bc

Where'd you go, Anastasha?

book_age12+
703
FOLLOW
2.0K
READ
billionaire
possessive
dominant
scandal
CEO
drama
comedy
bxg
humorous
first love
like
intro-logo
Blurb

ANASTASHA CLAUDY namanya, gadis cantik penuh pesona, yang mampu membuat sang Trouble maker DARRYL NEAL bertekuk lutut.

Anastasha hanya diam, namun sudah sangat menawan di mata Darryl.

Aktris cantik itu, sudah menjadi segala-galanya untuk sang CEO.

chap-preview
Free preview
She is gone
If I went somewhere far, I'd write your name on every star. So, everyone could look up and see you mean the world to me. *** Anastasha memijit pelipisnya, pikirannya berkecamuk. Kekasihnya, Darryl, pria malang itu pasti sangat terpukul sekarang. Dan Anastasha sangat tau itu. Gadis cantik itu menyusul kekasihnya, Anastasha membuka pintu kamar Darryl sangat pelan. Ia melihat kekasihnya sedang mengepalkan tangan kanannya, dengan kepala yang sedang bersandar di tembok. Punggung pria itu terlihat rapuh sekali, Anastasha mendekati kekasihnya. “Darryl?” Darryl mengangkat wajahnya dan berbalik, pria itu berjalan pelan lalu memeluk Anastasha erat. Darryl rapuh, ia membutuhkan Anastasha. “Tasya ...” Suara Darryl terdengar sangat parau, Anastasha sungguh tidak ingin mendengar lirihan itu. “Papa ninggalin Darryl, Tasya ....” Anastasha mengangguk, ia sangat tau penyebab rapuhnya Darryl. “Kenapa papa ninggalin Darryl ....” Anastasha menepuk-nepuk punggung kekasihnya, mencoba menenangkan Darryl. Ia juga sangat sedih, Abraham sudah seperti ayah kedua untuknya setelah papanya. Anastasha melepas pelukannya dan menangkup pipi Darryl dengan kedua tangannya, dilihatnya mata abu-abu terang yang sangat ia sukai itu, sedang menahan air yang sudah tertampung di pelupuknya. “Menangis aja, gak ada yang melarang Darryl nangis disini ...” ungkap Anastasha mengelus pipi Darryl. Anastasha menahan rahang Darryl saat pria itu akan memalingkan wajah, Anastasha menganggukkan kepalanya mengisyaratkan pada Darryl untuk menangis saja di depannya. “Tasya gak akan ketawa, Darryl itu manusia. Gak ada larangan untuk gak menangis untuk cowok.” “Menangis aja ....” Darryl memejamkan matanya, meneteslah air mata yang sejak tadi ditahannya. Nafas pria itu memburu, dadanya naik turun menahan sesak yang amat mendalam di hatinya. Anastasha menahan nafasnya, ia juga sakit melihat Darryl-nya seperti kehilangan semangat. Jika bisa, ia ingin menemani Darryl lebih lama lagi. Bisakah? Anastasha mengusap air mata yang mengalir di kedua pipi kekasihnya, ia ikut menangis. Tuhan, betapa rapuhnya pria yang ada di hadapannya kini. Bisakah Anastasha memohon agar hati kekasihnya ini diberikan ketabahan yang sedikit lebih besar lagi? Anastasha lalu memeluk Darryl saat pria itu benar-benar menangis, disandarkannya kepala Darryl di dadanya. keheningan membuat suara tangis Darryl terdengar jelas. Anastasha tidak henti-hentinya mencium kening pria yang sangat ia sayangi itu. Sungguh, Anastasha sebenarnya sangat membenci air mata yang keluar dari mata indah prianya itu. “Allah sayang sama papa, Allah mau ketemu sama papa lebih cepat. Jadi Darryl gak boleh sedih lama-lama, ya” “Nanti papa ikut sedih kalau lihat Darryl sedih.” Anastasha mengusap air mata Darryl yang terus saja keluar, ia bisa merasakan kesedihan yang amat mendalam Darryl. Tangis Darryl terdengar sangat pilu, Anastasha sangat tidak tega mendengarnya. Ia memeluk Darryl sangat erat, berharap bisa memberikan kekuatan untuk Darryl. “Darryl sa-yang papa, Tasyaa ...” lirih Darryl berusaha menetralkan nafasnya. Anastasha mengangguk, “Tasya tau, papa juga sangat sayang sama Darryl.” Anastasha lalu melepaskan pelukannya, tapi Darryl tidak mau. Ia memeluk Anastasha erat, Darryl masih mau memeluk kekasihnya itu. “Jenazah papa udah mau dimakamkan, ganti baju dulu, ya.” kata Anastasha tersenyum pada Darryl, berharap senyumnya bisa meluluhkan pria itu. Akhirnya Darryl mengangguk dan melepaskan pelukannya, ia membiarkan Anastasha mengambil pakaian untuknya. Gadis itu mengeluarkan pakaian serba hitam dari lemari Darryl, lalu menyerahkannya pada kekasihnya itu untuk dipakai. Darryl menahan tangan Anastasha saat gadis itu akan keluar. “Di sini dulu, tunggu Darryl.” Anastasha mengangguk, setelah itu Darryl memasuki kamar mandi dan berganti baju. *** Terlihat jelas, kegelisahan menyelimuti wajah gadis cantik yang sedang berdiri di samping makam. Di pikirannya, terlihat wajah kekasihnya yang benar-benar sangat terpuruk. Padahal itu hanya ada dalam bayangannya, tapi Anastasha sudah sangat khawatir. Anastasha menoleh ke sampingnya saat ada tangan yang merangkul bahunya. Adhitama, papanya tersenyum hangat padanya. “Nak, sudah waktunya.” ucap Adhitama terdengar berbisik. Nafas Anastasha tercekat, sejenak ia lupa cara bernafas. Anastasha bagai di hantam benda berat, sesaat pikirannya kosong. Setelah sadar, Anastasha mengangguk, gadis itu lalu mendekati Darryl yang sedang menatap kosong ke tumpukan tanah yang menyembunyikan jenazah Abraham. “Darryl ...” panggilnya. Anastasha menarik lengan kekasihnya agar menghadap padanya. “Janji sama Tasya, jangan pernah sedih lagi setelah ini. Anastasha mencintai Darryl. Selalu begitu, gak akan pernah berubah.” Darryl menganggukkan kepalanya dan berucap lirih, "Iya Tasya ...” Anastasha menatap penuh cinta pada Darryl, pria menawannya itu masih sangat menggemaskan walau dengan keadaan berantakan. Maksudnya, hidung berwarna merah dan juga mata yang agak bengkak. “Tasya, jangan pernah pergi tinggalin Darryl ....” Jantung Anastasha berdetak kencang, paru-parunya terasa lebih cepat memompa sang darah. Permintaan itu, sepertinya satu-satunya permintaan Darryl yang Anastasha tidak bisa kabulkan. “Cukup papa, Anastasha jangan ....” Anastasha mengusap air mata yang tiba-tiba jatuh dari pelupuk matanya. Mendengar permintaan Darryl, hatinya diambang keresahan. “Tasya sayang Darryl ...” Anastasha membelai lembut wajah sempurna yang disentuhnya. “Jangan pernah sedih, Tasya minta Darryl untuk senyum sekarang.” Anastasha menangkup wajah Darryl, “Senyum, sayang.” Anastasha ingin sekali melihat senyuman terpatri di wajah kekasihnya, sebelum ia benar-benar pergi. Darryl memaksakan senyumnya, pria itu tersenyum getir untuk Anastasha. Senyum yang sangat mengiris hati Anastasha, bukan senyum ini yang gadis itu harapkan. Anastasha menggelengkan kepalanya, ia memeluk Darryl dengan sangat erat. Basah sudah kemeja hitam Darryl karena air matanya, ia tak bisa membendung lagi kesedihannya. “Tasya sayang banget sama Darryl, gak akan pernah berubah.” “Jangan pernah berpikiran kalau Anastasha sudah gak cinta Darryl lagi, karena cinta Tasya buat Darryl gak akan pernah berkurang.” Anastasha menatap lama mata abu-abu yang pasti akan ia rindukan itu, lalu diciumnya seluruh wajah Darryl. “Darryl, yang kuat, ya, sayang.” “Jangan sedih-sedih terus, janji sama Tasya.” Darryl menggangguk berjanji, “Iya, Tasya.” Pria itu mengaitkan kelingkingnya dengan kelingking Anastasha. “I love you more than anything ...” lirih Anastasha. Jujur saja, Anastasha sungguh sangat mencintai Darryl. Tak ada bohong sedikit pun. Perasaannya pada Darryl, mutlak perasaan cinta. Terakhir, Anastasha mendaratkan kecupan di bibir Darryl. Sedikit lama, sebuah kecupan perpisahan sepertinya. Setelahnya, Anastasha melepas pelukannya dari Darryl. Ia menatap Darryl sejenak, memperhatikan dan merekam baik-baik wajah kekasihnya di dalam memorinya. Anastasha pasti akan sangat merindukan pria itu. Saat Darryl mengalihkan pandangan, saat itu pula Anastasha pergi. Seiring langkah yang ia tempuh, pikirannya dipenuhi wajah kekasihnya yang sedang tertawa, dan juga menangis. Ia benar-benar pergi meninggalkan prianya, Darryl-nya yang kuat, namun juga rapuh. Anastasha tahu, untuk urusan merindu, Darryl sepertinya tidak suka itu. Tapi ini di luar kemauan, jadi Darryl harus menerima. Di dalam mobil, air mata Anastasha meluruh. Melihat Darryl-nya yang sepertinya sedang kebingungan mencari keberadaan dirinya. Ia melihat, di depan sana, Darryl menoleh ke kanan dan kiri, sepintas ia melihat raut takut di wajah tampan kekasihnya. Maafin Tasya, sayang. Anastasha pergi dulu, sampai jumpa ... I promise, that i'll love you in every step of mine ... I don't know how long I will love you, but ... it will be forever! Selamat tinggal, sayang... Selamat tinggal, Darryl-nya Tasya ...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook