bc

OFFICE GIRL KESAYANGAN CEO

book_age18+
6.6K
FOLLOW
27.1K
READ
HE
boss
stepfather
tragedy
bxg
brilliant
assistant
like
intro-logo
Blurb

"Kenapa dia bisa ada di sini? Kenapa mantanku yang jadi CEO-nya, sih?"

Elisa tidak pernah menduga bisa bertemu lagi dengan mantan kekasih yang pernah ia tinggalkan. Sayangnya kondisinya saat ini sungguh menyedihkan di mana ia tengah dalam pelarian, membuatnya mengambil keputusan cepat melamar pekerjaan sebagai seorang office girl di sebuah perusahaan.

Fabian tidak menduga bisa bertemu dengan sang mantan yang menyakiti hatinya. Seolah merasa semesta membantunya untuk membalas dendam, Fabian memanasi Elisa dengan mengumbar kemesraannya dengan Selly, tunangannya.

"Akan aku terima kamu bekerja di sini agar aku bisa menciptakan neraka buatmu, El."

Namun, bukan neraka yang berhasil diciptakan oleh Fabian untuk sang office girl cantik, justru dirinya yang semakin larut menahan rasa cinta di masa lalu yang semakin dalam karena pertemuan intens setiap hari dengan Elisa, office girl kesayangannya.

Dapatkah Fabian membendung rasa lama yang bersemi kembali pada sang office girl cantik dan memilihnya lalu melepas tunangannya?

Akankah Elisa mau menerima cinta Fabian kembali di tengah permasalahan besar yang membuatnya harus berada dalam pelarian?

Follow Ig @nuna_yu2022

Fb Nuna Yu

chap-preview
Free preview
Bertemu Kembali
“Elisa, antarkan kopi ini ke ruangan CEO baru kita lalu jangan lupa bereskan meja dan lap lantainya hingga bersih!” Reni, salah seorang office girl senior di Perusahaan Wiratama, memerintahkan Elisa untuk mengerjakan tugasnya. Saat ini Elisa sedang diuji untuk mengerjakan hal-hal berat, salah satunya membersihkan ruangan CEO di mana atasan mereka yang baru menjabat kurang lebih satu bulan lalu itu memiliki perangai buruk. Fabian Wiratama adalah sosok dingin dan juga pemarah yang suka membesar-besarkan masalah. Jika Elisa bisa sabar menghadapi CEO Fabian, maka dipastikan Elisa akan langsung diterima menjadi OG di perusahaan itu. “Baik, Bu.” “Ingat, lap meja dan lantainya sampai bersih lalu tunggu CEO kita datang! Yang menentukan kamu diterima atau tidaknya adalah komentar darinya serta ketahanan mental kamu menerima omelan kemarahannya.” Reni menjelaskan. Elisa seketika merasa cemas mendengar penuturan Reni. Ia tak boleh tertolak sama sekali karena uang yang ada di dompetnya hanya bisa bertahan tak kurang dari tiga puluh hari. Selepas itu, dirinya akan kelaparan karena tak punya pegangan uang lagi. Karena itu apa pun yang terjadi, Elisa harus mendapatkan pekerjaan itu. Wanita muda itu yakin bisa membersihkan ruangan CEO dengan sempurna, mengingat dua tahun ini dirinya memang berkutat dengan kebersihan rumah. Bahkan Elisa yakin akan tahan mendengar cacian, makian dan hinaan dari CEO-nya karena ia juga sudah kenyang mendapatkan cacian dua tahun belakangan. “Saya yakin bisa mengatasinya, Bu Reni.” “Bagus! Segeralah naik! Ruangannya ada di lantai dua puluh.” Elisa menunduk hormat pada Reni lalu meraih alat kebersihan dan secangkir kopi di atas meja, kemudian langsung naik ke lantai dua puluh. “Aku harus diterima di sini. Aku harus mendapatkan pekerjaan ini.” Elisa dengan semangat melangkah ke ruangan Fabian. Setibanya di lantai dua puluh, ia meletakkan kopi di atas meja CEO-nya tersebut setelah sebelumnya mengelap mejanya sampai bersih lalu melanjutkan merapikan meja, kemudian membersihkan ruangan hingga bersih berkilau. Setelah semuanya selesai, Elisa berdiri di depan pintu masuk, menanti CEO perusahaan datang. “Ah, itu dia! Itu pasti CEO-nya,” gumam Elisa menatap ke arah pintu lift yang baru terbuka di mana ia melihat seorang pria sedang melangkah ke arahnya. Wanita bertubuh mungil itu buru-buru merapikan bajunya, bersiap menyapa calon atasannya dengan ramah. Sambil menunduk hormat, Elisa mulai menyapa Fabian. “Selamat pagi, Pak. Saya calon office girl di sini. Nama saya Elisa. Mohon terima saya bekerja di sini!” Fabian bergeming, sempat terkejut sepersekian detik saat melihat wanita yang telah mematahkan hatinya dua tahun lalu ada di hadapannya. Wanita yang memberinya luka, membuatnya nyaris gila, bahkan harus melarikan diri ke luar negeri selama dua tahun, melanjutkan studi di sana untuk melupakan sakit hatinya, kini sedang menunduk hormat padanya. Rasa perih berbaur kebencian yang teramat sangat, menyeruak ke permukaan. Kenapa? Kenapa wanita itu kembali mengusik hidupnya? “Apa aku salah bicara? Kenapa tak ada jawaban dari calon atasanku ini?” Elisa bertanya-tanya dalam hati. Dua menit Elisa menunggu jawaban dari CEO-nya, tapi tak kunjung ada suara, membuatnya memberanikan diri mengangkat kepalanya. Dan betapa terkejutnya wanita mungil itu saat mengetahui siapa yang berada di hadapannya. “K-kamu!?” Elisa terperanjat, syok setengah mati melihat mantan kekasihnya tengah menatapnya tajam. “Kenapa kamu berada di sini? Apa tujuan kamu, hah?” hardik Fabian kasar. Tak ada lagi cinta yang tersisa selain dendam dan kebencian mendalam pada wanita cantik yang kini terlihat tak lagi terawat seperti dulu. Tubuh Elisa jauh menyusut dibanding saat masih bersamanya. Namun, Fabian tak peduli. Secepatnya ia harus mengusir wanita itu dari perusahaannya. “A-aku ... a-aku ....” Elisa tergagap, tak bisa berkata-kata. Ingin rasanya pergi dari sana sekarang, tapi tubuhnya membeku, jantungnya berdetak kencang. Rasa takut juga rasa bersalah berbaur dengan keinginannya yang besar untuk diterima di perusahaan itu karena lokasinya yang dekat dengan penginapan murah yang Elisa huni. Selain murah, hanya di sanalah wanita cantik itu merasa aman karena tak akan mungkin bisa ditemukan oleh siapa pun. Kini, Elisa bingung. Haruskah ia menyerah dan kabur dari sana dengan konsekuensi bulan depan kelaparan? “Apa!? Kamu mau apa? Kamu pasti punya tujuan jelek padaku, kan?” desis Fabian menatap penuh kebencian pada Elisa. Elisa kembali terkejut melihat kemarahan Fabian yang sebelumnya tak pernah ia lihat. Laki-laki rupawan itu selalu mencurahinya kasih sayang dan tak pernah sekalipun bicara kasar padanya. Kini Elisa gentar, takut, cemas, dan bingung harus berbuat apa. “Keluar!? Pergi dari perusahaanku!” usir Fabian lantang. Elisa tersentak lalu membatin, menguatkan tekadnya dalam hati. “Tidak, aku tidak boleh pergi dari sini. Hanya inilah satu-satunya perusahaan yang dekat dengan penginapan sehingga aku tidak perlu keluar uang lagi untuk biaya transport. Hanya di sini aku bisa bersembunyi.” Hanya perusahaan itu yang mau menerima wanita dengan ijazah SMK seperti dirinya. Meski pernah berkuliah, nyatanya Elisa tak sempat menyelesaikannya karena permasalahan kesehatan ayahnya. “Aku harus mengemis padanya. Aku harus memohon padanya agar diterima di sini. Persetan dengan masa lalu! Aku harus bertahan hidup.” Elisa menjatuhkan harga dirinya serendah-rendahnya di hadapan calon atasannya dengan mulai berlutut lalu memelas, meminta agar diterima bekerja di perusahaan itu. “Maafkan saya, Pak! Saya mohon bantulah saya! Saya membutuhkan uang. Hanya di sini yang mau menerima ijazah SMK saya.” Fabian tercengang. Apa yang Elisa katakan sungguh tidak masuk akal? Bukankah Elisa bertunangan dengan orang kaya sampai rela meninggalkannya lalu memutuskannya tanpa kata. CEO muda itu bahkan tahu kalau Elisa bertunangan dengan seorang pengusaha dari laporan teman-temannya. Bagaimana Fabian tak sakit hati dibuatnya? Kini, kenapa wanita yang telah menggoreskan luka, memelas meminta pekerjaan padanya? Apa yang terjadi sebenarnya? “Saya mohon, Pak! Terimalah saya jadi office girl di sini! Saya benar-benar membutuhkan pekerjaan ini,” pinta Elisa lagi. Fabian membeku, merasa dilema. Di satu sisi lukanya masih menganga. Dua tahun berada di luar negeri nyatanya tak bisa menghapus luka yang ditorehkan wanita mungil itu. Namun, rasa penasaran akan hidup Elisa juga mendominasi. Apa Elisa gagal menikah setelah bertunangan dua tahun lalu? Aneka ide jahat pun bermunculan di otak CEO muda itu. Apa semesta memberikannya kesempatan untuk membalas semua sakit hati yang ia alami? Dengan menerima Elisa di perusahaannya, bukankan ia bisa menyiksanya, membalaskan semua sakit hatinya. “Benar, kamu juga harus merasakan sakit hati yang kurasakan. Akan aku terima kamu di sini dan akan aku tunjukkan kalau kamu tak ada artinya sedikit pun lagi bagiku. Aku malah akan menciptakan neraka bagimu sehingga kamu menyesal telah membuangku, Elisa," batin Fabian dalam hati. “Baik, aku akan terima kamu di sini.” Elisa sungguh gembira diterima bekerja. Artinya ia bisa bertahan hidup bulan depan hingga seterusnya. “Terima kasih, Pak. Saya akan bekerja sebaik-baiknya.” Fabian menyeringai jahat sambil menyusun rencana demi rencana untuk menyengsarakan Elisa selama bekerja di perusahaannya. “Bagus, tapi ingat, kita orang asing. Kamu bawahanku yang bebas aku perintah kapan pun aku mau. Kalau kamu membantah, aku akan langsung memecatmu.” “Iya, Pak. Saya akan menuruti semua perintah anda.” Fabian tersenyum miring. “Sekarang berdirilah! Belikan aku sarapan yang biasa kita makan di kampus dulu!” Elisa membelalak. “Tapi, Pak ... kampus itu jauh dari sini.” “Kamu mau kupecat?” bentak Fabian kasar dengan mata melotot tajam. Elisa menggeleng pelan, menahan debaran jantungnya yang tak henti-hentinya berdegup kencang karena bentakan-bentakan mantan kekasihnya tersebut. “Tidak, Pak.” “Makanya jangan membantah! Aku ingin bakso dan ketoprak di kantin pak Maman di kampus kita dulu. Aku tunggu tiga puluh menit dari sekarang. Kalau telat, kamu aku pecat, Elisa Syafira.”

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook