bc

DIA LELAKIKU, BUKAN KAMU!

book_age18+
16.8K
FOLLOW
143.2K
READ
love-triangle
HE
boss
drama
bxg
city
addiction
like
intro-logo
Blurb

Addara Laksmi baru saja kembali dari perjalanan dinas di luar negeri sehari lebih cepat. Ia tak sabar untuk menemui suaminya, Daffa Raditya.

Namun, di depan pintu kamarnya, telinganya mendengar erangan, rintihan dan desahan yang membuat hatinya tidak enak sendiri. Jantungnya berdebar tidak menentu.

Addara tahu, ada yang terjadi di dalam kamar itu.. Dan saat itu juga, ia tahu, apa yang terjadi sepertinya akan membuat hatinya terluka.

Tubuhnya bergetar hebat, beberapa menit ia berdiri mematung, mendengarkan aktivitas yang sedang berlangsung di dalam kamar itu. Di dalam kamar tidurnya!!!

Sekujur tubuhnya mendadak dingin, ia gemetar.. Da-daffa?? A-apa yang kamu lakukan??? Addara tahu, ia tidak mungkin terus membeku dan membisu. Ia harus melihat apa yang terjadi dan memastikan kalau apa yang ia dengar memang seperti apa yang ia pikirkan.

Tangannya memegang handle pintu. Kemudian mulai bergerak memutarnya..

***

“Hanya waktu yang menguji sebuah kesetiaan, dan waktu membuktikan kalau kamu bukan untukku…” - Addara Laksmi, seorang perempuan yang tersakiti dan tak ingin lagi terluka.

***

Aksa Pradipta hendak menjemput sahabatnya di bandara. Namun, tiba-tiba saja ada yang mengetuk kaca mobilnya. Seorang perempuan, dan perempuan itu mengiranya sebagai pengemudi taksi online yang ia pesan.

Ia tadinya hendak berkata apa adanya kalau ia bukanlah pengemudi taksi online yang dimaksud. Namun, saat melihat perempuan itu, wajah cantiknya langsung menghipnotis dirinya. Matanya yang berbinar-binar dan senyumnya yang indah seakan menyihirnya.

Secara otomatis, Aksa pun mengangguk. Itu semua ia lakukan dengan reflek. Dan, sekarang, ia hanya diam menunggu perempuan itu membayar “jasanya”. Lucu, lucu sekali! Kenapa seorang Aksa Pradipta melakukan hal konyol ini?

Tiba-tiba ia melihat, perempuan tadi keluar dari rumahnya sambil menangis. Aksa kaget sekali. Apa yang terjadi?Aksa bingung, tapi melihat perempuan itu menangis, hatinya ikut merasa sedih. Ada apa ini?

***

“Sejak hari itu, kamu kamu hadir dalam ketiadaan, sederhana dalam ketidakmengertian, gerakmu tiada pasti, namun aku di sini, selalu menantimu. Entah mengapa…” - Aksa Pradipta, seorang lelaki yang setia menanti cinta itu datang.

chap-preview
Free preview
AWAL PERTEMUAN
Addara dengan semangat bergegas memesan taksi online dari bandara menuju rumah. Daffa pasti kaget aku pulang lebih awal! Ia tersenyum terus menerus, rasa senang membuncah di dirinya. Saat hendak mengecek plat nomor taksi online tersebut, ponselnya tiba-tiba mati. Oh tidak! Bagaimana ini? Tadi kalau tidak salah mobilnya Honda CRV. Ah, setidaknya tadi sempat mengirimkan pesan di aplikasi kalau ia menunggu di area drop off. Addara pun menunggu dengan tidak sabar. Tiba-tiba, mobil berlogo Honda mendekat ke area drop off. Ia membaca plat nomornya B 919 AP. Apa itu mobilnya? Tanpa ragu, Addara mengetuk kaca mobilnya dan langsung bertanya, “Ini yang ke Komplek Taman Bumi Persada bukan?” Pengemudi taksi online itu terlihat kaget, dan terdiam sesaat. Tapi kemudian mengangguk. Addara pun memasukkan kopernya ke bagasi dan masuk ke dalam mobil yang kemudian bergerak maju ke luar dari komplek bandara. “Maaf, ini sudah di Komplek Bumi Persada, blok berapa? Nomor berapa?” Pengemudi itu bertanya. Addara terbangun dari tidurnya, tubuhnya lelah, sepanjang perjalanan ternyata ia tertidur. “Blok H No 12,” Addara menjawabnya, “Maaf saya tertidur.” Pengemudi itu tersenyum, “Tidak apa-apa.” Akhirnya mereka pun tiba di depan rumahnya. Addara tersenyum lebar tak sabar bertemu suaminya setelah hampir sepuluh hari tidak bertemu. Mobil pun terhenti di depan rumah. “Mas, sebentar ya..” Addara membuka tasnya hendak mengeluarkan uang tapi dompetnya tidak ada. Tadi ia memilih pembayaran secara tunai, karena tidak mau ribet mengisi saldo e-wallet-nya mengingat ponsel sudah low-batt. Ta-tapi kemana dompetnya? Ta-tadi ada bukan? Kemana? “Do-dompet saya tidak ada. Boleh tunggu sebentar? Saya masuk dulu ke dalam rumah untuk mengambil uang..” Addara menatap pengemudi itu dengan tatapan memohon. “Silahkan mba,” pengemudi itu tersenyum dengan ramah. “Ok, sebentar..” Addara turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah yang gelap gulita. Kemana Daffa? Ia bergerak ke arah kamar tidurnya. Di depan pintu ia berhenti. Telinganya mendengar erangan, rintihan dan desahan yang membuat hatinya tidak enak sendiri. Jantungnya berdebar tidak menentu. Addara tahu, ada yang terjadi di dalam kamar itu.. Dan saat itu juga, ia tahu, apa yang terjadi sepertinya akan membuat hatinya terluka. Tubuhnya bergetar hebat, beberapa menit ia berdiri mematung, mendengarkan aktivitas yang sedang berlangsung di dalam kamar itu. Di dalam kamar tidurnya!!! Sekujur tubuhnya mendadak dingin, ia gemetar.. Da-daffa?? A-apa yang kamu lakukan??? Addara tahu, ia tidak mungkin terus membeku dan membisu. Ia harus melihat apa yang terjadi dan memastikan kalau apa yang ia dengar memang seperti apa yang ia pikirkan. Tangannya memegang handle pintu. Kemudian mulai bergerak memutarnya.. *** Pengemudi itu dengan sabar menanti di depan rumah bernomor 12 itu. Ia tersenyum lebar. Kelakukannya di luar nalar! Ia, Aksa Pradipta hendak menjemput sahabatnya di bandara. Namun, tiba-tiba saja ada yang mengetuk kaca mobilnya. Seorang perempuan, dan perempuan itu mengiranya sebagai pengemudi taksi online yang ia pesan. Aksa tadinya hendak berkata apa adanya kalau ia bukanlah pengemudi taksi online yang dimaksud. Namun, saat melihat perempuan itu, wajah cantiknya langsung menghipnotis dirinya. Matanya yang berbinar-binar dan senyumnya yang indah seakan menyihirnya. Secara otomatis, Aksa pun mengangguk. Itu semua ia lakukan dengan reflek. Dan, sekarang, ia hanya diam menunggu perempuan itu membayar “jasanya”. Lucu, lucu sekali! Kenapa seorang Aksa Pradipta melakukan hal konyol ini? Ia lalu teringat niatnya saat berada di bandara tadi. Aksa mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan pada Maha Abimana, sahabatnya yang tadinya hendak ia jemput di bandara. Saat membuka ponselnya, ia melihat kalau memang Maha telah mengirimkan pesan padanya. Maha : Kamu dimana? Aksa : Aku batal jemput. Maha : What?? Ini sudah menunggu setengah jam. Gila! Aksa : Memang aku gila. Nanti aku mampir ke rumah, akan aku jelaskan! Maha : Terserah. Aksa hanya tertawa, ia tahu kalau Maha pasti marah. Tapi, bagaimana lagi? Tiba-tiba ia melihat, perempuan tadi keluar dari rumahnya sambil menangis. Aksa kaget sekali. Apa yang terjadi? Perempuan itu kembali naik ke dalam mobilnya sambil berurai air mata dan bicara dengan memelas, “Ma-maafkan saya, apa bisa mengantarkan saya ke Apartemen Park Royal? Tolong saya.. Nanti saya bayar sekalian setelah tiba di apartemen.” Aksa bingung, tapi melihat perempuan itu menangis, hatinya ikut merasa sedih. Ada apa ini? “Ok mba..” Aksa langsung bergerak maju menuju Apartemen Park Royal. Sepanjang jalan, perempuan itu tersedu-sedu terus menangis tiada henti. Ia bingung harus berbuat apa, dan akhirnya hanya diam, fokus untuk terus menyetir. Selang setengah jam perjalanan, mereka pun tiba di Apartemen Park Royal. Aksa menggerakkan mobilnya masuk ke lantai basemen. Kemudian memarkirkan mobilnya. Ia diam, tidak berani mengusik perempuan cantik yang terus saja menangis di kursi belakang mobilnya. “A-apa ki-ta su-dah ti-ba?” Perempuan itu bertanya sambil terbata-bata. “I-iya mba..” Aksa gugup sekali menjawabnya. “Te-terima kasih.. Sa-saya harus naik dulu untuk mengambil uang,” Perempuan itu terlihat menghapus air matanya. Kemudian turun dari mobil. Aksa melihat dari kaca tengah mobil, perempuan itu bersusah payah menurunkan koper dari bagasi mobilnya. Ia pun turun hendak membantunya, “Saya bantu.” “Po-ponsel saya mati. Ja-jadi tidak bisa transfer langsung saat ini. Tu-tunggu ya.. Saya naik dulu.. Apartemen saya di lantai 11, jadi mungkin agak lama,” Perempuan itu menatapnya dengan memelas. Aksa begitu tersentuh melihat tatapan matanya. Perempuan ini tersakiti, ia tahu itu.. Ingin rasanya ia melindunginya.. Kenapa? Apa atau siapa yang tega membuatnya menangis sedih seperti ini? “Ka-kalau tidak keberatan, saya ikut naik ke lantai 11. Sekalian saya bantu membawakan kopernya..” Aksa dengan berani menawarkan diri. “Ti-tidak apa-apa?” Perempuan itu bertanya dengan lembut. “Tidak apa-apa. Supaya mba juga tidak bulak balik..” Aksa menjawabnya. “Te-terima kasih..” Perempuan itu merapatkan bibirnya dan mencoba tersenyum. Aksa tahu, tubuhnya merasakan getaran yang tidak biasanya. Perempuan ini memesonanya. Meski matanya sembab dan merah, tapi ada ketulusan dan kelembutan di balik mata indah itu. Ia membawakan koper perempuan itu dan mengunci mobilnya. Kemudian mengikuti perempuan itu memasuki lift, dan naik ke lantai 11. *** Addara merasa malu menangis di depan lelaki tak dikenal. Pengemudi taksi online ini mungkin saja mentertawakannya dalam hati. Tapi, bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Namun, lelaki di sampingnya ini memiliki wajah tenang dan karismatik, jadi tidak membuatnya takut. Sehingga, saat menawarkan dirinya membantu membawakan koper, Addara menyambutnya dengan senang hati. Ia terlalu lemas untuk membawa koper besar itu. Setibanya di lantai 11, Addara menarik nafas panjang. Ia bergerak menuju apartemennya di nomor 1107. Lelaki itu terus mengikutinya. Addara pun membuka kunci apartemennya dengan passcode. Saat memencet passcode itu, hatinya merinding sendiri. Passcode itu adalah tanggal pernikahannya. Lupakan semuanya Addara! Kamu harus kuat! Addara mengambil uang di kotak yang ada di ruang tengah apartemen, lalu menyerahkannya pada lelaki yang menunggu di luar lorong apartemennya. “Saya tidak tahu berapa ongkosnya, ponsel saya mati. Kalau ada kekurangan, info saja nanti di chat aplikasi ya. Saya nanti charge dulu ponselnya,” Addara mencoba tenang dan menyerahkan uang itu. Lelaki itu hanya tersenyum, “Sudah cukup. Terima kasih..” “Sama-sama,” Addara membalas senyumannya. Entah kenapa, senyum lelaki itu sedikit membuatnya tenang. “Saya pergi dulu,” lelaki itu kemudian menyodorkan kopernya. Addara mengambil koper itu. Namun, saat itu, tangan mereka tak sengaja bersentuhan. Addara menatap dengan kaget dan melepaskan tangannya. Sedangkan Aksa dengan gugup mencoba tersenyum. Ia tahu, ada sengatan listrik di tubuhnya.. Sepertinya, ia telah menemukan jodohnya! Ya, perempuan ini, yang ada di hadapannya, telah menarik hatinya.. Kita pasti akan ketemu lagi.. Aksa berbalik dan melangkah pergi. Addara ikut berbalik dan menutup pintu. Saat itu, mulai tercipta satu ikatan tak terlihat antara keduanya. Addara yang terluka akan menemukan pelipur laranya, Aksa yang telah lama menanti cinta, akan segera menemukannya. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook