bc

Istri Kecil Tuan Hansel

book_age18+
30
FOLLOW
1K
READ
contract marriage
HE
age gap
heir/heiress
sweet
bxg
scary
brilliant
loser
like
intro-logo
Blurb

Hansel Marquez pria berusia 30 tahun yang terus dituntut menikah oleh sang kakek. Namun, ia benar-benar belum siap untuk menuruti permintaan kakeknya, tapi untuk sebuah warisan yang akan jatuh ke tangannya, bagaimana pun caranya ia harus mencari cara. Dengan sangat kebetulan juga ia menemukan seorang gadis kecil yang ia tolong dari kejaran para berandal. Perjanjian tertulis pun terjadi, ia membawa gadis tersebut untuk dinikahi sebagai syarat dari sang kakek untuknya menjadi ahli waris sepenuhnya dari Dinasty Marquez.

chap-preview
Free preview
Kita Menikah!
"Cari istri atau kucoret dari list ahli waris Marquez Dinasti!" ancam seorang pria tua yang berdiri dengan tiga kakinya, ya, satu kaki lainnya adalah tongkat penyangga. Mata yang sudah tidak lagi tajam itu memaksa menatap tajam pada seorang pria tampan yang duduk dengan frustasi di depannya, yang tidak lain adalah cucunya sendiri, Hansel Marquez. "Tapi Kek ...." "Kakek mengantuk, kau keluarlah!" potong pria paruh baya tersebut, Ravindra Marquez. Dengan putus asa Hansel keluar dari kamar kakeknya. "Tuan, mau kuantar ke mana?" tanya sang asisten pribadi Hansel, Savian Altezaa. Yang sejak tadi menunggunya dengan setia didepan di depan kamar. "Tempat Rolland, kepalaku serasa mau pecah!" sahutnya yang kemudian berlalu pergi dan segera dibuntuti oleh Savian, sang asisten. Roda mobil mewah itu membawa Hansel membelah malamnya kota selepas hujan reda. "Sapri, pelan-pelan. Aku mau memejamkan mataku sebentar!" ucap Hansel membuat sang asisten segera menyahuti. "Savian, Tuan. Savian!" ujarnya seakan tidak terima dengan namanya yang diubah seenaknya oleh bosnya itu. "Apapun itu, terserah!" Savian memutar bola matanya jengkel, Hansel memang kerap memanggilnya dengan nama yang bahkan jauh dari nama aslinya. Suasana hening kembali terasa di dalam mobil, Akan tetapi suara teriakan meminta tolong samar-samar masuk kedalam indra pendengarannya. Membuat Hansel terpaksa harus membuka matanya. Sebenarnya ia tidak begitu peduli, tetapi teriakan itu membuat hati nuraninya tergerak dan segera mata elangnya mencari-cari asal suara jeritan meminta pertolongan itu. "Sapri!" panggil Hansel dan Savian lagi-lagi hanya bisa mendengus dengan ikhlas. "Ya, Tuan?" "Apa kau mendengar suara teriakan itu?" tanya Hansel masih mencari-cari asal suara teriakan tersebut. "Teriakan apa, ya, Taun. Saya tidak mendengar apa pun kecuali suara mesin mobil ini," jawab Savian membuat Hansel meringis tidak percaya. Lalu matanya menangkap seorang gadis yang tengah berlarian dengan dua orang berandal yang mengejarnya. "Haish!, benar kataku. Pendengaran mu memang terganggu! Lihat kesana!" sungut Hansel seraya menunjuk kearah gadis yang berlarian didepan beberapa deretan ruko yang sudah tutup pada malam itu. Savian mengikuti arah tunjuk Hansel. Ya, memang benar, ada seorang gadis yang sedang dikejar dua orang pria berandal disana. "Benar Tuan, Anda memang the best!" puji Savian. "Anak sekolah mana yang malam-malam begini masih keluyuran di luar, bahkan masih menggunakan seragam!" gumam Hansel heran. "Apa Anda akan menolongnya, Tuan?" "Menurutmu?" "Menurut saya tidak perlu, kita tidak tahu kejahatan apa yang ada di luaran sana. Karena sudah banyak modus-modus yang membuat para korban terjerat rencana kejahatan orang-orang seperti mereka," ucapan Savian membuat Hansel terdiam dan berpikir lagi untuk menolong gadis malang itu. "Tolonggg!" Gadis berseragam putih abu-abu itu terus berteriak meminta tolong, tapi tidak ada satupun satu pun yang berniat menolongnya bahkan orang-orang yang juga melintas pun hanya menonton karena mereka tidak mau kehidupan mereka ikut terseret dalam masalah itu. Gadis cantik itu terus berlari, dan sekarang tangisnya pun pecah karena sudah mulai lelah dan putus asa. "Ku mohon siapapun siapa pun tolong aku ...." lirihnya. "Menangislah anak manis, dan teriaklah sekencang mungkin. Hahahah!" ucap salasatu salah satu berandal itu. "Pergi jangan ganggu aku!" pekiknya