku?" tanya Disya dengan air mata yang sudah meleleh di pipinya. Tubuhnya bergetar hebat, dadanya begitu sesak bagaikan terhimpit batu besar. Air mata lolos begitu saja tanpa permisi, mengalir deras membasahi wajahnya. Kini Disya terduduk lemas di lantai dengan penampilan yang sangat kacau. Riasan pun sudah rusak akibat menangis. Bagas menggelengkan kepalanya dengan wajah tertunduk. "Papa tidak tahu harus bagaimana mengatakan hal ini kepada kerabat, dan juga tamu di luar. Papa sangat malu dengan semua ini," lirih Bagas. Detik selanjutnya Bagas memegangi dadanya. Wajahnya meringis menahan sakit. "Pa, kenapa Pa?" tanya Disya dengan wajah panik yang ikut memegangi d**a Papa nya. Bagas semakin terlihat pucat dan terus memegang dadanya. "Disya, tolong panggilkan Axel," ucap Bagas terbata. Disya pun bergegas keluar memanggil pelayan dan memintanya untuk memanggil Axel. Tak lupa juga Disya mengambil obat jantung di kamar Bagas. Setelah itu Disya kembali memasuki ruangan dimana Bagas terbaring di sofa dengan posisi yang sama. Disya membantu Bagas untuk minum obat, lalu menidurkan Papa nya kembali di atas sofa. Tampak wajah Bagas yang terlihat sangat pucat. "Pa, ayo kita ke rumah sakit," ajak Disya sembari menatap sendu Bagas. "Tidak Disya, Papa baik-baik saja," tolak Bagas yang masih memegangi dadanya. "Tapi Pa ... lihat kondisi Papa sekarang, Papa sakit. Disya bawa ke rumah sakit," ucap Disya sembari mendudukkan sang Papa. Bagas menggelengkan kepalanya, "Papa nggak mau semua orang di luar tahu dan mencemooh kamu karena pernikahan ini batal. Papa nggak sanggup melihat kamu menjadi bahan omongan dan gunjingan orang-orang," lirih Bagas dengan air mata yang meleleh membasahi pipinya. "Permisi Tuan, anda memanggil saya." Seorang lelaki yang baru saja datang ke ruang kerja Papa. Ya dia adalah Axel asisten pribadi Bagas yang sangat pendiam, kaku, dan dingin. "Kemarilah Axel," ucap Bagas. Disya pun menggeser duduknya agar Axel bisa duduk berdekatan di sebelah Papanya. "Iya Tuan," jawab Axel yang sudah duduk di sebelah Bagas. "Aku ingin kamu menikah dengan putriku, Disya. Apa kamu bersedia?" tanya Bagas pada Axel. "Axel … aku mohon menikahlah dengan anakku, Disya. Aku percayakan dia padamu,” ucap Bagas dengan nada memohon pada Axel. Sebuah permintaan yang berhasil mengejutkan kedua insan. Baik Disya dan Axel menoleh bersamaan, pandangan mereka sempat beradu. Namun detik berikutnya, Disya sadar dan memutus kontak terlebih dulu. "Pa, apa Papa sadar bicara seperti itu. Aku ini anak Papa, nggak mungkin menikah dengan orang seperti dia! Apa kata orang nanti ketika tahu bahwa seorang Nona muda seperti ku akan menikah dengan asisten Papa nya sendiri.” Disya segera beranjak dari tempatnya sembari menunjuk pria yang duduk di sebelah Papa nya. Belum sempat Axel menjawab, Disya pun melayangkan tatapan tajam pada Axel seolah dia adalah musuh bebuyutannya. "Nona Disya benar Tuan. Saya tidak mungkin menikah dengannya," ucap Axel membenarkan ucapan Disya yang memang benar adanya. Axel hanyalah seorang asisten pribadi mana mungkin dia bersanding dengan Nona muda, putri dari Bagas. Terlebih Axel tahu bagaimana sifat Disya yang kekanakan, sombong, dan juga keras kepala. Dan itu hal yang tidak mungkin Axel lakukan, dia cukup sadar diri dengan posisinya yang berada jauh di bawah Disya yang notabenenya sebagai putri dari Tuannya. Bagas menghela nafas beratnya. "Kamu tahu di luar sana orang-orang sudah menunggu. Jawaban apa yang akan kamu berikan pada mereka, hah? Apa kamu keluar dan bilang bahwa putriku batal menikah karena pengantin pria kabur, begitu? Lantas apa yang akan di katakan orang-orang pada putriku Disya. Mereka akan mencemooh dan menghakiminya. Aku tidak sanggup melihat putriku seperti itu." Cairan bening pun keluar dari sudut ekor matanya. Dadanya yang sudah sesak kini semakin membuatnya tak bisa bernafas ketika mendengar penolakan dari Disya dan juga Axel. Axel terdiam untuk beberapa saat, lelaki itu tengah berpikir untuk mencari alasan yang tepat agar dia terbebas dari permintaan konyol itu. Disya menatap sendu Bagas yang tengah berlinang air mata. Hatinya yang telah hancur kini kembali remuk dengan permintaan Bagas untuk menikah dengan Axel. Bahkan Disya tak pernah berbicara dengannya kalau tidak penting. Axel seperti manusia robot yang tak pernah bicara ataupun tersenyum. Lalu bagaimana bisa Disya menikah dengan pria seperti itu? Disya masih terdiam membisu begitu juga dengan Axel. "Bagaimana dengan mu Disya? Apa kamu ...." Belum selesai bicara Disya menyela ucapan Papa nya. “Aku tidak mau Pa. Bagaimana bisa aku menikah dengan orang yang dingin seperti dia,” tolak Disya dengan bersungut-sungut. "Baiklah kalau kamu tidak bersedia, lebih baik Papa mati saja. Dan Papa akan memberikan semua harta Papa kepada panti asuhan." "Aku bersedia Pa." Secepat kilat Disya menjawabnya dengan pelan. Dia terpaksa mengiyakan keinginan sang Papa karena sejatinya dia tak ingin kehilangan cinta pertamanya dan juga harta yang di miliki oleh Papanya. “Maaf Tuan, saya tidak bisa! Saya tidak pantas bersanding dengan Nona Disya, apa kata orang nanti. Saya cukup sadar diri dengan posisi saya saat ini," tolak Axel. "Ini perintah Axel, dan kamu cukup dengarkan apa kataku! Jangan memikirkan perkataan orang lain. Aku yakin kamu bisa membahagiakan anakku," ucap Bagas yang tak ingin di bantah. "Tapi ...." . . . 🌷Bersambung🌷

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Shifted Fate

read
564.3K
bc

Chosen, just to be Rejected

read
127.0K
bc

Corazón oscuro: Estefano

read
747.3K
bc

Holiday Hockey Tale: The Icebreaker's Impasse

read
130.8K
bc

The Biker's True Love: Lords Of Chaos

read
289.0K
bc

The Pack's Doctor

read
617.4K
bc

MARDİN ÇİÇEĞİ [+21]

read
730.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook