the transmigration of a general's daugther

Daisy Reese Tabitha. Anak perempuan satu satu nya dari seorang Jendral militer yang bernama Austin Arthur dengan pasangan nya yang bernama Elena Reese. Daisy sudah didik dengan keras sejak berumur 7 tahun,tak hanya menguasai seni bela diri, ia juga bisa menguasai beberapa senjata tajam dan pistol serta beberapa bahan peledak. Daisy gadis cantik yang berumur 19 tahun,kini sering terlibat untuk menjaga perbatasan serta melakukan misi kemiliteran,tentu saja kegiatan yang dilakukan olehnya telah mendapat persetujuan dari pemimpin negara,tak hanya itu Daisy juga telah menjadi salah satu anggota inti militer sejak berumur 15 tahun. Dengan kecerdasan yang di atas rata rata dan kekuatan yang hebat, Daisy menjadi idola dikalangan remaja,selain cantik ia juga bisa melakukan seni bela diri dan jangan lupakan pangkat Ayah nya, siapa coba yang tak ingin menjadi gadis seperti Daisy atau menjadi pendamping seorang Daisy?. Beberapa Pria dari kalangan atas maupun bawah bahkan dari anak Menteri dan Pejabat tinggi lain nya pun menyukai Daisy,dan menginginkan Daisy menjadi bagian dari mereka. Namun, harapan itu pupus kala dengan tegas Daisy mengatakan bahwa prioritasnya kini hanyalah keamanan negaranya. Austin maupun Elena tak bisa berbuat apapun,ya walaupun di hati mereka senang karena jika Daisy memilih menikah muda pasti mereka tak bisa melihat Daisy setiap hari. "Ayah Ibu,Daisy pamit" kata Daisy sembari memeluk orang tuanya erat,walaupun ini bukan pertama kali nya ia harus berjauhan dengan kedua orang tuanya tetap saja ia akan merindukan mereka. "Daisy jaga diri baik baik jangan sampai kamu terluka,Ayah tak bisa mendampingi mu karena ada rapat petinggi,Ayah harap kamu pulang membawa kabar gembira,dan jangan anggap remeh misi kali ini,karena mereka tak segan segan membunuh anggota militer negara" kata Austin sembari mencium puncak kepala sang putri tercinta. "jangan sampai melupakan makan siang,Ibu tak mau kalau sampai kamu sakit disana,Ibu harap kamu kembali dengan keadaan yang sekarang" ucap Elena,memeluk putrinya dengan erat,rasa tak rela bergelayut di hatinya. Daisy melerai pelukan itu,tak ingin membuat sang Ibu merasa dirundung rasa sedih yang berlebihan,akhirnya Daisy berpamitan,dan berlalu dari hadapan kedua orangtua nya. Elena menatap kepergian Daisy dengan berkaca kaca, "jangan sedih,banyak lah berdoa kepada Tuhan agar anak kita kembali dengan selamat" kata Austin,membawa istrinya kedalam rumah. **** *** *** ** *** *** *** *** *** **** *** *** ** *** *** Daisy kini melihat ke arah pasukan yang lain,di ruangan ini hanya Daisy lah yang berjenis perempuan,semuanya laki laki. Walaupun begitu,tak ada yang berani memandang remeh Daisy,mereka tau dibalik wujud yang menawan ada iblis yang bersemayang. "untuk malam ini yang berjaga di pintu masuk camp Lion,Ben,Harry,Louis dan untuk pasukan A keliling camp 3 jam sekali secara bergantian dan B kalian melakukan persiapan dan pengecekan bahan bakar serta peralatan yang akan digunakan,untuk tugas pasukan C dan D saya serahkan kepada Daisy" ucap Dereck,selaku pemimpin komando,dan Daisy menjabat sebagai wakil nya. Semua pasukan yang mendengar titah sang pemimpin langsung melaksanakannya,pasukan C dan D menghadap ke arah Daisy,Daisy pun menghampiri mereka. Daisy merupakan inti pasukan khusus,yaitu pasukan The Night Wolf Lebih dikenal dengan nama Special Operations, terdiri dari angkatan darat yang menyediakan helikopter yang dipakai dalam Operasi Dendalion,operasi yang melibatkan pembunuhan. Seperti julukannya, Night Wolf adalah pasukan yang beroperasi di malam hari. Mereka dilatih untuk handal menggunakan senjata canggih dan beroperasi di segala situasi, di manapun di dunia, dengan presisi tinggi. Selain itu, mereka dituntut ahli melakukan serangan tanpa meninggalkan jejak di malam hari. "untuk tugas pasuka C kalian lakukan lah pengecekan pada senjata dan amunisi,dan untuk pasukan D,sebagian kalian bantu aku membuat makanan untuk anggota lain dan sebagiannya lagi bantu pasukan C untuk pengecekan senjata dan lain lainnya." ucap Daisy,disambut mantap oleh mereka. sekedar info pasukan A,B,C dan D,masing masing memiliki anggota 10 orang. "siap!" ucap mereka serempak. 90 menit berlalu,mereka kini mulai ber istirahat setelah tugas yang melakukan telah selesai kecuali yang berjaga malam. semuanya hening hanya ada suara jangkrik yang burung gagak yang menemani malam mereka. Daisy duduk diatas rumput sembari mengasah pisau kecil kesayangannya,sesekali mengamati sekitar,Daisy merasa aneh. "senyap sekali" gumam nya, Daisy memang sudah terbiasa akan kesunyian namun kesunyian kali ini membuatnya tak nyaman,insting nya mulai menajam. matanya tak sengaja menatap salah satu pengintai di atas pohon,dengan segera Daisy melempar pisau kecilnya ke arah pengintai itu. Bruk!!. suara sesuatu yang jatuh terdengar nyaring. namun suara itu tak membuat para pasukannya datang ke tempat Daisy,seketika Daisy berlari ke arah camp,dan BOOM!!. Daisy terkejut saat melihat pasukannya telah tumbang,ada yang pingsan dan ada yang bersimbah darah. "aku tak menyangka kalau pasukan yang dikirim oleh negara itu akan se lemah ini" kata seseorang yang Daisy tak kenal, ia yakin orang orang yang berkumpul disini ada lah pemberontak dan teroris. "apa yang kalian lakukan?" tanya Daisy dengan tenang,namun sorot matanya menjelaskan kekejaman yang akan terjadi sebentar lagi. "kau bodoh?bahan masakan yang digunakan oleh kalian itu adalah bahan yang sudah di tabur racun oleh pasukan ku,dan ada beberapa pasukan kalian yang tak memakan makanan itu termasuk kau!jadi aku tak salah jika harus membunuh sisanya" jawabnya. Daisy yang mulai tak tenang pun melawan kelompok itu,yang berisikan 25 orang. 15 dari mereka maju dan melawan Daisy,Daisy dengan santai nya melawan mereka,kurang dari 5 menit Daisy berhasil membuat mereka tumbang. Pemimpin pasukan itupun teriak tak terima lalu menyerang Daisy bersamaan,Daisy melawan mereka semua agak kewalahan,apalagi perlawanan dari sang ketua yang terlihat terburu buru dan brutal. Daisy pun berhasil membuat mereka semua tumbang. Daisy yang agak kelelahan pun menatap sekelilingnya,ia merasa gagal dalam misi ini karena tak bisa menjaga semua pasukannya,air mata tak sengaja menetes di pipinya. Ia mencari telecom,untuk menghubungi markas pusat Daisy mengatakan bahwa ia butuh bantuan, semua anggotanya telah tiada,misi kali ini gagal. namun tanpa Ia sadari bahwa misinya telah berhasil,pasukan yang ia bantai adalah pasukan yang mereka targetkan,tinggal menolong semua tawanan mereka. Saat Daisy keluar untuk melihat keadaan semua pasukannya,ia berharap ada salah satu dari mereka yang masih hidup. Namun,Daisy terkejut saat salah ketua dari kelompok itu masih berdiri dihadapan nya,memegang sebuah granat ditangan kanannya. "hahahaha sebelum pasukan mu datang,semuanya akan mati,termasuk kau!" katanya lalu menarik granat itu,dan menggengamnya,lalu berlari ke arah Daisy. Daisy yang belum melarikan diri pun ikut terkena imbasnya. Daisy terkapar dengan dengan darah yang keluar dari tubuhnya. "Ibu Ayah maafkan Daisy,Daisy tak bisa menepati janji" lirihnya lalu menutup mata,dengan. air mata yang mengalir dipipi nya yang penuh dengan darah.