tapi dua berandal itu tentu tidak peduli. Karena bagi mereka bertemu dengan gadis cantik ditengah malam seperti ini bagaikan bertemu dengan sebuah makanan yang lezat untuk mereka segera nikmati. Namun, saat dipersimpangan jalan, sebuah mobil berhenti di depannya yang pintunya sudah terbuka seolah-olah membantunya untuk melarikan diri. Tanpa berpikir panjang akhirnya gadis itu masuk kedalam mobil hitam itu dan mobil pun bergerak pergi. "Hah! Sial!" Kedua berandal itu marah karena santapan malam mereka terlepas dari tangan. Gadis tersebut menghela napasnya lega, karena bisa terlepas dari liarnya dua brandal tanpa tahu kalau saat ini mata elang Hansel menatapnya sinis. ''Kau sudah merasa aman?'' suara bariton Hansel mengejutkannya dan dia pun memutar kepalanya kebelakang dan suara bariton Hansel mengejutkannya. Gadis itu pun memutar kepalanya ke belakang dan dia melihat seorang pria berkharisma dengan wajah yang begitu tampan. Gadis itu tidak bicara apa pun, bahkan matanya saja tidak berkedip sedikitpun karena melihat pria berwajah dewa. ''Tampan,'' gumamnya. ''Ya? Kau mengatakan apa?'' tanya Hansel dan dengan segera gadis itu menyadarkan dirinya sendiri. ''Terima kasih, Om. Aku Azalea Corolline, orang-orang biasa panggil aku Lea,'' ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Dia menunggu Hansel menyambut jabatan tangannya. Namun, sepertinya Hansel tidak tertarik untuk berjabatan tangan dengannya, bahkan raut wajahnya tetap datar dan matanya tetap tajam. Maka gadis bernama Azalea itu menarik kembali tangannya. ''SKSD!'' cetus Hansen. ''Hah? Om mengatakan apa?'' ''Berhenti panggil saya Om! saya bukan Ommu!'' sungut Hansen. Namun, Lea tidak sama sekali merasa takut, ia justru memamerkan senyuman termanisnya. Savian justru cekikikan karena bosnya yang dipanggil 'Om' oleh gadis SMA itu. Mobil bergerak melaju pelan, semula suasana didalam mobil memang hening, tapi kemudian Alea bersuara kembali. ''Oh iya, terima kasih sudah membantu aku,'' ujar Alea dengan sopan hingga membungkuk sedikit. Hansel berdehem tidak peduli. ''Semua tidak ada yang gratis, Nona!'' ''Oh, Anda minta bayaran, ya? tapi aku tidak punya uang. Ah iya! Anda bisa mengantar saya untuk ambil uang dulu, bagaimana?'' Hansel berdecak kesal karena Alea yang terus berbicara banyak. ''Aku tidak butuh uangmu!'' sentak Hansel lagi, tapi lagi-lagi Alea tidak menunjukan kalau ia takut pada pria yang ada didepannya. ''Lalu apa?'' Hansel terdiam sejenak, ia mengingat dimana sang kakek menuntutnya untuk segera membawa seorang istri pada beliau. Ide gila itu muncul dengan sendirinya, matanya melirik ke arah Alea yang masih menatapnya dengan mata yang bulat. ''Ah, sudahlah lupakan!'' decih Hansel yang tidak yakin kalau idenya akan berhasil. ''Katakan saja, Om. Tidak perlu sungkan, asal tidak macam-macam!'' ucap Alea yang berbisik diakhir kalimatnya. Hansel memicing tajam dengan kata 'Macam-macam' dari Alea. Dia dia tahu betul apa yang di maksudnya. ''Ck, emmm … kau harus menikah dengan ku!'' Mendengar ucapan Hansel, bukan hanya Alea yang ternganga kaget, Savian pun sampai menginjak pedal rem tiba-tiba dan membuat guncangan serta decitan dari ban mobil yang mengakibatkan Hansel dan Alea hampir terjerembab. Namun, seperkian detik kemudian, Alea dan Savian justru tertawa terpingkal-pingkal sampai membuat Hansel bingung sendiri. "Hahahahahah!" tawa kedua orang itu. "Hey, ada apa dengan kalian?!'' pekik Hansel. ''Tuan, apa kau sedang bercanda?'' tanya Savian yang masih tertawa. ''Si Om lucu sekali, tiba-tiba ajak nikah! Hahahaha!'' timpal Alea yang juga masih menertawakan Hansel. ''Stop!! Aku serius!!'' pekik Hansel dengan nyaring sehingga membuat kedua orang itu menghentikan tawanya dalam sekejap.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.6K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.1K
bc

CINTA ARJUNA

read
12.5K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.2K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.3K
bc

Ayah Sahabatku

read
21.6K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
21.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook